Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PERUSAHAAN pembiayaan berbasis teknologi, Home Credit Indonesia (Home Credit), mengumumkan telah memberikan keringanan pembiayaan senilai lebih dari Rp883 miliar kepada lebih dari 136.000 pelanggan sepanjang 2020. Dan berhasil menjaga risiko gagal bayar atau Non-Performing Financing pada level 1,15%.
Direktur Utama Home Credit Indonesia Animesh Narang mengatakan bahwa salah satu strategi yang diterapkan pada 2020 untuk menghadapi pandemi adalah dengan fokus pada pelanggan existing untuk memitigasi risiko yang timbul akibat pandemi sekaligus membantu mereka yang terdampak Covid-19.
"Hal ini membuat volume pembiayaan baru yang kami salurkan berkurang setengah menjadi Rp6,3 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun kami mulai melihat tanda-tanda pemulihan sejak kuartal III dan kuartal IV 2020. Jumlah pembiayaan yang kami salurkan sejak akhir Desember terus meningkat dan kami optimis permintaan pembiayaan dari konsumen juga perlahan mulai pulih untuk bisa mencapai performa seperti sebelum krisis pandemi terjadi,” kata Animesh dalam keterangan tertulisnya.
Optimisme Home Credit Indonesia dalam menyalurkan produk serta layanannya tak lepas dari kemudahan akses lewat teknologi digital yang ditawarkan melalui aplikasi digital My Home Credit.
Aplikasi yang memiliki lebih dari 9,3 juta pengguna terdaftar (per 31 Maret 2021) tersebut memudahkan pelanggan dalam mengakses pembiayaan saat berbelanja. Misalnya saja, saat ini pelanggan Home Credit bisa mendapatkan limit kredit untuk pembiayaan hingga Rp20 juta dengan DP mulai dari 0% yang bisa digunakan untuk mengajukan barang impian mereka, seperti smartphone, gadget, barang elektronik dan furnitur di toko. Limit bisa dengan mudah dicek oleh pelanggan dan diajukan langsung lewat aplikasi My Home Credit atau dengan scan QR code yang ada di toko.
Lewat aplikasi digital My Home Credit, kini pelanggan juga dapat mengakses berbagai layanan lain; beberapa di antaranya yaitu layanan e-money Home Credit Pay dan layanan paylater Home Credit BayarNanti, melalui kerja sama dengan KasPro sebagai pemilik izin E-Money dan QRIS dari Bank Indonesia.
Aktivasi dan top-up saldo Home Credit Pay dapat dilakukan dengan mudah melalui aplikasi My Home Credit. Lalu pelanggan dapat membayar berbagai tagihan mulai dari listrik, air, hingga BPJS, serta berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko terdekat cukup dengan memindai QRIS di toko tersebut.
Kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS juga dapat dirasakan saat menggunakan Home Credit BayarNanti. Produk paylater yang bisa didapatkan oleh pelanggan yang sudah menggunakan produk pembiayaan dari Home Credit Indonesia ini, bisa digunakan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan minimal transaksi Rp10.000 tanpa dikenakan biaya transaksi. Pelanggan juga memiliki keleluasaan dalam memilih opsi cicilan, mulai dari 1 bulan hingga 9 bulan.
Jaga Pertumbuhan
Dengan strategi yang kuat yang dapat beradaptasi dengan segala perubahan gaya hidup dan pola belanja masyarakat, Home Credit dapat meningkatkan pertumbuhan pelanggan kami serta secara perlahan mengembalikan performa bisnis ke level pre-covid tanpa mengorbankan kualitas (atau profil risiko) dari portofolio pembiayaan kami.
"Per akhir 2020, kami telah melayani lebih dari 4,7 juta pelanggan, bertambah sekitar 240 ribu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Home Credit Indonesia senantiasa memperkuat kepercayaan pelanggan tidak hanya melalui layanan digital, namun disertai peningkatan kualitas layanan melalui jaringan mitra toko yang mencapai 16.485 mitra tersebar di seluruh wilayah di Indonesia,” jelas Animesh.
Total pembiayaan paling besar masih disumbang dari pengajuan pembiayaan secara offline dengan volume Rp 4,2 triliun.
Jika dilihat dari kontrak pembiayaan, pelanggan paling banyak mengajukan pembiayaan untuk gadget, laptop, dan smartphone (66,4%), barang elektronik dan TV (21,5%), furnitur (10,50%), diikuti jenis barang lain seperti aksesoris mobil, fesyen, dsb.
Kepercayaan pelanggan untuk menggunakan layanan pembiayaan Home Credit tersebut dibuktikan dengan penghargaan dari Top Brand Awards 2021 untuk kategori industri ‘electronic & furniture leasing’ di mana Home Credit meraih poin Top Brand Index (TBI) sebesar 21,2% atau lebih tinggi dibanding perusahaan sejenis lainnya. (RO/E-1)
Penyaluran kredit dan pembiayaan pada semester pertama 2024 tercatata sebesar Rp352,06 triliun
BP Tapera menyelenggarakan evaluasi kinerja bank penyalur Pembiayaan Tapera Periode 1 dan FLPPÂ Periode Q-2 Tahun 2024 pada 22-23 Juli 2024 di Jakarta.
CIMB Niaga Syariah menggandeng fasilitas kesehatan untuk memberi kemudahan dalam pembiayaan jasa Kesehatan.
Pemanfaatan aplikasi kasir digital merupakan salah satu solusi untuk mengoptimalkan kegiatan operasional dari sebuah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
Di sektor pertanian dan perdesaan, koperasi telah menjadi lembaga keuangan utama dalam pemenuhan pembiayan usaha.
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lembaga pengelola bank sampah di seluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan legalitas atau badan hukum seperti koperasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved