Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ekonomi Digital RI Ditargetkan Tembus 110 Miliar Dolar AS

Insi Nantika Jelita
18/7/2024 21:04
Ekonomi Digital RI Ditargetkan Tembus 110 Miliar Dolar AS
Konsumen melakukan pembayaran non tunai menggunakan Quick Response Code(Antara)

MENTERI Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia di 2025 tembus 110 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp1.779 triliun (kurs Rp16.176). Jumlah tersebut didukung dari banyaknya jumlah perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah startup terbanyak keenam di dunia dengan 2.566 perusahaan per Januari 2024, berdasarkan laporan Startup Ranking. Peringkat ini di bawah Amerika Serikat dengan 78.073 startup, India dengan 16.302 startup, Inggris dengan 7.079 startup, dan Australia (2.793). Namun, posisi Indonesia di atas Jerman dengan 2.445 startup, Prancis dengan 1.650 startup, Spanyol dengan 1.492 perusahaan dan Brazil dengan 1.185 perusahaan.

"Untuk startup, kita patut berbangga, karena kita menempati peringkat 6 besar dunia," ujarnya dalam acara Tech Link Summit 2024 di Gedung PIDI 4.0 (Pusat Industri Digital 4.0), Jakarta, Kamis (18/7).

Baca juga : Transformasi Digital Indonesia melalui Inovasi Startup

"Startup kita turut berkontribusi menghasilkan nilai ekonomi digital Indonesia yang mencapai 82 miliar dolar AS di 2023 (Rp1.326 triliun) dan kita dorong di 2025 sampai ke angka 110 miliar dolar AS," lanjutnya.

Untuk mencapai target tersebut, Agus menegaskan pihaknya mendorong akselerasi implementasi inovasi teknologi sesuai tuntutan pasar. Kolaborasi yang baik antara startup, industri, akademisi, dan pemerintah diharapkan mempercepat adopsi teknologi terbaru di bidang manufaktur yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

"Untuk itu, industri manufaktur harus terus memperkuat daya saingnya. Dengan Making Indonesia 4.0, industri dalam negeri harus mampu melakukan lompatan inovasi teknologi," ucapnya.

Agus kemudian menjabarkan berdasarkan data World Bank, Indonesia berada di posisi ke-12 Top Manufacturing Countries by Value Added Dunia pada 2023 lalu, dengan nilai tambah manufaktur mencapai 225 miliar dolar AS. Berada di bawah negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, India, Korea Selatan, Meksiko, Italia, Perancis, Brazil, dan Inggris.

"Posisi Indonesia ini jauh di atas Thailand yang berada diperingkat 22 dengan nilai 128 miliar dolar AS dan Vietnam di peringkat 24 dengan nilai 102 miliar AS dolar," jelasnya. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya