Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo Dinilai untuk Membentuk Koalisi Besar

Abdillah M. Marzuqi
15/8/2023 01:00
Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo Dinilai untuk Membentuk Koalisi Besar
Presiden Jokowi berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri)(Antara/Dhemas Reviyanto )

DIREKTUR Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo mengungkap ada kemungkinan untuk mewujudkan koalisi besar dalam deklarasi dukungan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) pada Prabowo Subianto. Selain itu, Ari juga menduga ada skenario ataupun peran Presiden Joko Widodo dalam deklarasi tersebut.

"Saya melihatnya, ini kan menduga-duga, di mana peran Pak Jokowi di sini? Ini kan awalnya dari KIB, Golkar dan Pan menarik karena dari KIB. Jika PPP sudah ke Ganjar. Golkar dan PAN ini bareng-bareng ke Prabowo," terangnya.

Pendukung Prabowo Subianto saat ini berisi empat partai yang masing-masing mengajukan calon wakil presiden (cawapres) yakni PKB yang mengajukan Muhaimin Iskandar, PAN dengan nama Erick Thohir, serta Golkar dengan Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil. Ada pula nama Gibran Rakabuming Raka yang masih terbentur aturan soal batasan cawapres.

Baca juga: Pengamat: Jokowi Jadi Dirigen Deklarasi Koalisi Besar Pendukung Prabowo

“Tinggal bagaimana kompromi dari 4 partai ini yang semua. Apakah ini ada peran, cawe-cawe Pak Jokowi? Ini masih harus kita telusuri juga. Kalau ada skenario Pak Jokowi dalam arti ikut mengendorse, mengkondisikan, mendorong. dugaan saya arahnya ke koalisi besar. Jadi relevan,” tambahnya.

Ari mengungkapkan ada dua prasyarat untuk koalisi besar yakni elektabilitas. Menurutnya, saat ini rentang elektabilitas antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto semakin lebar. Hal itu dikonfirmasi beberapa survei yang menyebut Prabowo memimpin angka elektabilitas capres 2024.

Baca juga: Relawan Gibran-Jokowi Dinilai Mantap Dukung Prabowo

“Karena memang gap elektabilitas antara Ganjar dan Prabowo semakin melebar. Dari beberapa survei terafirmasi bahwa Prabowo leading. Kalau semakin besar jaraknya, sampai 2 digit, koalisi besar semakin memungkinkan,” tandasnya.

Selain itu, ada prasyarat koalisi. Koalisi besar akan memungkinkan jika PDI Perjuangan mau merapat. Alih-alih mendorong PDIP, lebih memungkinkan untuk mengkondisikan Golkar dan PAN terlebih dahulu.

"Ini agak susah untuk mendorong PDIP. Jadi ya sudah dikondisikan dulu Golkar dan PAN, sehingga paling tidak separuh koalisi (pendukung pemerintah) sudah di sana," terusnya.

Selain itu, keputusan Golkar untuk merapat ke Prabowo bukan tanpa risiko karena bertentangan dengan amanat Munas Golkar untuk mengusung Ketum Golkar Airlangga Hartarto dalam helatan Pilpres 2024.

"Itu jika memang Pak Jokowi cawe-cawe, intensinya pasti ke koalisi besar. tapi bisa jadi Pak Jokowi tidak tahu menahu dan tidak ikut campur-tangan. Ini murni inisiatif Golkar dan PAN, tapi agak naif Karena Airlangga begitu berani ketika melewati Munas,” pungkasnya. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya