Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SAAT ini jumlah penduduk dunia berkisar 8 miliar. Banyak yang mengkhawatirkan jumlah itu terlalu berlebihan untuk planet ini. Namun, menurut para ahli, permasalahannya bukan di situ. Hal yang harus difokuskan, kata mereka, bukan soal meningkatnya populasi melainkan pada pola konsumsi berlebihan terhadap sumber daya yang terdapat planet ini, terutama oleh orang terkaya.
"Delapan miliar orang, ini adalah tonggak penting bagi kemanusiaan," kata Kepala Dana Kependudukan PBB Natalia Kanem, seperti dikutip AFP, Senin (7/11). Ia memuji meningkatnya harapan hidup dan semakin rendahnya tingkat kematian ibu dan anak.
"Namun, saya menyadari momen ini mungkin tidak dirayakan oleh semua orang. Beberapa menyatakan keprihatinan bahwa dunia kita kelebihan penduduk. Saya di sini untuk mengatakan dengan tegas bahwa banyaknya populasi manusia bukanlah alasan untuk takut," imbuh Kanem.
Joel Cohen, pakar demografi dari Laboratorium Populasi Universitas Rockefeller berpendapat sama. "Terlalu banyak untuk siapa, terlalu banyak untuk apa? Jika Anda bertanya kepada saya, apakah populasi saat ini terlalu banyak? Saya rasa tidak," katanya kepada AFP.
Namun, dia mengingatkan bahwa Bumi pun memiliki kemampuan terbatas, sedangkan umumnya sifat manusia adalah serakah.
Langkah yang kita pilih, kata dia, mengakibatkan manusia mengonsumsi jauh lebih banyak sumber daya hayati, seperti hutan dan tanah, daripada yang dapat diregenerasikan oleh planet ini setiap tahun. Konsumsi bahan bakar fosil yang berlebihan, misalnya, juga menyebabkan lebih banyak emisi karbon dioksida, yang bertanggung jawab atas pemanasan global.
Menurut Jaringan Jejak Global dan LSM WWF kita akan membutuhkan biokapasitas 1,75 Bumi untuk memenuhi kebutuhan populasi saat ini secara berkelanjutan. Untuk diketahui biokapasitas adalah kapasitas ekosistem untuk menghasilkan material-material biologi yang berguna dan kapasitas untuk menyerap material buangan (limbah) yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dengan menggunakan cara pengelolaan dan teknologi yang dikuasai saat ini.
Laporan iklim terbaru PBB menyebut pertumbuhan penduduk sebagai salah satu pendorong utama peningkatan gas rumah kaca. Namun, peran faktor itu lebih kecil jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi. "Kita bodoh. Kita tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Kita serakah. Kita tidak menggunakan informasi yang kita miliki. Di situlah pilihan dan letak masalahnya," kata Cohen.
"Dampak kita di planet ini jauh lebih didorong oleh perilaku daripada jumlah populasi kita," kata Jennifer Sciubba, seorang peneliti di lembaga think tank Wilson Center, menambahkan.
Ia menyoroti perilaku orang-orang di negara-negara kaya yang paling banyak mengonsumsi sebagai penyebab kesengsaraan yang terjadi di planet ini.
"Sungguh, ini tentang kita. Ini tentang aku dan kamu. AC yang aku nikmati, kolam renang yang kumiliki, dan daging yang aku makan di malam hari yang menyebabkan lebih banyak kerusakan di planet ini," ujarnya.
Hak perempuan
Salah satu pertanyaan tersulit yang muncul ketika membahas kependudukan adalah tentang pengendalian fertilitas atau tingkat kesuburan. Bahkan, mereka yang percaya bahwa kita perlu menurunkan populasi bumi bersikukuh untuk tetap melindungi hak-hak perempuan.
Robin Maynard, direktur eksekutif dari NGO Population Matters, mengatakan perlu ada penurunan populasi, tetapi hanya melalui cara yang positif, sukarela, serta menghormati hak individu dan bukan dengan pemaksaan.
"Populasi yang lebih kecil dengan tingkat konsumsi yang berkelanjutan akan mengurangi permintaan energi, transportasi, material, makanan, dan sistem alam."
Vanessa Perez dari World Resources Institute setuju bahwa setiap orang yang lahir di planet ini berkontribusi memberikan beban tambahan pada planet ini. "Ini adalah masalah yang sangat pelik," katanya.
Dia percaya debat yang paling menarik bukanlah tentang jumlah orang tetapi "distribusi dan pemerataan."
Cohen menunjukkan bahwa meskipun saat ini kita menghasilkan cukup makanan untuk 8 miliar orang, masih ada 800 juta orang yang kurang gizi secara kronis. (AFP/M-3)
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Krisis iklim yang disebabkan pemanasan global telah menyebabkan panjang hari di Bumi semakin bertambah, menurut analisis terbaru.
DATA dari layanan iklim Eropa Copernicus menyebut bahwa suhu global berada dalam rekor tertinggi pada Juni selama 13 bulan berturut-turut.
Tanpa pengamatan yang tepat, informasi yang disajikan bisa menyesatkan, yang pada akhirnya berdampak pada kebijakan dan keputusan yang tidak akurat.
Menurut Prof Emil Salim, memanfaatan energi bersih berbasis sumber daya alam setempat sangat penting.
Alasan Gereja Protestan HKBP menolak terlibat berdasarkan isi Konfesi HKBP tahun 1996.
Pemberlakuan biaya kuliah yang tidak terjangkau oleh masyarakat berpotensi menghambat pemenuhan target SDGs yang telah disepakati pemerintah.
Samuel Wongso merefleksikan semangat inovatif dari Where Next Club ketika ia melanjutkan warisan Wong Hang Tailor, label fashion ikonik yang telah berkiprah di dunia mode Indonesia sejak 1933
Perayaan Idul Fitri momentum untuk membangun kebersamaan setiap anak bangsa dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.
TIGA bulan sudah pelaku sektor perbankan meninggalkan 2023 dengan berbagai catatan kritis.
Upaya mendorong pemajuan kebudayaan nasional harus konsisten dilakukan dalam rangka mempertahankan identitas bangsa agar dapat menjawab berbagai tantangan di era globalisasi.
dampak positif globalisasi terhadap berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved