Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMILIK delapan medali emas Olimpiade Usain Bolt mengutuk serangan terhadap trio algojo adu penalti tim nasional Inggris yang gagal di final Euro 2020 sembari menegaskan bawah rasisme seharusnya tidak punya tempat dalam sepak bola maupun masyarakat.
Ketiga pemain yang dimaksud adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka, yang menjadi sasaran serangan rasial daring selepas Inggris dikalahkan Italia di final Euro 2020 pada Minggu (11/7).
Baca Juga: Demonstran Antirasisme Berkumpul di Depan Mural Rashford yang Dirusak
"Anda boleh marah kepada seseorang yang gagal karena kita semua manusia, tetapi ketika sudah membawa-bawa aspek ras, tindakan semacam itu tidak bisa diterima dalam sepak bola maupun kondisi umum lainnya," kata pelari Jamaika itu sebagaimana dikutip Reuters, Rabu dini hari WIB (14/7).
Serangan tidak hanya terjadi di dunia maya, mural Rashford di Manchester juga menjadi sasaran tindakan vandalisme dengan pesan berbau rasisme.
Bolt, yang sempat pindah profesi sebagai pesepak bola di Australia, menyebut serangan rasis itu sebagai sesuatu yang mengerikan.
"Pertama-tama semuanya itu mengerikan untuk diketahui... bagi saya sangat berat menyaksikan hal semacam ini. Sebagai orang kulit hitam, saya bisa bilang ini hal berat bagi mereka dan Anda tidak bisa menyalahkan mereka, sebab bukan mereka yang menentukan algojo penendang penalti," katanya.
"Ini sepak bola, ada menang, ada kalah dan memang berat ketika kalah. Saya pernah merasakannya bersama tim saya, tetapi saya tidak akan mencaci siapapun ataupun merendahkan mereka berdasar ras atau apapun. Kita semua akan marah ketika gagal menendang penalti, tetapi ketika menyangkut ras, anda harus paham itu akan menjadi masalah.
"Kekerasan rasial sangat tidak adil dan saya tidak percaya ini menjadi arah yang akan dituju sepak bola, saya mencintai sepak bola sepanjang karier olahraga, mengikuti kiprah para pemain ini ... jadi berat melihat ini semua terjadi," ujar mantan atlet asal Jamaika itu mengatakan. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Rashford Minta Maaf karena Gagal Penalti di Final Piala Eropa
Enzo Fernandez dikabarkan sudah meminta maaf secara langsung kepada rekan setim di Chelsea, terutama yang berkewarganegaraan Prancis terkait aksi rasisme yang dia lakukan.
Chelsea tidak memberikan sanksi kepada Enzo Fernandez atas nyanyian rasis yang dilakukannya bersama beberapa pemain Argentina.
Para pemain timnas Argentina memasuki lapangan dengan sambutan ejekan dan siulan yang dilakukan sebagian besar dari 35.000 penonton yang hadir di stadion.
Skuad Chelsea, saat ini, diisi tujuh pemain Prancis yaitu Axel Sisasi, Benoit Badiashile, Lesley Ugochukwu, Christopher Nkunku, Malo Gusto, Wesley Fofana, dan Malang Sarr.
Kasus rasisme yang melibatkan pemain timnas Argentina itu kian keruh usai Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel menyebut Prancis sebagai kolonialis dan rakyat negara Eropa itu munafik.
Striker Korea Selatan (Korsel) itu melaporkan ejekan rasisme yang diterimanya itu di laga persahabatan di Marbella, Spanyol, Senin (15/7).
Kedua tim kalah dalam pertandingan pembuka secara dramatis. Ceko kebobolan di waktu tambahan saat kalah 1-2 dari Portugal sedangkan Georgia takluk di tangan Turki dengan skor 1-3
Inggris diharuskan memainkan dua pertandingan tingkat Eropa tanpa penonton serta dibebani denda senilai 100 ribu euro (Rp1,6 miliar).
Mbappe berharap mendapatkan dukungan yang lebih banyak dari rekan setimnya setelah kegagalannya dalam adu penalti melawan Swiss.
Di daftar pencetak gol terbanyak Bundesliga, Schick hanya kalah dari penyerang Borussia Dortmund Erling Braut Halland dan striker Bayern Robert Lewandowski.
Spanyol kalah dalam laga semifinal Piala Eropa 2020, Juli lalu, disingkirkan Italia lewat adu penalti. Italia kemudian melaju ke abbak final dan sukses menjadi juara.
Pengumuman itu muncul setelah UEFA dan CONMEBOL menentang keras rencana FIFA menggelar Piala Dunia dua tahun sekali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved