Bekal Positif Piala Presiden

PENYELENGGARAAN Piala Presiden 2022 yang berlangsung cukup baik menjadi bekal pelaksanaan Liga 1 2022-2023. Turnamen pramusim itu menjadi acuan kembali hadirnya penonton di stadion sekaligus menghidupkan kembali gairah sepak bola di Tanah Air.

Sejak era pandemi covid-19, kompetisi Liga 1 musim 2021-2022 digelar tanpa kehadiran penonton. Mayoritas tim bahkan menjalani musim harus di luar kota karena sistem yang digelar menggunakan format seri dengan menunjuk beberapa tempat menjadi tuan rumah.

Namun, kehadiran Piala Presiden tahun ini menjadi oase bagi publik sepak bola Indonesia. Empat dari lima stadion yang menjadi lokasi laga kembali dipadati suporter. Hanya tiga pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang berlangsung tanpa kehadiran penonton pascainsiden tewasnya dua orang suporter di Bandung.

Duel Persis Solo melawan PSS Sleman di Stadion Manahan, Solo, Jawa tengah pada 11 Juni lalu menjadi laga pembuka. Jumlah penonton yang hadir sebanyak 75% dari 20 ribu kapasitas stadion, seusai dari aturan pemerintah.

Selama lebih dari sebulan penyelenggaraan Piala Presiden tidak tersiar kabar munculnya klaster covid-19. Hal tersebut tidak lepas dari pengetatan protokol kesehatan selama turnamen berlangsung. Penonton yang hadir harus sudah mendapat vaksin ketiga, termasuk untuk pemain.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan berharap suksesnya Piala Presiden menular ke Liga 1 2022-2023 yang akan dimulai pada 23 Juli mendatang.

"Piala Presiden 2022 banyak dihadiri suporter di stadion dengan situasi seperti ini. Insya Allah PSSI menggulirkan Liga 1 mulai 23 Juli mendatang. Semoga kami mampu menjalankan Liga 1 2022-2023 dengan baik, lancar, aman dan sukses," kata Iriawan saat menghadiri penutupan Piala Presiden 2022, Minggu (17/7) malam di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur.

Terpisah, Direktur PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Akhmad Hadian Lukita yang juga Ketua Organizing Committee Piala Presiden 2022 mengatakan turnamen pramusim itu bisa menjadi acuan digelarnya Liga 1 2022-2023. Komitmen dari seluruh pihak terkait menyukseskan Piala Presiden tahun ini perlu diapresiasi.

"Piala Presiden bentuk upaya dalam hal kesiapan Liga 1 yang memang kami rencanakan akan dihadiri penonton," kata Akhmad kepada Media Indonesia beberapa waktu lalu.

Akhmad menjelaskan penonton yang hadir diizinkan sesuai level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masing-masing daerah. Untuk level satu penonton yang hadir diizinkan 100%, level dua 75% dan level tiga hanya 50%.

"Jadi tergantung kondisi wilayah masing-masing, petugas panpel juga harus jeli dalam hal ini jangan sampai merugikan," kata Akhmad.

PT LIB dan PSSI juga melakukan evaluasi terkait pelaksanaan Piala Presiden yang menjadi cetak biru Liga 1 musim 2022-2023 terutama terkait keamanan. "Dengan adanya kejadian numpuk di stadion ini harus dievaluasi terutama dari sistem ring (pengamanan). Misalnya di ring lima dicek, masuk ring empat dicek lagi. Ini kami akan bahas dengan panpel jangan sampai ada kepadatan dalam pengecekan," ujarnya.

Pakar Hukum Olahraga Eko Noer Kristiyanto menilai PT LIB sudah dalam jalur yang benar dalam menyiapkan Liga 1 musim 2022-2023 dengan mengambil pelajaran dari Piala Presiden. Protokol kesehatan yang ketat memang menjadi faktor kesuksesan Piala Presiden tahun ini.

Baca juga: Arema FC Siap Berdarah-Darah Demi Trofi Piala Presiden 2022

"Saat ini memang berbeda dari dua tahun lalu, sudah ada vaksin dan sudah ada SOP (standar operasional prosedur). Walupun kasus meningkat, okupansi rumah sakit rendah. Ini sudah di jalur yang benar untuk menyiapkan Liga 1," kata Eko saat acara Nunggu Sunset Media Indonesia beberapa waktu lalu.

Eko berharap PT LIB tidak memberlakukan keterisian stadion mencapai 100%. Hal itu demi menghindari euforia berlebihan dari suporter sepak bola sekaligus menunjukkan bahwa situasi pandemi belum sepenuhnya usai.

Lahirkan bintang baru

Dalam Piala Presiden edisi tahun ini, Arema FC mengukuhkan diri sebagai juara usai menang atas Borneo FC di final yang menggunakan sistem home-away dengan agregat 1-0. Kesuksesan tim berjuluk Singo Edan meraih gelar ketiga Piala Presiden tidak lepas dari munculnya nama-nama baru di skuad asuhan Eduardo Almeida.

Nama Abel Camara langsung menjadi idola baru Aremania setelah menjadi penentu kemenangan di final leg pertama melawan Borneo. Pemain Bissau Guinea mencetak gol satu-satunya di laga itu. Pemain yang sebelumnya berlaga di Liga Portugal itu juga mencetak satu gol saat semifinal leg pertama melawan PSIS.

Selain Abel Camara, nama Gian Zola Nasrulloh ramai diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir usai penampilan apiknya bersama Arema sepanjang gelaran Piala Presiden tahun ini.

Eks pemain Persib itu menunjukkan bahwa dirinya belum habis. Dia sukses mencetak dua gol dan satu assist penting di laga final leg pertama lalu. Gian Zola memang kurang mendapatkan menit bermain di Persib Bandung seusai promosi dari Persib junior pada 2016.

Ia didatangkan Arema dari Persib dengan status bebas transfer per 1 April lalu. Tidak disangka, pemain yang sempat dipinjamkan ke Persela Lamongan itu mampu unjuk kegemilangannya dengan membantu Arema juara untuk ketiga kalinya Piala Presiden.

Di Borneo, nama Matheus Pato menyihir pencinta sepak bola Indonesia berkat ketajamannya di lini serang tim berjuluk Pesut Etam. Pato menjadi top skor turnamen pramusim itu di debutnya bersama Borneo. Dari sembilan pertandingan yang dijalaninya sepanjang gelaran Piala Presiden kemarin, Pato berhasil membukukan total enam gol dan satu assist. Dengan catatan enam golnya tersebut, Pato kini mulai menandai kiprahnya sebagai salah satu calon striker yang patut diwaspadai di Liga 1 2022-2023.

Selain mengorbitkan pemain debutan, Piala Presiden juga memunculkan pemain-pemain muda berbakat. Di Borneo, Fajar Fathurrahman dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Piala Presiden kali ini berkat penampilan apik selama turnamen pramusim itu. Dia mencatatkan tujuh caps bersama timnya. (R-3)