Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menolak Indonesia dijadikan negara tujuan green washing oleh negara-negara maju penghasil emisi karbon. Karenanya, bendahara negara tengah memikirkan tarif karbon yang relevan untuk menjaga kepentingan nasional tetapi juga menarik bagi investor.
"Indonesia harus protecting our carbon market. Jangan sampai kita jual terlalu murah dan awal. Nanti kreditnya diambil perusahan yang dahsyat dan membeli karbon dengan murah. Ini merupakan strategi dari instrumen, regulator, policy, dan timing," ujarnya dalam Kompas 100 CEO Forum 2021 bertema Ekonomi Sehat 2022, Kamis (18/11).
Diketahui, pemerintah tengah menyiapkan pasar karbon sebagai salah satu upaya memitigasi dampak perubahan iklim. Keberadaan pasar karbon diharapkan menekan penggunaan emisi berlebih guna mewujudkan pemanfaatan energi bersih yang berkelanjutan.
Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan sebagai dasar hukum pembentukkan pasar karbon. Dalam UU itu, pemerintah menetapkan tarif pajak karbon senilai Rp30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2) atau satuan yang setara. Nilai itu merupakan tarif minimum yang dapat dikenai kepada penghasil emisi karbon.
Sri Mulyani bilang, tarif karbon yang rendah berpotensi dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan penghasil karbon untuk mengakali indikator enviromental sustainablity governance (ESG). Karenanya, dibutuhkan regulasi yang kuat dan konsistensi pada upaya memitigasi perubahan iklim agar hal itu tak terjadi.
Penetapan tarif karbon Indonesia juga menurutnya cukup murah. Pasalnya beberapa negara telah mematok tarif karbon dengan nilai tinggi. Kanada, misalnya, saat ini menetapkan tarif karbon senilai US$40 per kilogram CO2 dan berencana menaikkannya menjadi US$145 per kilogram CO2.
Sri Mulyani bilang, hal itu menjadi dilematis lantaran pemerintah juga tak bisa menetapkan tarif karbon dengan nilai tinggi. "Masalahnya ada di affordabilty. Kalau ditaruh harga mahal dan kita tidak bisa afford, ya kolaps ekonominya atau seperti yang terjadi sekarang di beberapa negara, ada krisis energi," jelas dia.
"Namun kalau (tarif) terlalu murah, nanti banyak yang beli di Indonesia. Polusi di negara maju dan mereka membeli karbon murah di Indonesia. Ini yang disebut akan terjadi leakage atau green washing atau di sana tetap mempolusi dan membelinya di tempat karbon yang murah," sambungnya.
Namun di saat yang sama pula, lanjut perempuan yang karib disapa Ani, tarif karbon yang tinggi akan membuat perusahaan energi fosil enggan berproduksi. Padahal energi bersih yang diidamkan belum sepenuhnya dapat dijalankan lantaran ketersediaan infrastruktur dan faktor lainnya.
Karena itu diperlukan perencanaan matang dalam penerapan tarif karbon. "Kalau dunia terlalu ekstrem tanpa kalkulasi, yang terjadi yaitu fossil fuel dan coal harganya menjadi naik sangat tinggi, CO2 makin banyak diproduksi, karena itu tidak terjangkau. Jadi tidak ada yang mampu menjatuhkan ekonomi karena listrik tidak berproduksi," tutur Ani.
Baca juga: Kapitalisasi Pasar Modal Ditargetkan Lebih dari 70% PDB
"Sekarang kalau semua memolusikan, polluter by principal, mereka akan ditanyakan pada level berapa polusi itu. Ini menjadi persoalan juga, di dunia sedang dibahas," pungkas dia. (OL-14)
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
penggunaan motor konvensional dinilai menjadi masalah utama dalam perubahan iklim yang saat ini terjadi tidak hanya di Indinesia, tapi juga di seluruh dunia.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (27/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (26/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jakarta menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
PT Pupuk Indonesia menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama dengan Chevron New Energies International.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 giga ton.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon, melalui beragam cara. Salah satu opsi yang diyakini paling berpengaruh, yakni memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
PT Cemindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih, untuk kedua kali meraih penghargaan kategori Continuing Progress in Climate Actions dari World Cement Association (WCA).
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membeberkan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan deforestasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved