Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEBAGAI wujud komitmen dalam berinovasi dan terus meningkatkan nilai perusahaan dan merek PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali dinobatkan sebagai peringkat pertama dalam peringkat 100 Most Valuable Brand 2020 atau perusahaan paling bernilai di Indonesia yang dirilis Brand Finance bekerja sama dengan Majalah SWA pada awal Juni 2020.
Dengan demikian, ini menjadi keenam kalinya Telkom meraih pencapaian yang gemilang sekaligus mengungguli merek-merek
top Indonesia lainnya sejak tahun 2015.
Hasil riset dan penilaian yang dilakukan Brand Finance tersebut juga mencatat, besaran nilai merek (Brand Value/BV) Telkom berdasarkan data kinerja bisnis tahun 2019 adalah USD 4,76 miliar, atau naik 3% dibandingkan besaran BV tahun sebelumnya, USD 4,61 miliar.
Adapun proporsi nilai merek terhadap nilai enterprise (Enterprise Value) Telkom sebesar 14%. Adapun besaran Enterprise Value Telkom mencapai USD 33,93 miliar dengan Brand Rating Triple A (AAA).
Selain mengalami peningkatan pada indikator BV, merek BUMN yang listing di bursa New York ini juga mengalami kenaikan dari indikator Brand Strengh Index (BSI) dibandingkan tahun sebelumnya, yakni kenaikan sebesar 2% dengan pencapaian skor BSI 87,45 atau naik dari sebelumnya sebesar 85,54.
Indonesia’s Most Valuable Brand 2020 merupakan pemeringkatan 100 merek perusahaan yang dilaksanakan secara tahunan oleh lembaga riset independen internasional Brand Finance bekerja sama dengan Majalah SWA.
Pemeringkatan brand value dilakukan dengan memperhitungkan brand strength index, brand royalty rate, dan brand revenue. Selain itu yang diperhatikan dalam penilaian ini mencakup corporate brand dan product brand.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan Telkom memandang bahwa nilai merek yang tinggi tidak diperoleh hanya dengan upaya membangun merek semata. Namun Telkom fokus pada peningkatan kualitas layanan prima yang dirasakan oleh pelanggan serta peningkatan kinerja bisnis perusahaan.
“Nilai merek merupakan tolok ukur persepsi pelanggan, investor serta stakeholder lainnya terhadap kualitas layanan yang dirasakan pelanggan dan performansi perusahaan. Dengan kualitas layanan yang baik dan performansi bisnis yang cemerlang, maka nilai merek perusahaan tentunya juga akan meningkat,” kata Ririek
Dikatakan Ririek, Telkom tengah bertransformasi dan memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi digital. Hal tersebut diharapkan menjadi kekuatan bagi Telkom ke depan sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik demi meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan pelanggan serta stakeholders lainnya.
Meski tantangan menghadang ada sejumlah peluang yang muncul, untuk itu Telkom terus memperkuat kapabilitas bisnis digital melalui pertumbuhan pendapatan bisnis digital yang menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan serta didukung oleh investasi pada infrastruktur broadband yang berkelanjutan.
Menurut Ririek, hal ini juga merupakan upaya Telkom untuk membangun dan meningkatkan merek perusahaan secara kontinyu.
Sepanjang tahun 2019 Telkom berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 135,57 trilliun tumbuh positif sebesar Rp 4,78 triliun (3,7%) dibanding tahun 2018. Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) Perseroan tahun 2019 tercatat Rp 64,83 triliun dengan Laba Bersihsebesar Rp 18,66 triliun, atau masing-masing tumbuh 9,5% dan 3,5%.
Digital Business Telkomsel dan IndiHome tumbuh signifikan dan menjadi kontributor utama pertumbuhan Perseroan.
Selain pemeringkatan brand di Indonesia, Brand Finance juga membuat pemeringkatan Brand Finance Global 500 2020 dengan Telkom berada di posisi 434 (naik dari posisi 446) dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam daftar merek paling bernilai di pentas global.
Tidak hanya itu, dalam pemeringkatan brand telekomunikasi yang paling kuat dan bernilai atau Telecom 150, Telkom berada di posisi pertama di Asia Tenggara dan peringkat 33 di dunia, naik dari sebelumnya di peringkat 36.
“Pencapaian ini menjadi kalibrasi bagi Telkom dan memastikan bahwa kami sudah berada di jalur yang tepat. Tentunya apresiasi Most Valuable Brand ini menjadikan Telkom semakin percaya diri dalam meningkatkan kualitas dan nilai brand-nya demi memantapkan posisi Telkom sebagai operator kelas dunia,” ungkap Ririek. (OL-09)
RSIJ Sukapura merupakan fasilitas kesehatan dengan kapasitas 185 bed, layanan IGD, rawat inap, rawat jalan, hemodialisis, dan bank darah.
LOGEE memberikan layanan terbaik dalam industri transportasi, sehingga menjadi pilihan tepat sebagai mitra kerja.
Perluasan penggunaan AI dapat memberikan dampak positif signifikan pada berbagai sektor usaha di Indonesia,
PT Telkom bersama Yayasan Pendidikan Telkom Bandung menggelar pelatihan Cyber Security Awareness untuk siswa SMK.
Materi pelatihan lebih dikhususkan pada pendalaman data personal di seluruh platform media sosial
Perusahaan merangkul Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Bandung, yang akan menggelar kegiatan itu untuk sejumlah sekolah di seluruh Indonesia.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah Menggelar pertemuan dengan Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun
PT Eka Mas Republik (MyRepublic Indonesia) dan PT Tata Mandiri Daerah (TMD) Lippo Karawaci menandatangani kesepakatan kerja sama untuk mengembangkan jaringan telekomunikasi fiber.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, meminta seluruh Penyelenggara Jasa Telekomunikasi memutus akses komunikasi internet yang diduga digunakan untuk perjudian online.
GfK mengidentifikasi tren pasar dan konsumen di 2024 dan ke depan yakni peningkatan minat konsumen terhadap produk premium dan konsumen mengharapkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
Sejauh ini KPPU belum bisa menyimpulkan bahwa bisnis yang diterapkan Starlink akan mematikan pelaku usaha lain.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa operator telekomunikasi nasional tidak perlu khawatir dengan hadirnya layanan Starlink.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved