Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDEKS-indeks utama Wall Street beragam pada penutupan perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (28/5), karena data yang menunjukkan perbaikan di pasar tenaga kerja membantu meningkatkan ekspektasi pemulihan ekonomi dan mendorong rotasi kecil ke arah saham-saham yang lebih mungkin diuntungkan dari rebound ekonomi.
Indek Dow Jones Industrial Average bertambah 141,59 poin atau 0,41 persen, menjadi menetap di 34.464,64 poin. Indeks S&P 500 terdongkrak 4,89 poin atau 0,12 persen, menjadi berakhir di 4.200,88 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun tipis 1,72 poin atau 0,01 persen menjadi ditutup pada 13.736,28 poin.
Baca juga: Wall Street Menguat Imbas Kecemasan Inflasi yang Mereda
Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor industri dan keuangan masing-masing menguat 1,37 persen dan 1,19 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor utilitas tergelincir 0,66 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.
Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pengangguran baru turun lebih besar dari yang diharapkan pekan lalu ke level terendah 14-bulan di 406.000 saat pembatasan pandemi terus dicabut, sementara laporan terpisah menunjukkan pengeluaran bisnis untuk peralatan bertambah cepat.
Data tersebut membantu mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, dengan imbal hasil obligasi AS 10-tahun yang dijadikan acuan mencapai tinggi 1,625 persen dan merusak daya tarik saham-saham dengan pertumbuhan lebih tinggi seperti teknologi, sementara membantu mereka yang dipandang lebih mungkin mendapatkan keuntungan dari peningkatan ekonomi seperti saham keuangan dan saham berkapitalisasi kecil.
Baca juga: Saham Teknologi Dorong Kenaikan Wall Street
Namun, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun tetap dalam kisaran selama beberapa hari, yang membantu menjaga kekhawatiran inflasi tetap terkendali dan membatasi rotasi di dalam sektor-sektor.
Investor telah mengamati dengan cermat data ekonomi dan komentar dari pejabat Federal Reserve untuk tanda-tanda inflasi yang tak terkendali dan kemungkinan bank sentral dapat mulai menarik kembali langkah-langkah stimulus masifnya.
“Saat Anda melihat klaim pengangguran yang benar-benar menunjukkan bahwa kami terus membuat kemajuan, jika kami mendapatkan laporan pekerjaan yang kuat di rilis berikutnya yang akan memberikan beberapa dukungan, sampai saat itu masih ada ketidakpastian, jadi menurut saya tidak banyak momentum baik,” kata Brad McMillan, kepala investasi untuk Commonwealth Financial Network, di Waltham, Mass.
“Kami telah meminta The Fed keluar dan mengatakan kami akan terus mendukung banyak hal, tetapi sekarang kami mulai sedikit gelisah, itu jelas menghambat.”
Baca juga: Wall Street Tertolong Naiknya Saham Teknologi
Pembuat pesawat AS Boeing terangkat 3,87 persen memimpin Dow lebih tinggi setelah saingannya dari Eropa Airbus menguraikan peningkatan hampir dua kali lipat dalam produksi, mengutip pemulihan yang kuat dalam penerbangan dari pandemi COVID-19.
Pemasok Boeing, General Electric melonjak 7,09 persen dan keduanya merupakan pendorong terbesar bagi sektor industri S&P, sektor berkinerja terbaik pada hari itu.
Investor sekarang akan melihat laporan pengeluaran konsumsi pribadi yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat, itu adalah ukuran inflasi pilihan bank sentral untuk target jangka panjang 2,0 persen.
Pejabat Fed telah berulang kali menyatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa bank sentral belum siap untuk menyesuaikan dukungan moneternya, meskipun beberapa pihak menyatakan mereka terbuka untuk mulai membahas pengurangan pembelian obligasi. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Harga Emas Mulai Turun Akibat Aksi Ambil Untung
Pos Indonesia tidak hanya bertransformasi di bidang operasional dan bisnis perusahaan, tetapi juga reorientasi dari model bisnis tradisional ke bisnis logistik modern.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
Prioritas strategis utama bagi bisnis di Indonesia dalam dua tahun ke depan ialah meningkatkan produktivitas dan kinerja operasional (83%) serta kepuasan dan retensi pelanggan (77%).
MEMANFAATKAN dunia digital dalam bisnis merupakan hal yang sangat penting. Apalagi di era digitalisasi seperti sekarang.
Pendakwah Habib Jafar menyebut setiap kolaborasi yang dilakukan oleh para entitas bisnis lokal dapat memperkuat tali persaudaraan sebagai bangsa Indonesia.
Persaingan ketat mendorong produktivitas tenaga kerja, daya inovasi bisnis, dan tingkat upah yang semakin tinggi.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved