Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Upaya Inovasi Ulos oleh Desainer Torang Sitorus

Devi Harahap
19/7/2022 14:50
Upaya Inovasi Ulos oleh Desainer Torang Sitorus
Instagram @bagasnitorangofficial(Desainer Torang Sitorus.)

ULOS merupakan salah satu wastra adati yang terus letari keberadaannya. Hingga kini, ulos masih menjadi fesyen kebangaan bagi masyarakat suku Batak untuk berbagai acara adat.

 

Tidak hanya sebagai kain padanan baju kurung atau kebaya, ulos juga banyak diolah menjadi busana kekinian. Salah satu desainer asli Batak yang konsisten berkarya dengan ulos, adalah Torang Sitorus.

 

Akhir pekan lalu (17/7), Torang menggelar peragaan busana untuk merayakan 20 tahun ia berkarya di dunia fesyen. Berlangsung di The Apurva Kempinski Bali, peragaan itu menampilkan 30 set busana bermaterial ulos.

 

Dalam konfrensi pers daring kampanye program 'Unity in Diversity' bertajuk 'Sumatra: The Island of Gold' yang diselenggarakan The Apurva Kempinski Bali, pada Senin, (18/7), Torang menjelaskan saratnya filosofi di balik ulos. "Menurut catatan sejarah, penggunaan ulos di dalam adat Batak diartikan bahwa siklus hidup kita sebagai manusia itu mulai dari lahir sampai meninggal adalah kain," jelas Torang. Pembuatan ulos yang rumit menjadi alasan mahalnya harga ulos.

 

Tidak sekadar mengolah ulos menjadi busana, Torang juga melakukan inovasi dengan melibatkan ibu-ibu penenun di desa. Ia membuat kain ulos yang lebih ringan agar ulos dapat lebih mudah dipakai di beragam kesempatan. “Sekarang ini zaman sudah berubah, dan perubahan itu akan bisa diserap oleh ibu-ibu penenun di desa, maka kita menciptakan kain-kain yang lebih light untuk bisa digunakan di segala moment," imbuhnya.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika inovasi ulos juga penting agar kain itu dapat lebih mendunia. Saat ini tidak sedikit kolektor wastra mancanegara mengunjugi Danau Toba untuk mencari berbagai jenis motif ulos, mulai dari yang modern hingga artefak kuno.

 

"Kain ulos asli memang sering diburu oleh para kolektor Wastra dunia, mereka datang ke Toba untuk mencari artefak dan kain-kain peninggalan. Kami berharap eksistensi Toba, Batak, dan ulos ini tetap terjaga agar para wisatawan mancanegara terus datang ke Toba," jelas Torang soal kolektor asal Eropa dan Amerika Serikat yang banyak datang ke Toba.

Para kesempatan yang sama, Torang pun memberikan kiat memilih ulos. Menurutnya, ulos dari serat alami akan lebih awet dan juga lebih ramah lingkungan. Untuk memberihkan, ulos harus dicuci dengan hati-hati atau cukup dijemur dan diangin-anginkan. Ulos juga dapat digunakan sebagai aksesoris fesyen, misalnya dengan menggunakan sebagai syal atau selendang. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya