Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Nilai tukar rubel Rusia pada Jumat (7/4) jatuh ke tingkat terendah terhadap dolar AS dalam setahun. Nilainya turun menjadi 82 rubel per dolar AS di Bursa Efek Moskow (MOEX).
Rusia telah berada di bawah sanksi besar-besaran yang dijatuhkan atas serangan Ukraina selama lebih dari setahun. Presiden Rusia Vladimir Putin--yang sampai sekarang mengatakan Moskow sebagian besar menentang sanksi--mengakui pekan lalu bahwa hukuman itu dapat memiliki konsekuensi negatif bagi negaranya.
Dolar AS diperdagangkan pada 82 rubel di Moscow Exchange Office (MOEX). Terakhir rubel turun pada April tahun lalu, dua bulan setelah Kremlin meluncurkan operasinya di Ukraina.
Baca juga: Rekrutmen Pekerja Amerika Serikat Menurun pada Maret, Kenapa?
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov pada Rabu mengaitkan kurs dengan arus masuk dan keluar mata uang asing ke Rusia. "Perubahan ini terkait dengan peningkatan impor atau pengurangan prosedur ekspor," katanya dalam wawancara di televisi pemerintah.
Ia menambahkan, tren tersebut fluktuatif dalam beberapa bulan terakhir. Siluanov mengatakan nilai tukar mengikuti prinsip pasar dan sepenuhnya mengambang dalam kondisi perubahan kondisi ekonomi luar negeri.
Baca juga: Icelandair Borong 25 Jet Airbus A321
Ditanya apakah Rusia harus khawatir? Dia mengatakan negara itu dapat mengandalkan arus kas masuk dari energi yang terus dijualnya di pasar global.
"Ini sinyal bahwa akan ada lebih banyak mata uang yang masuk ke negara itu. Ini berarti nilai tukar rubel akan cenderung menguat," kata Siluanov.
Rusia mengatakan sedang menyesuaikan ekonominya dengan sanksi Barat. Proses ini diharapkan selesai pada 2024. (AFP/Z-2)
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Peneliti Senior CORE Indonesia Etika Karyani menyebut, apabila Donald Trump memenangi pemilihan presiden di AS, dampaknya terhadap indeks dolar Amerika Serikat (AS) tidak akan signifikan
Kondisi fundamental Bank Mandiri berada dalam keadaan sehat dengan tingkat pemodalan yang kuat yang dapat menjadi buffer apabila ada shock terhadap perekonomian dan pasar keuangan.
"Tidak heran apabila rupiah akan dibuka melemah tajam pada Senin ini, mengingat dolar AS sangat kuat dalam sepekan terakhir," ujarnya, kemarin.
Yen mencapai level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar setelah Bank of Japan mengumumkan kenaikan suku bunga, memicu spekulasi tentang intervensi pemerintah untuk menopang mata uang.
Bank of Japan, bank sentral Jepang, menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.
MATA uang dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Rabu (30/8) sore. Hal itu berhasil meredam penurunan tajam di sesi sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved