Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GRUP musik indie Efek Rumah Kaca (ERK) akan menerapkan pendekatan berbeda saat memainkan set panjang dengan durasi minimal 150 menit dari seluruh lagu di album Rimpang. Dijadwalkan, band indie ini akan tampil secara live di Stadion Tennis Indoor Jakarta, Kamis (27/6).
Rimpang dalah album keempat dari kelompok musik yang beranggotakan Cholil Mahmud (vokal), Poppie Airil (bass), Akbar Bagus Sudibyo (drums), dan Reza Ryan (gitar). Dirilis pada 27 Januari 2023, album ini berisi 10 lagu yang digarap dengan pendekatan yang lebih kompleks tapi segar.
“Dalam pola kerja kami, menggarap lagu di studio selalu memiliki kebebasan teknis yang luar biasa lebar. Kadang, tidak pernah berpikir dulu bagaimana memainkannya di atas panggung karena pendekatan artistik yang berbeda. Rekaman ya rekaman, main live ya main live,” jelas gitaris ERK Reza seperti dilansir dari Antara.
Baca juga: Efek Rumah Kaca Rilis Album Keempat
Reza menambahkan, membutuhkan waktu untuk mempersiapkan semua lagu agar bisa dimainkan. Menurutnya, ada beberapa elemen yang perlu disesuaikan atau dengan pendekatan suara dan aransemen yang berbeda.
Sementara pemain bass Poppie Airil mengatakan lewat konser nanti, ERK ingin menjalarkan ide dan membawa pengalaman yang terekam baik untuk semua orang yang hadir.
Baca juga: Efek Rumah Kaca Segera Luncurkan Album Keempat
ERK akan tampil bersama beberapa musisi tambahan yang sudah bermain bersama selama beberapa tahun terakhir yaitu Agustinus Panji Mahardika, Cempaka Surakusumah, Gracia Andrea, Irma Hidayana, Muhammad Asranur, dan Nastasha Abigail.
ERK berkolaborasi dengan Plainsong Live, promotor asal Jakarta yang dikenal luas karena festival penuh kesenangan Joyland Festival, untuk mengerjakan pertunjukan Rimpang.
Sementara itu vokalis ERK Cholil Mahmud, mengungkapkan bahwa kolaborasi dengan Plainsong Live merupakan hal menyenangkan karena kedekatan yang terjalin dengan pihak-pihak dalam upaya merepresentasikan album dengan
baik.
“Kami sudah sama-sama kenal, jadi keinginan masing-masing juga bisa dikejar dengan mudah. Yang paling penting, bagi Efek Rumah Kaca, materi album Rimpang, perlu dipresentasikan dengan baik supaya pesan yang dikandungnya juga sampai pada publik,” katanya.
ERK memang belum merilis album penuh sejak Sinestesia menyapa penggemarnya atau yang akrab disapa Penerka, pada akhir tahun 2015.
Kelompok ini sempat menelurkan mini album Jalan Enam Tiga pada 2020 lalu.
Sejak itu, perlahan kuartet ini mengumpulkan materi lagu, mengaransemen, membongkar ulang, hingga menyelesaikan proses rekaman sepuluh lagu di dalam Rimpang.
Rimpang merupakan salah satu judul lagu di album ini yang dianggap paling tepat untuk mewakili pesan ERK. Terinspirasi dari teori rhizome oleh Deleuze dan Guattari, Rimpang adalah gambaran tentang betapa harapan-harapan, baik yang kecil maupun besar, muncul secara acak, tak linier, tanpa hirarki, dan dalam berbagai situasi, serta menjalar secara diam-diam.
ERK juga tidak sendirian dalam menggarap album Rimpang karena turut menggamit sejumlah seniman seperti Suraa dalam nomor Fun Kaya Fun, serta jagoan hip-hop Morgue Vanguard pada lagu Bersemi Sekebun.
Pertunjukan Rimpang direncanakan menampung penonton pada ruangan berkapasitas 4.000 orang. Calon penonton kini hanya tinggal bisa memilih kelas tipe Festival dengan harga tiket Rp 388.000, Tribune B dengan harga tiket Rp 358.000, Tribune C dengan harga tiket Rp298.000, di www.plainsonglive.id/erk. Kelas lain sudah habis terjual dan tidak tersedia lagi. (Z-10)
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Produser Dance for All Nala Amyrtha mengatakan pertunjukan ini bisa dinikmati seluruh kalangan dan sebuah ajakan menari untuk semua.
Pada pertunjukan ini Dere ingin mengajak penonton yang hadir untuk berbahagia merayakan dinamika perputaran yang terjadi dalam hidup
Pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke kali ini bertema Pahlawan Nusantara dan akan menggabungkan tarian tradisional dan kontemporer serta musik modern dan tradisional
Pagelaran wayang kulit ini tidak hanya sekedar tontonan namun juga sebagai ajang mempererat tali silaturahmi.
Pertunjukan musik simfoni ini terinspirasi oleh lagu-lagu dari beberapa video games populer.
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved