Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Konsolidasi Nasional Dema PTKIN Bahas Indonesia Emas dan Pilkada

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
19/7/2024 23:34
Konsolidasi Nasional Dema PTKIN Bahas Indonesia Emas dan Pilkada
Pembukaan Konsolnas 2024 Dema PTKIN Se-Indonesia(Dok)

KONSOLIDASi Nasional 2024 Dema PTKIN Se-Indonesia membahas isu Indonesia Emas dan Pilkada Damai 2024. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, dari tanggal 18 hingga 21 Juli 2024 ini berlangsung di Gedung Laboratorium Terpadu dan dilanjutkan di Graha Muria yang terletak di daerah Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) bertindak selaku tuan rumah. 

Konsolnas 2024 Dema PTKIN ini menjadi ruang pembelajaran untuk memperdalam pemahaman tentang strategi kemajuan bangsa dengan spirit kepemudaan. Dalam kegiatan yang berpusat di Kabupaten Kudus ini, hadir sejumlah tokoh nasional, di antaranya salah satu tokoh dari kementerian, Komisioner Bawaslu RI, Pj Gubernur Jawa Tengah Komjen Nana Sudjana, serta 100 peserta dari 58 instansi perguruan tinggi Islam negeri. 

Pembukaan Konsolidasi Nasional 2024 Dema PTKIN Se-Indonesia dibuka dengan pemukulan gong oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Kudus, Dr. H. Kisbiyanto disaksikan oleh seluruh peserta yang hadir. Ia bersyukur dan menyambut dengan baik kegiatan Konsolidasi Nasional Dema PTKIN Se-Indonesia Tahun 2024. 

Baca juga : Pembangunan Jangka Panjang Indonesia Emas 2045 Harus Akomodasi Ide Pemuda

“Mahasiswa sebagai komponen terpenting perguruan tinggi, sudah selayaknya berperan aktif dalam pengembangan PTKIN, khususnya menuju kualitas unggul sebagai mahasiswa yang bersiap menjadi sarjana dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang tepat guna bagi kehidupan sesuai masa kini dan masa depan,” ungkapnya.

Kisbiyanto  melanjutkan salah satu isu utama penyiapan sarjana berkualitas unggul adalah memenuhi standarisasi dan internasionalisasi.Demikian juga penyiapan karir di dunia kerja, sarjana ke depan dituntut untuk mempunyai kompetensi sesuai profesi dan kualifikasi kelulusan berbagai sertifikasi. 

“Begitulah, tantangan dunia keilmuan dan dunia kerja saat ini dan masa depan. Di dunia keislaman, seorang yang hafal Alquran pun harus menunjukkan syahadah sebagai sertifikasi standar kemampuan hafalan dan mumpuni dalam tilawah,” jelasnya. 

Baca juga : Pemuda Katolik Gelar KKL II Bicarakan Isu Akselerasi Pembangunan Bangsa

Kisbiyanto juga menyoroti isu pembiayaan pendidikan tinggi. Sampai saat ini kebijakan nasional di Indonesia menerapkan sistem pembayaran UKT berjenjang dengan grade UKT tinggi bagi mahasiswa dari keluarga mampu dan UKT grade sedang dan rendah bagi keluarga dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah. 

“Sistem ini saling membantu bagi semua kalangan, di samping adanya afirmasi beasiswa KIP Kuliah dan program beasiswa lainnya. Saya optimis, sahabat-sahabat mahasiswa sebagai kader bangsa makin bersemangat dan akan berhasil menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Penanggung jawab agenda Konsolidasi Nasional (Konsolnas), Zuvan Dwi Budiharso dalam sambutannya menyampaikan, Konsolnas dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perjalanan bangsa. 

Baca juga : Rembuk Pemuda Jadi Wadah Wujudkan Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045

“Mari kita jadikan forum ini sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi, membangun jejaring, serta memperkuat komitmen kita dalam memajukan pendidikan tinggi di Indonesia," pungkas Zuvan.

Koordinator Pusat Dema PTKIN Se-Indonesia M. Syahrul Sobirin, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting mengingat banyaknya isu-isu nasional yang tengah berkembang. Berbagai permasalahan yang muncul, mulai dari isu ekonomi, sosial, hingga politik, membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. 

"Oleh karena itu, penyelenggaraan agenda ini menjadi krusial untuk mendiskusikan dan mencari solusi bersama. Melalui forum ini, diharapkan dapat tercipta kesepakatan dan langkah konkret yang dapat diambil untuk menghadapi tantangan yang ada serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Jangan sampai Indonesia Emas menjadi Indonesia Cemas," lanjut Syahrul. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya