Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KELOMPOK Hacker ransomware yang bernama LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan sistem layanan di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan mengancam akan menyebarkan data 15 juta nasabahnya. Apa respons BSI?
"Untuk sementara, tanggapan yang dapat disampaikan hanya melalui keterangan resmi saja," kata Corporate Secretary BSI Gunawan Arief Hartoyo saat dihubungi, Sabtu (13/5).
Senada dengan hal tersebut, Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Komaruddin Hidayat juga enggan berkomentar lebih jauh saat ditanya mengenai kebenaran serangan ransomware terhadap sistem IT BSI oleh kelompok hacker LockBit yang membuat layanan BSI tersebut lumpuh berhari-hari. "Itu saja jawaban yang dapat disampaikan (lewat keterangan resmi)," ujarnya.
Baca juga : Diserang Hacker, Pakar Siber: BSI Kena Ransomware, Segera Ganti Data
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menegaskan, saat ini seluruh layanan perbankan perseroan sudah berangsur normal dan pulih sejak Kamis (11/5) kemarin. Gangguan yang dialami IT BSI sendiri sudah dapat dipulihkan dan itu merupakan response recovery yang baik.
"Gangguan di IT BSI sebenarnya telah dapat dipulihkan (recover operation) segera dan ini merupakan response recovery yang baik. Prioritas utama kami menjaga data dan dana nasabah,” kata Hery dalam keterangannya, Sabtu (13/5).
BSI telah menyiagakan sebanyak 434 kantor cabang se-Indonesia untuk membuka operasional pada Sabtu (13/5) dan Minggu (14/5) demi melayani kebutuhan nasabah.
Baca juga : Terserang Ransomware, Nasabah BSI Diminta Update Data Berkala untuk Perkuat Keamanan
LockBit Beri waktu 72 jam
Seperti diposting oleh akun Twitter @darktracer_int pada Sabtu (13/5), gangguan terhadap sistem BSI sejak Senin, 8 Mei 2023 adalah hasil dari serangan kelompok tersebut.
"Mereka mengumumkan bahwa mereka telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal," tulis akun Twitter Fusion Intelligence Center (@DarkTracer), dikutip Sabtu (13/5).
LockBit juga mengancam akan menyebarkan semua data yang berhasil mereka curi di web gelap jika negosiasi dengan pihak BSI gagal.
Baca juga : Buntut Peretasan, Direksi BSI Didesak untuk Dicopot dari Jabatan
"Kami memberikan waktu 72 jam kepada manajemen bank untuk menghubungi LockbitSupp dan menyelesaikan masalah tersebut," tulis Lockbit.
Mereka juga menyebut bahwa pihak manajemen bank telah berbohong ke nasabah dan menyebut layanan tak bisa diakses akibat maintenance.
"Manajemen bank tidak dapat memikirkan hal yang lebih baik selain dengan berani berbohong kepada pelanggan dan mitra mereka, melaporkan semacam pekerjaan teknis yang sedang dilakukan di bank," tulis LockBit. (Z-4)
Bank Indonesia (BI) menuntut seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) termasuk BSI meningkatkan ketahanan sistem informasi dan segera memulihkan layanan jika terjadi insiden gangguan.
SEBANYAK 15 juta data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) diisukan dicuri oleh kelompok hacker LockBit 3.0. Isu itu akan menjadi bahan penyelidikan Polri.
KETUA Umum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi sangat prihatin terhadap rapuhnya perlindungan data pribadi yang di kelola oleh lembaga publik dan lembaga komersial lainnya.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sebagai bank syariah terbesar di Indonesia wajib mengevaluasi ketahanan IT dan operasional serta meningkatkan kapasitas sistem.
FAKTA bahwa BSI kena ransomware tidak bisa disangkal. Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya meminta BSI untuk tidak menyepelekan ancaman hacker LockBit.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) secara konsisten mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), salah satunya dari aspek digital.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dinilai perlu memperbaiki reputasi perusahaan kepada publik. Pasalnya, sejak diresmikan berdiri, sudah terlalu banyak isu miring yang menghampirinya.
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir angkat bicara perihal keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang melakukan penarikan dana jumbo dari PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
UPAYA merger tiga bank BUMN syariah pada 2021 dinilai tak membuahkan hasil. Tujuan untuk menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai entitas syariah terbesar dunia juga dianggap sekadar angan.
Secara nominal, total penukaran riyal di BSI hingga Mei 2024 menembus 116,92 juta SAR, sehingga menghasilkan fee based income (FBI) sebesar Rp16,74 miliar.
PP Muhammadiyah menarik seluruh dana dari Bank Syarian Indonesia (BSI) karena keluhan tidak direspon. DPR RI meminta Menteri BUMN Erick Thohir mengevaluasi manajemen BSi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved