Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BERKEMBANGNYA platform media hiburan, membuka pintu yang sangat lebar bagi karya-karya berkualitas dari mediun tulisan, baik novel, cerita pendek (cerpen), puisi, bahkan biografi. Karena itu, kondisi yang memberi ruang terbuka bagi proses kreatif menulis itu harus dimanfaatkan.
Namun yang penting, penulis harus cermat membaca kontrak perjanjian ketika karyanya dialihkan ke dalam film maupun bentuk hiburan lain di platform beragam, seperti film untuk bioskop, film untuk Youtube, maupun media sosial lainnya.
Demikian rangkuman dari acara Sarasehan ketiga Perhimpunan Penulis Satupena bertema “Dari Halaman ke Layar” yang diselenggarakan via zoom, Minggu petang (18/7) yang menghadirkan sutradara Garin Nugroho, novelis dan penulis Sekar Ayu, dan novelis produktif, Asma Nadia.
Garin mengatakan, alih wahana atau adaptasi bisa berasal dari macam-macam karya. “Sebanyak 90% karya film saya dari adaptasi yang berasal dari novel, cerpen, musik, dan juga puisi. Misalnya film A Perfect Fit yang baru dirilis di Netflix,” kata Garin yang baru kembali dari Eropa mementaskan karya musikalnya.
Menuru Garin, ada karya tulis baik novel maupun cerpen yang mudah dan sebaliknya sulit diadaptasi ke film. Yang mudah seperti novel “Boemi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer. Sebaliknya yang sulit seperti karya-karya Iwan Simatupang.
Garin juga mengingatkan adaptasi dari karya tulisan ke film, harus diperhatikan peruntukannya. Sebab jika untuk film bioskop, amat berbeda dengan film untuk platform Youtube.
”Karakter media dan penonton harus diperhatkan untuk keberhasilan adaptasi sebab beda antara penonton bioskop dan penonton Youtube,”katanya.
Untuk adaptasi dari novel, Garin mengungkapkan tiga dimensi. Pertama, punya penonton sendiri (pembaca novel). Kedua, penonton akan membandingkan karya film dan novel aslinya, dan ketika, penonton bebas menilai bagus atau jeleknya film.
Lepaskan Hak
Sementara itu novelis Sekar Ayu yang sejumlah karyanya difilmkan mengaku jika dirinya melepaskan hak atas karyanya itu ke produser atau mereka yang akan mengadaptasi karyanya ke film.
“Tujuannya agar mereka bebas membuat visual dari karya tulis yang telah dibuatnya. Apapun hasil filmya, itu karya mereka, meski basisnya dari bukunya. Bahasa film dan bahasa tulis itu berbeda,” katanya.
Seperti diketahui, beberapa film yang diadaptasi dari karya Sekar antara lain “Daun di Atas Bantal” yang meraih sejumlah penghargaan. “Dalam pembuatan film itu, saya tak ikut campur, itu hak mereka,” ujar Sekar.
Dalam sarasehan ini, Sekar kembali mengungkapkan keingiannya untuk membuat film tentang tokoh musisi Betawai yang amat terkenal, Ismail Marzuki yang diinspirasi dari karya berjudul “Pasar Gambir”.
“Rencana membuat film tentang Ismail Marzuki ini sudah lama sekali dan kemarin sebelum pandemi sudah akan shooting, tapi terkendala lagi. Jika film yang ada unsur love story ini terwujud, saya tidak akan membuat film lain. Hanya satu film itu,” tegas Sekar.
Sebaliknya, novelis Asma Nadia yang banyak novelnya difilmkan, bahkan berseri, mengaku tetap ikngin terlibat dalam pembuatan film, tujuannya agar film yang diangkat dari novelnya sesuai dengan karakter cerita dan penonton puas. Bahkan, dia kerap diminta produser untuk mengusulkan siapa pemain yang pas dengan karakter cerita.
Dalam proses adaptasi novel ke film lanjut Asma Nadia, dirinya selalu mengingatkan agar unsur SARA jangan digambarkan dalam film, sebab kaan menimbulkan gelombang protes.
“Jadi, sutradara, produser, penulis skenario selalau diskusi sebelum pembuatan film,” katanya.
Asma juga selalu berusaha untuk membantu bagaimana film yang diadaptasi dari karyanya ditonton. “Saya sering lho bareng suami dan anak-anak promosi film dari karya saya. Ini bagian dari komitmen kita agar adaptasi juga menguntungkan semua,” tambahnya.
Sarasehan ketiga Satupena ini diikuti hampir 100 peserta. Forum ini dimaksudkan untuk meramaikan ajang pertemuan akbar para anggota Satupena untuk memilih pengurus baru. (RO/OL-09)
FILM horor komedi Rumah Dinas Bapak yang disutradari Bobby Prasetyo akan rilis pada 8 Agustus 2024. Dibintangi Dodit Mulyanto, Putri Ayudya, Fajar Nugra, Sadana Agung, Yasamin Jasem
Bahkan judul novel dan film tersebut pun sama. Heartbreak Motel adalah film bergenre drama. Tentu saja dalam film ini terdapat aktor-aktor ternama yang memerankannya.
Setelah lima tahun absen dari dunia perfilman, aktor Korea Selatan, Joo Jung Suk kembali bermain film komedi berjudul Pilot.
Sidharta Tata menjelaskan ide cerita film Sakaratul Maut berasal dari hal-hal kecil dan umum terjadi dalam konteks ruang sosial masyarakat, terutama di kampung.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Film dokumenter All Access to Rossa 25 Shining Years memperlihatkan perjalanan karier Rossa di industri musik serta perjuangannya sebagai ibu bagi putra semata wayangnya.
Ustaz Muhammad Abu Rivai juga menekankan pentingnya suami istri membiasakan untuk memperjelas kepemilikan harta di dalam keluarga.
Tema yang diambil dalam buku perdana ini adalah "Bermain dan Permainan pada Pendidikan Anak Usia Dini".
Kemendikbudristek mengalihwahanakan 100 judul buku bacaan bermutu (buku cerita bergambar) ke dalam bentuk buku Braille.
GALERIKERTAS Studiohanafi mengadakan sesi bedah buku novel berjudul Bek karya Mahfud Ikhwan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) meluncurkan buku berjudul Sehari Satu Dongeng.
Buku Eat, Play, Love merupakan profil perusahaan yang dibuat dengan konsep storytelling sehingga tidak seperti umumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved