Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Seekor ular boa berwarna kuning dan coklat melingkari leher seorang remaja Brasil, David de Oliveira Gomes seperti syal. Tetapi pria berusia 15 tahun dengan diagnosa autisme ini justru terpesona, bukannya takut. Baginya, aksi bersama ular itu adalah terapi.
“Ular ini bernama Gold, dia terlihat kedinginan. Dia biasa makan tikus,” kata Gomes kepada terapisnya di sebuah pusat perawatan di Sao Paulo, sambil memegang ular besar itu dengan lembut saat ular itu melata di sekelilingnya.
Itulah kalimat yang ingin disampaikan oleh seorang ahli terapis, Andrea Ribeiro. Ia mendedikasikan diri untuk merawat orang-orang penyandang disabilitas, autisme atau kecemasan, dengan menggunakan metode yang tidak biasa yaitu terapi menggunakan reptil.
Baca juga: Mengenal Art Theraphy, Terapi Alternatif Mengatasi Kecemasan dan Atur Emosi lewat Seni
Menurut Ribeiro, terapi reptil dapat membantu para pasien untuk merasa rileks dan meningkatkan daya komunikasi, kemampuan motorik serta kemampuan lainnya.
“Terapi reptil menggunakan ular ini dapat melatih kemampuan bicara dan pembentukan memori,” kata terapis bicara dan bahasa itu seperti dilansir dari AFP pada Rabu (14/6).
Ribeiro telah memelopori metode ini selama satu dekade terakhir di pusat perawatan tersebut. Tak hanya ular, tempat itu memiliki ruang terbuka dimana pasien bisa berinteraksi dengan kadal, kura-kura, dan “jacare” sejenis buaya asli Amerika Latin yang banyak ditemukan di Brasil, termasuk di hutan hujan Amazon.
Meskipun perawatan ini belum terbukti secara ilmiah, jika ditinjau secara medis telah terbukti bahwa ketika seseorang bersentuhan dengan hewan, ia akan melepaskan neurotransmitter seperti serotonin dan beta-endorfin yang memberikan rasa senang dan nyaman.
“Hal itu membuat (pasien) merasa senang dan ingin belajar dan bermain dengan reptil sehingga hal itu dapat memungkinkan kami mencapai hasil penyembuhan yang lebih baik dan lebih cepat,” kata Ribeiro.
Sebelum menemukan metode terapi reptil, Ribeiro biasa menggunakan anjing dalam sesi perawatannya. Namun, pria 51 tahun itu menemukan beberapa tingkah laku anjing tidak cocok bagi para pengidap autisme.
“Anjing sangat senang bermain dan intens berinteraksi secara terus-menerus. Itu membuat beberapa pasien merasa tidak nyaman. Hal tersebut yang membuat saya beralih ke hewan reptil yang membuat banyak orang menggeliat,” jelasnya.
Biasanya orang-orang dengan pengidap autisme cenderung suka mendekati hewan reptil tanpa prasangka dan takut. Justru hewan-hewan melata itu memicu rasa ingin tahu pasien tanpa membuat mereka merasa tidak nyaman. “Sementara itu, reptil-reptil itu seperti “acuh tak acuh” karena mereka tidak mencari perhatian seperti yang dilakukan oleh beberapa jenis mamalia,” ungkap Ribeiro.
Seorang pasien lainnya Gabriel Pinheiro terlihat sedang mengelus buaya kecil. Dia kemudian mencoba menirukan suku kata yang diucapkan Ribeiro dengan membuka mulutnya lebar-lebar sebanyak tiga kali dan mengatakan “Ja-ca-re. Ini basah,” katanya dengan mata yang terpaku pada buaya itu dari balik kacamatanya.
Sisik buaya yang keras dan perutnya yang lunak itu menjadi media untuk pasien. Terapis pun membantunya melakukan gerakan yang berlawanan lalu mereka menyanyikan lagu tentang jacare untuk melatih kemampuan memori pendengaran.
Ibu Pinheiro, Cristina yang sudah empat tahun melakukan terapi untuk anaknya itu memuji bahwa metode itu dapat membantu meningkatkan kemampuan anaknya yang berusia 10 tahun itu untuk mendengar, berkomunikasi dan memperbaiki sistem motorik. “Dia selalu senang ketika kami datang,” katanya.
Pijat reptil
Seorang pasien lainnya, Paulo Palacio Santos, 34 tahun, mengalami kerusakan otak parah akibat kecelakaan yang membuatnya lumpuh dan tidak bisa bicara. Untuk membantu memulihkan kondisi sarafnya, Ribeiro membungkus wajah Santos dengan seekor ular tebal yang berat. “Suhu dingin dari ular tersebut juga dapat membantu mengaktifkan kembali refleks saya dalam menelan makanan,” ungkap Santos.
Ribeiro menggunakan ular boa yang lebih kecil untuk melatih otot-otot di sekitar mulutnya. Kata dia, penanganan spesies ini diatur oleh otoritas lingkungan Brasil, IBAMA. Ribeiro bekerja berdampingan dengan ahli biologi Beatriz Araujo, yang bertugas memantau tingkat stres hewan dan memastikan pasien tetap aman.
Diketahui tidak pernah terjadi kecelakaan dalam 10 tahun perawatan, karena reptil-reptil yang dipelihara di tempat ini sudah terbiasa dengan kontak dengan manusia. Tidak ada ular berbisa yang digunakan. “Saya selalu berada di sini, untuk berjaga-jaga jika (seekor hewan) bereaksi secara tak terduga. Bahayanya sama dengan kontak dekat dengan hewan apa pun,” kata Araujo.(M-3)
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Kebotakan merupakan masalah yang dapat dialami oleh pria dan wanita, dan penting untuk mengetahui cara-cara meminimalkannya.
Infeksi cacing parasit dapat terjadi di dalam atau di luar tubuh manusia, menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Ini obat untuk mengatasinya.
Ada berbagai penyebab sakit perut pada anak, mulai dari gangguan pencernaan hingga stres atau pola makan yang tidak sehat. Ini cara mengatasinya dengan pengobatan alami.
EDUKASI dan sosialisasi tentang bahaya tuberkulosis (TB) harus dilakukan secara massif. Ini dilakukan agar masyarakat memahami dan peduli dengan pencegahan dan pengobatan TB.
Penularan Tuberkulosis (Tb) masih tinggi dengan 282.281 kasus dilaporkan hingga Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan notifikasi kasus sejak 2021.
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved