Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENGAMAT politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Partai Gelombang Rakyat (Gelora) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit untuk disatukan. Hal itu disampaikannya saat menanggapi wacana bergabungnya PKS ke dalam koalisi pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Konflik antara elite Gelora yang sempat menjadi kader PKS, kata Ujang, menjadi penyebab utama. Bagi Ujang, hubungan Gelora dengan PKS bak minyak dan air.
"Saya melihat kedua partai tersebut sulit untuk disatukan, sulit untuk dipertemukan, karena pecah. Tadinya kawan, sekarang menjadi lawan. Itu persoalannya," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (1/5).
Baca juga : Partai Gelora Tolak PKS Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Padahal, dalam urusan membangun bangsa dan negara, Gelora dan PKS seharusnya dapat dipersatukan lewat kepentingan yang sama. Diketahui, selama kontestasi Pilpres 2024, Gelora menjadi salah satu partai politik pendukung Prabowo-Gibran.
Adapun PKS mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang hanya mendapatkan 40.971.906 suara, jauh di bawah Prabowo-Gibran dengan 96.214.691 suara. Ujang mengatakan, dalam kondisi seperti ini, Prabowo membutuhkan Gelora dan PKS sekaligus.
Gelora dinilai sebagai partai yang loyal mendukung Prabowo saat berkontestasi dalam Pilpres 2024. Sementara PKS merupakan partai yang mendapatkan kursi di parlemen berdasarkan hasil Pileg 2024, hal yang tidak dicapai Gelora.
Baca juga : PKS: Kami tidak Ada Masalah dengan Prabowo Subianto
"Prabowo butuh keduanya. Gelora dari awal dukung Prabowo-Gibran. Di saat yang sama, Prabowo butuh PKS untuk memperkuat kekuatan di parlemen," tandasnya.
Terpisah, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menyebut PKS sebagai, "musuh bebuyutan Gelora." Elite Gelora seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah merupakan tokoh-tokoh yang dulunya ikut membesarkan PKS. Namun, konflik internal yang terjadi membuat mereka hengkang dan mendirikan Gelora.
Adi pun memahami sikap Gelora yang mengadang PKS merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, PKS merupakan musuh politik dan ideologis bagi Gelora, sehingga sulit untuk bersatu serta menjadi faktor penghalang PKS jika ingin bergabung ke pemerintah.
Baca juga : Golkar Respons Soal PKS Lempar Sinyal Gabung Prabowo-Gibran
"Antara sentimen pribadi dan sentimen politik campur aduk. Intinya musuh bebuyutan. Sampai kiamat sulit disatukan," pungkas Adi.
Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfuz Sidik yang sempat menjadi kader PKS menyatakan pihaknya menolak PKS bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran karena kerap melontarkan narasi adu domba dan membelah masyarakat. Selama Pilpres 2024, misalnya, PKS dinilai acap kali melakukan serangan negatif kepada Gibran maupun Presiden Joko Widodo.
"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," katanya.
Baca juga : Pengalaman PKS Lengkap, tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengatakan hubungan PKS dengan Prabowo baik-baik saja. Bahkan, ia mengklaim hubungan itu sudah lama terjalin baik. Ditanya soal rencana bergabung tidaknya PKS ke pemerintahan Prabowo, ia belum mau menjawab dengan gamblang. Apalagi, pelantikan Prabowo sebagai presiden baru akan dilakukan Oktober mendatang.
"Pada waktunya PKS akan mengumumkan positioning-nya," pungkas Jazuli.
(Z-9)
KETUA Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan terdapat dorongan kepada presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto,
M. Thaher Hanubun - C. Viali Rahantoknam, kantongi dukungan 3 partai maju Pilbup Maluku Tenggara
BAKAL calon gubernur (bacagub) dari Partai NasDem, Ilham Akbar Habibie, optimis akan terus mendapat dukungan untuk maju dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat.
CALON kepala daerah (cakada) dari Indonesia Timur menerima Surat Keputusan (SK) dukungan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Kamis, (26/7/2024).
Sufmi Dasco Ahmad mengatakan harapan Fraksi PKS agar pemerintah yang baru dapat mengevaluasi program hilirisasi tambang akan menjadi kajian pihaknya.
Survei Indikator Politik Indonesia mencatat bahwa Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman belum mampu mendongkrak elektabilitas Anies Baswedan.
Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dilantik di Jakarta. Kesiapan sarana dan prasarana serta keamanan di Jakarta jauh lebih baik dan lengkap dibandingkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Partai Golkar mengakui ada perdebatan di internal koalisi pendukung Prabowo-Gibran terkait nama-nama calon gubernur (cagub) yang akan diusung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
PRESIDEN PKS mengungkap keinginannya untuk diajak ke dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
SEJUMLAH anggota partai politik (parpol) pendukung Prabowo-Gibran ditunjuk menjadi komisaris di perusahaan-perusahan BUMN.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyambut baik tawaran bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memuji Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad sebagai tokoh politik the rising star.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved