Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GENERASI muda akan turut meramaikan pesta demokrasi Indonesia 2024. Namun, persebaran hoaks, disinformasi, dan misinformasi menjadi permasalahan besar bagi para pemilih muda.
Hal ini membuat para pemangku kebijakan diharuskan mencari solusi untuk memitigasi risiko yang terjadi, terutama di media sosial.
Melihat hal ini, Center for Digital Society (CfDS) berkolaborasi bersama IDN Times dalam Digitalk X GenZ Memilih dengan tema “Pengaruh Media Sosial terhadap Pilihan Gen Z di Pemilu 2024”.
Digitalk X GenZ Memilih menyampaikan sikap dan langkah yang harus diambil generasi muda pada Pemilu 2024.
Baca juga: Festival Pemilu Gembira Digelar Songsong Pesta Demokrasi
Hamdan Kurniawan (Ketua KPU DI Yogyakarta), Gielbran M. Noor (Ketua BEM KM UGM), dan Amelinda Pandu (Peneliti CfDS UGM) menjadi pembicara pada kesempatan ini dengan dimoderatori oleh Paulus Risang (Editor IDN Times Jogja).
Diskusi dapat diakses melalui link https://www.youtube.com/watch?v=WBDvU8eh-xo
Hamdan Kurniawan membuka sesi diskusi dengan transformasi yang KPU lakukan menggunakan teknologi lewat website yang telah disediakan, seperti SIPOL yang digunakan untuk pendaftaran dan verifikasi Partai Politik dan Calon Peserta Pemilu.
Pemilih Pemula Diharap Jadi Pemilih Rasional
Di Pemilu tahun 2024, KPU Yogyakarta telah meminta institusi pendidikan di Yogyakarta untuk mendata mahasiswa sehingga dapat melakukan Pemilu lewat TPS di lokasi khusus tanpa harus pulang ke daerah masing-masing.
Pemilih pemula ini diharapkan menjadi pemilih yang rasional, mandiri, dan bertanggung jawab sehingga dapat merajut nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi.
Diskusi juga menyoroti tentang perbaikan kaderisasi partai, memfokuskan pada value calon peserta pemilu alih-alih pada area materialistis sehingga hal ini akan menaikan persentase kepercayaan publik.
“Fokus dari kontestan politik adalah untuk menjawab permasalahan regionalnya karena setiap regional punya permasalahannya masing-masing yang kuncinya dipegang oleh calon peserta Pemilu”, jelas Gielbran.
Baca juga: Hadapi Pemilu 2024, Aljabar Strategic: Parpol Butuh Peremajaan Pemilih
Tidak hanya Parpol dan calon peserta Pemilu, publik pun harus terliterasi dengan baik. Saat ini, literasi politik hanya sebatas waktu dan teknis pemilihan.
Padahal, literasi politik juga masuk ke dalam ketahanan pemilih terhadap intimidasi dan bujukan transaksional yang tidak sehat. Pencerdasan literasi politik juga harus mulai dialihkan melalui media sosial alih-alih hanya difokuskan pada sistem konvensional.
Pencerdasan Literasi Politik
Pencerdasan literasi politik ini akan menghasilkan pemilih pemula yang paham akan perannya. Ada dua peran yang dimainkan oleh pemilih pemula.
Peran pertama adalah mengawal pemilu dengan turut aktif mengedukasi orang sekitar tentang hoaks, disinformasi dan misinformasi serta aktif terlibat melaporkan konten berbahaya.
Peran kedua adalah menjaga untuk tidak lengah dan terbawa arus dengan tidak turut menyebarkan konten berbahaya lewat media sosial masing-masing.
Baca juga: KPU Optimalisasikan Media Sosial menyasar Pemilih Gen Z
Pemilih pemula juga harus memperhatikan akun media sosial pelaksana dan peserta kampanye, iklan kampanye, dan konten berbahaya yang membawa ke tindakan kebencian.
“Sebagai pemilih pemula, kita harus menerapkan digital culture, yakni kemampuan membaca dan membangun wawasan kebangsaan, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika di kehidupan sehari-hari”, jelas Amelinda menutup diskusinya. (RO/S-4)
Pemilu 2024 banyak didominasi oleh pemilih pemula yang tidak mengetahui latar belakang dari masing-masing calon legislatif (Caleg) di daerah pemilihannya.
DINAS Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta menyatakan ada 121.245 pemilih pemula di Jakarta. Mereka adalah warga yang telah berusia 17 tahun pada 14 Februari 2024.
Banyak pemilih pemula atau Gen Z yang tidak mengetahui berapa jumlah surat suara yang harus dicoblos, tata cara pencoblosan, termasuk perbedaan surat suara.
Debat capres terakhir sangat relevan dengan permasalahan anak. Jumlah pemilih pemula dengan kategori orang muda mencapai 31,23%.
Pemkot Depok Kebut Perekaman E-KTP pemilih pemula
Pemuda harus menjadi aktor utama dalam pemilu untuk menentukan masa depan bangsa.
KUALITAS pendidikan yang baik merupakan tiang dan pondasi utama untuk membangun masyarakat yang mandiri. Salah satunya melalui program Beasiswa Sobat Bumi.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut program makan siang bergizi gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran belum tentu memakai susu.
Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi, ungkap tren dunia kerja saat ini cenderung menuju hubungan kerja yang lebih fleksibel, seiring pertumbuhan tenaga kerja muda yang lebih menguasai teknologi.
Presiden Joe Biden mengumumkan alasan keputusan mundur dari pemilihan 2024 untuk menyerahkan ke generasi yang lebih muda.
Generasi muda diminta dapat lebih kritis mengawal jalannya Pilkada Jakarta 2024. Mengingat peran mereka sangat penting untuk membangun arah Jakarta yang lebih baik.
DALAM menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks, peran generasi muda dalam upaya konservasi menjadi sangat krusial. Generasi muda tidak hanya sebagai pewaris bumi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved