Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GELANDANG timnas Inggris Bukayo Saka menganggap platform media sosial belum serius melakukan pencegahan pelecehan daring setelah dirinya menerima tindakan tersebut selepas kegagalannya dalam adu penalti di final Piala Eropa 2020.
Saka, yang merupakan satu dari tiga algojo penalti Inggris yang gagal dalam adu penalti melawan Italia di Wembley, Senin (12/7) dini hari, menjadi sasaran serangan rasial daring bersama dua rekannya, Marcus Rashford dan Jadon Sancho.
Melalui media sosial pribadinya, Saka mengunggah surat terbuka mengomentari kegagalannya tetapi juga menyoroti kesadaran bahwa hal itu
akan menimbulkan pesan sarat kebencian yang bakal diterimanya.
Baca juga : Arteta Pasikan Saka Kuat Hadapi Pelecehan Rasial
"Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa kecewanya saya atas hasil dan tendangan penalti saya. Saya percaya seharusnya kami
memenangkan ini untuk kalian semua," tulis Saka dalam unggahan di akun Twitter pribadinya, @BukayoSaka87, Kamis (15/7) malam.
"Saya meminta maaf tidak bisa membawa pulang trofi ini untuk kalian tahun ini. Akan tetapi, saya berjanji akan memberikan segenap kemampuan
demi memastikan generasi ini tahu apa rasanya jadi juara," tambahnya.
Pemain muda Arsenal itu berterima kasih kepada pendukungnya tetapi menyoroti kegagalan platform medsos melindungi penggunanya dari serangan-serangan serta pelecehan rasial.
Baca juga : Demonstran Antirasisme Berkumpul di Depan Mural Rashford yang Dirusak
Kepada platform media sosial Intagram, Twitter, dan Facebook, dia tidak ingin anak-anak maupun orang dewasa harus menerima pesan kebencian dan menyakitkan dirinya, Marcus, dan Jadon terima sepekan ini.
"Saya tahu langsung kebencian semacam ini akan saya terima dan itu adalah kenyataan menyedihkan bahwa platform kuat kalian tidak melakukan hal yang cukup untuk mencegah pesan semacam ini," kata Saka.
Menurut dia, tidak ada tempat untuk rasisme ataupun kebencian dalam bentuk apa pun di sepak bola maupun masyarakat.
"Bagi sebagian besar orang yang bersatu melawan pesan semacam ini dengan mengambil tindakan serta melaporkannya kepada polisi dan mengusir
kebencian ke sesama, kita akan menang. Cinta kasih akan selalu menang," tutup Saka. (Ant/OL-1)
INGGRIS untuk kedua kalinya gagal mengangkat Piala Eropa. Tiga tahun lalu di stadion kebanggaan mereka di Wembley, mimpi ‘St George’s Cross’ dibuyarkan oleh Italia
Secara total 17 laga diidentifikasi terpengaruh aksi rasisme termasuk tiga laga yang melibatkan Slovenia, Rumania, dan Serbia.
Alvaro Morata dan Modri meneriakan yel-yel, Gibraltar adalah bagian dari Spanyol', saat perayaan keberhasilan timnas Spanyol menjadi juara Euro 2024.
Timnas Indonesia naik satu peringkat meski tidak menjalani pertandingan yang masuk dalam kalender FIFA disebabkan pergerakan peringkat selepas Euro 2024 dan Copa America.
Dengan tambahan 90,47 poin, Timnas Spanyol, yang sudah mengumpulkan 1.820,39 poin naik lima setrip ke peringkat tiga FIFA, dari sebelumnya di posisi kedelapan FIFA World Ranking.
Sebanyak 6 pemain timnas Spanyol masuk dalam daftar 11 pemain terbaik Euro 2024.
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved