Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pendampingan Ekspor 132 UKM Bukukan Transaksi Rp76 Miliar

Fetry Wuryasti
08/12/2021 10:05
Pendampingan Ekspor 132 UKM Bukukan Transaksi Rp76 Miliar
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah bersyukur ikut berkontribusi pada ekspor serentak yang dilakukan Kementerian Perdagangan bersama(dok.humas kemendag)

PROGRAM pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) Usaha Kecil Menengah (UKM) yang secara kontinu digerakkan Kementerian Perdagangan, membukukan transaksi lebih dari USD 5,29 juta atau sebesar Rp 76 miliar sepanjang tahun 2021 dengan melibatkan 132 UKM di 10 wilayah.

"Ini membuktikan UKM siap berkompetisi dalam pasar global," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag, Didi Sumedi, Rabu (8/12).

Capaian tersebut merupakan bukti kontribusi ECP bagi UKM dalam kinerja ekspor nasional dan patut diapresiasi. Kemendag berkomitmen terus memberikan fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas serta daya saing melalui berbagai program untuk pelaku UKM dengan berkolaborasi bersama pemangku kepentingan lainnya.

Kemendag berkonsentrasi pada langkah strategis utama, yaitu meningkatkan ekspor nonmigas dan terus membuka akses pasar prospektif, memperkuat peran perwakilan perdagangan di luar negeri, dan meningkatkan peran UKM dalam kegiatan ekspor nonmigas.

"Sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong pelaku UKM menembus pasar global cukup membanggakan. Diharapkan pelaku UKM dapat mempertahankan dan berupaya meningkatkan kinerjanya,” imbuh Didi.

Produk yang telah diekspor para peserta ECP antara lain serat kapuk, briket arang kelapa, gula kelapa, kerajinan kaca, komoditas kelapa, alas kaki (inner slipper), tas tangan Aceh, bubuk kakao, glassware/tableware, produk interior dari batu alam, damar batu, dan sabut kelapa. Selanjutnya makanan ringan, rumput laut, furnitur, kerajinan, lidi sawit, cocopeat, buah salak, teak flooring, cengkeh, sepatu dan sandal, kopi, bulu mata, sayur segar, ikan beku, rempah-rempah, mi, parfum, fesyen, dan sebagainya.

Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor diantaranya India, Rusia, Prancis, Vietnam, Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Argentina, Angola, Belanda, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, Belgia, Ghana, Italia, Kolombia, Kamboja, UEA, Pakistan, Kamboja, Korea Selatan, Brasil, Singapura, dan Yordania.

Selanjutnya Arab Saudi, Irak, Jepang, Australia, Hongkong, Kanada, Thailand, Jerman, Irak, Somalia, Bangladesh, Pakistan, dan sebagainya.

ECP merupakan program pendampingan ekspor bagi para pelaku usaha dan bagian upaya Kemendag dalam meningkatkan peran UKM dalam kegiatan ekspor nonmigas.

Tahun ini, ECP telah dilaksanakan di sepuluh wilayah dengan peserta sebanyak 300 pelaku usaha. Pelaku UKM mendapatkan pendampingan dari praktisi ekspor dan mendapatkan berbagai pengetahuan tentang prosedur ekspor, cara mengembangkan pasar, perbaikan bahan promosi, cara mencari pembeli potensial, dan strategi pengembangan produk.

Peserta juga dibekali cara negosiasi dan pembuatan kontrak dagang serta difasilitasi penjajakan bisnis oleh perwakilan perdagangan.

Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Heryono Hadi Prasetyo menyampaikan, penjajakan bisnis dapat terus ditindaklanjuti, guna menggenjot transaksi ekspor dan membantu pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor.

"Pelaku usaha yang belum berkesempatan ekspor diharapkan tetap optimistis dan jeli melihat peluang ekspor,” imbuh Heryono.

Peserta ECP juga diharapkan dapat menjadi pelaku usaha yang mampu beradaptasi dengan tren pemasaran yang saat ini banyak menggunakan teknologi digital/e-commerce.

Kemendag terus mengedukasi pelaku usaha mengenai perlunya transformasi ke pemasaran secara digital. Pelaku UKM diharapkan sudah mampu melakukan pemasaran melalui platform digital, termasuk di loka pasar internasional guna mendapatkan buyer potensial.

Hal ini tentu harus didukung dengan kesiapan UKM akan kualitas produk, kapasitas produksi, dan komitmen untuk bersaing di pasar global.

“Peserta ECP diharapkan dapat terus meningkatkan kapasitas dan daya saingnya sehingga semakin memberi kontribusi, baik bagi peningkatan perekonomian daerah maupun secara nasional guna meningkatkan kesejahteraan segenap lapisan masyarakat,” pungkas Heryono. (OL-13)

Baca Juga: CDC AS Nilai Indonesia Berisiko Rendah Penularan Covid-19



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya