Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARI ini, 21 Maret 2021 merupakan peringatan Hari Down Syndrome Sedunia (HDSD). Mengutip laman World Down Syndrome Day, peringatan HDSD di 2021 memiliki tema Connect.
Tema itu memiliki makna agar dapat tetap terhubung dan membagikan pengalaman ataupun pengetahuannya serta mendukung kesetaraan untuk orang- orang yang mengalami Down Syndrome.
Tema itu pun terinspirasi dari pandemi covid-19 yang mengharuskan kita beradaptasi untuk tetap terhubung satu sama lain dan menjadi peluang mencari cara baru untuk terus terhubung.
Berikut ini beberapa fakta untuk mengenai Down Syndrome yang perlu diketahui.
Down Syndrome bukanlah sebuah penyakit karena itu tidak bisa diobati. Kondisi ini terjadi karena kelainan kromosom yang dialami seseorang akibat jumlah kromosomnya melebihi kromosom pada umumnya.
Dokter Kandungan Andrianjsah Dara SpOG menjelaskan jika normalnya manusia memiliki 46 kromosom dari 23 pasang kromosom pada saat lahir, maka orang yang mengalami Down Syndrome memiliki satu kromosom lebih sehingga ia memiliki 47 kromosom.
Kelainan kromosom yang dikenal juga sebagai trisomi 21 atau kelebihan jumlah kromosom pada kromosom nomor 21 yang berjumlah tiga (tri) sementara orang normal pada umumnya hanya memiliki dua.
Baca juga: Deteksi Dini Down Syndrome Sejak Dalam Kandungan
Para pengidap down syndrom memiliki angka kehidupan tinggi dibanding dengan kelainan genetik lainnya seperti trisomi 13 (sindrom patau) ataupun trisomi 18 (sindrom edward).
Ahli Sitologi Genetika dokter Lydia Pratanu dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita menyebutkan dua ciri khas yang dimiliki orang down syndrome adalah lemas otot dan perubahan wajah.
Lemas otot artinya pemilik down syndrome tidak memiliki otot yang kuat dan cukup lemah dalam kegiatan fisik. Sementara untuk perubahan wajah bisa terjadi karena struktur kepala yang berubah.
Keterbatasan pada fisik maupun intelektual juga umum dialami para pemilik down syndrome. Di samping itu mereka juga rentan terserang penyakit karena sistem imun yang kurang optimal. Semuanya itu terjadi akibat adanya kelebihan satu kromosom.
Untuk menegaskan Down Syndrome bukanlah penyakit sehingga tidak bisa diobati. Meski demikian stimulasi sejak awal kelahiran dapat membantu para pemilik down syndrome menjalani kehidupan normal.
Stimulasi dengan melatih kekuatan otot lewat fisioterapi juga lambat laun dapat membuat kekuatan otot bertambah seiring berjalannya waktu.
Selain itu, stimulasi aktivitas seperti berjalan- jalan di taman, berkenalan dengan warga sekitar, melukis, hingga mendengarkan musik juga memengaruhi para pemilik kelainan kromosom itu untuk dapat memahami bentuk interaksi dan sosialisasi yang ada di masyarakat.
Dengan stimulasi yang tepat dan dilakukan sejak dini, orang yang mengalami down syndrome dapat hidup secara normal dan tidak terhalang keterbatasannya. (Ant/H-2)
Survivor 7+ syndrome juga mengalami global developmental delay (GDD) atau keterlambatan perkembangan umum pada anak.
Faktor seperti usia orang tua, defisiensi nutrisi, folat, dan kelainan pada metabolisme B12 diduga bisa menjadi penyebab down syndrome.
Kromosom adalah komponen penting dalam sel manusia yang terdiri dari 44 buah atau 22 pasang kromosom tubuh (autosom) dan sepasang kromosom kelamin (gonosom).
Pewarisan sifat, juga dikenal sebagai hereditas, merujuk pada penurunan karakter atau sifat-sifat dari orang tua atau induk kepada keturunan mereka.
Hirschsprung menyebabkan gangguan buang air besar (BAB) pada bayi.
Ada 8.000 jenis penyakit langka dan 350 juta penyandang yang kemudian 35% kematian di tahun pertama. Di Indonesia, ada 1 per 5 juta bayi baru lahir berisiko mengalami kelainan metabolik.
Sekitar 40.000 tahun yang lalu, Homo sapiens muncul dari Afrika menggantikan Neanderthal, yang telah hidup di Eurasia barat selama ratusan ribu tahun.
Penelitian terbaru menggunakan analisis DNA pada sisa-sisa kuburan kuno di Hongaria telah mengungkap pola pernikahan dan kehidupan sosial yang menarik di kerajaan kuno suku Avar.
Laboratorium pemeriksaan DNA forensik, Genos Laboratory, meraih Sertifikat ISO 9001:2015.
PADA 24 Oktober 2023 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berulang tahun ke-73. Sejarah perjalanan IDI cukup panjang.
KASUS tertukarnya bayi di Rumah Sakit Sentosa Bogor menjadi pelajaran perlunya segera dibentuk majelis disiplin yang merupakan amanah dari UU Kesehatan yang baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved