Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Soal Dugaan Skandal Impor Beras, Kerawanan Pangan Indonesia Makin Nyata

Media Indonesia
17/7/2024 09:10
Soal Dugaan Skandal Impor Beras, Kerawanan Pangan Indonesia Makin Nyata
Ilustrasi(Ist)

HARGA beras medium hingga pandan wangi di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur terpantau mengalami kenaikan. Dari pantauan untuk beras premium berkisar diangka Rp 15.000/Kg, medium Rp12.000- Rp 13.000/Kg dan harga tertinggi jatuh pada pandan wangi Rp19.000/Kg

Hal ini sesuai dengan yang berada di panel harga badan pangan nasional atau Bapanas. Dalam acuan panel harga Bapanas beras medium di jual sekitar Rp 15.670 mengalami kenaikan harga sekitar Rp 180 sedangkan medium Rp 13.600 naik Rp 90.

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengakui Indonesia saat ini rentan terhadap gejolak harga bahan pangan lantaran perubahan iklim. Kenaikan tersebut juga bisa berdampak dari skandal mark up beras Bapanas-Bulog Gate 2024.

Baca juga : Soal Kasus Dugaan Mark Up Impor Beras, Politikus PDIP Ajak Perangi Bandit-Bandit Pangan

“Indonesia masih akan rentan terhadap gejolak harga bahan pangan sebab perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir juga makin meninggikan risiko krisis pangan, seperti yang terjadi akibat fenomena La Nina,” kata dia dikutip, Rabu (17/7).

Kemudian, Ia mengingatkan, dampak bahaya dari perubahan iklim seperti fenomena La Nina yang menyebabkan lonjakan harga beras. Menurutnya, fenomena perubahan iklim seperti La Nina telah membuat kehilangan musim panen.

"Awal tahun ini sampai dengan tahun lalu kita terkena La Nina Effect di mana kita missing di pola panen yang bergeser,” jelas dia.

Baca juga : Penggelembungan Biaya Impor Beras Rugikan Negara dan Masyarakat

Pada akhirnya, lanjut dia, dampak perubahan iklim akan membuat produktivitas agraria dalam negeri menurun. Dia mengakui, imbas dari fenomena perubahan iklim tersebut akan membuat pemerintah kembali membuka keran impor.

“Akhirnya produktivitas dari dalam negeri, misalnya untuk agraria menurun, itu yang membuat tahun lalu dan mungkin juga awal tahun ini kita melakukan impor beras," pungkas dia.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto saat membeberkan fakta terbaru dari permainan skandal dugaan mark up impor beras. SDR telah melaporkan skandal mark up impor beras Bapanas-Bulog Gate 2024 ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Bahwa berdasarkan data yang kami temukan diperoleh informasi rata-rata harga yang dikenakan (Bulog)untuk beras seharga USD 660/ton cost, insurance, and freight (CIF),”  kata Hari Purwanto, Minggu (14/7). (Nov)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya