Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HANYA dalam tempo 24 jam setelah dirilis, akhir November 2018, trailer perdana The Lion King versi live action ditonton lebih dari 223 juta kali oleh warganet sedunia. Capaian itu menjadikannya sebagai salah satu trailer film yang paling banyak disaksikan, setelah Avengers: End Game, sekaligus membuktikan betapa tinggi antusiasme publik terhadap kehadiran warga Pride Rock.
The Lion King versi live action yang sebenarnya hidup karena roh CGI pekan ini mulai beredar di bioskop memang memiliki tampilan visual yang teramat impresif. Kisah singa muda, Simba, yang harus tersingkir dari Pride Rock menjadi terlihat lebih realistis dengan sentuhan photorealism.
Film animasi yang pertama rilis pada 25 tahun lalu itu mungkin akan jadi pengalaman baru bagi para generasi saat ini maupun sebelumnya, ketika menyaksikan kisah klasik dalam balutan visual realis. Begitu nyatanya seolah-olah kita memang tengah menonton singa tulen dan Pride Rock yang meski suatu tempat antah-berantah, kita akan teryakinkan ia berada di belahan Afrika.
Namun, keunggulan visual film besutan Jon Favreau itu, yang juga menggarap remake The Jungle Book, ternyata tidak cukup menjadikannya istimewa secara keseluruhan. Malah kelebihan tersebut menjadikan film terasa jomplang. Ironis.
Di luar aspek visual, terasa betapa lemahnya penggarapan ulang ini untuk mengantarkan ikatan emosi penontonnya pada jalan cerita. The Lion King terkesan hanya menuangkan ‘imajinasi’ visual tanpa membangun tulang punggung kisahnya secara kuat.
Narasi benar-benar hampir 90% sama dengan versi 1994. Tidak ada pembaruan menonjol dari segi jalan cerita, linear, dan amat patuh pada screenplay mula. Mungkin hal tersebut disengaja agar The Lion King 2019 tetap bisa dinikmati sebagai nostalgia bagi generasi lama.
Yang juga disayangkan ialah ketiadaan jejak ciri para aktor utama dalam gerak atau mimik karakter-karakter yang mereka suarakan, terutama Simba dan Nala. Tentu banyak penonton yang semula berharap lebih dengan melihat adanya Beyonce atau Donald Glover (Childish Gambino) yang tarian This is America-nya sukar kita lupakan.
Hampa
Untungnya, performa Seth Rogen dan Billy Eichner sebagai Pumbaa dan Timon yang cukup menghidupkan emosi dari para karakter The Lion King. Billy Eichner memberi interpretasi baru pada karakter Timon yang teatrikal itu. Kedua karakter yang dulunya memang diciptakan sebagai karakter tambahan untuk menambah kesan komikal, sukses menjadi scene stealer.
Dalam remake ini, duo karakter utama yang ada di Pride Rock malah terkesan tanpa emosi sebab hiperrealisnya. Kita hanya akan mendengar singa berbicara ala manusia, dengan suara Donald atau suara Beyonce. Namun, tidak dibarengi dengan emosi pada mimik maupun gestur halus para karakter yang menggetarkan emosi kita selaku penonton, sebagaimana dulu pernah dilakukan Simba dkk di 1994.
Favreau tampaknya hanya mengandalkan sisi kecanggihan visual tanpa membedah kembali cerita untuk memberi kekuatan plot. Alhasil, scene demi scene memang cukup memukau dengan gambar yang disajikan, tetapi menjadi terkesan cerita dibubuhkan ala kadarnya.
Tidak ada improvisasi signifikan, menjadikan kita hanya seolah-olah menonton dokumenter National Geographic atau Animal Planet dengan suara hewan yang di-dubbing manusia. (M-2)
Oakwood Hotel & Apartments Taman Mini Jakarta telah mendapatkan reputasi sebagai salah satu hotel ramah keluarga terbaik di Jakarta Timur.
Pada 2023, Spotify mencatat lebih dari 70% total royalti berasal dari artis atau label independen.
Akhir pekan merupakan waktu yang dinantikan banyak orang untuk bersantai dan melepaskan diri dari rutinitas harian.
Apakah kamu pernah merasa penasaran tentang inisial nama yang bisa membuat kehidupan cintamu selalu bahagia?
Membaca novel tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi kita. Dengan membaca novel, kita dapat memperkaya kosakata
Masa remaja adalah periode penting dalam kehidupan yang dipenuhi dengan pembelajaran dan penemuan jati diri.
Film ini berkisah tentang teror mengerikan yang terjadi di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko.
Kinds of Kindness terdiri atas tiga bagian cerita dibintangi oleh pemeran yang sama. Membawa kembali komedi gelap nan absurd sang sutradara.
Dalam catatan Koalisi Seni, sepanjang 2010-2023 ada 40 kasus pelanggaran kebebasan di sektor film. Terbanyak ketiga dari seluruh sektor kesenian.
Po karakter utama dalam franchise Kung Fu Panda melanjutkan petualangannya dalam Kung Fu Panda 4 yang rilis pada Minggu (3/3/24).
Ia pun merasa senang bisa memerankan karakter perempuan yang berani menyuarakan pendapat dan gagasannya.
Film yang mulai tayang pada 14 Februari 2024 ini menghadirkan aktor Simu Liu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved