Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Listyo Sigit Didorong Tuntaskan Operasi Tinombala

Mediaindonesia.com
20/1/2021 09:13
Listyo Sigit Didorong Tuntaskan Operasi Tinombala
Listyo Sigit(Antara)

PENGAMAT terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya mendesak Komjen Listyo Sigit Prabowo menuntaskan Operasi Tinombala untuk menangkap kelompok Ali Kora di Poso, Sulawesi Tengah.

Menurut Harist, hal tersebut merupakan salah satu tugas utama Listyo jika terpilih menggantikan Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri.

Selain itu, ada banyak tugas yang harus diselesaikan Komjen Listyo ketika sudah dilantik menjadi Kapolri seperti menyelesaikan sisa-sisa kasus pada masa Jenderal Idham yang menjadi perhatian publik.

“Terutama kasus terbunuhnya enam orang FPI, dan kasus perburuan teroris di Poso dengan Operasi Tinombala yang berjilid-jilid itu serta separatisme OPM,” kata Harist, Selasa (20/1) 

Terpenting, lanjut Harist Komjen Listyo harus mampu membangun citra Polri mulai dari top leader sampai bawah itu bisa diterima masyarakat dengan baik. 


Untuk berhasil mewujudkan hal tersebut, reformasi internal ialah keniscayaan.

“Realitas masyarakat bawah itu memang ada distrust, ketidakpercayaan terhadap Polri. Jadi, butuh kerja keras untuk ditumbuhkan kepercayaan masyarakat ini, bagaimana bisa memastikan Polri itu promoter (profesional, modern dan terpercaya),” jelasnya.

Di samping itu, Harist mengatakan Komjen Listyo sebagai calon Kapolri diharapkan punya integritas yang baik dan bisa on the track. Sebab, hal ini dikaitkan juga dengan isu primordial bahwa penduduk Indonesia mayoritas muslim. Adapun Listyo ialah nonmuslim.

“Kalau bisa profesional, dan membawa institusi ini bekerja sebagai pelayan publik dan penegak hukum, bukan sebagai pelayan kekuasaan, bukan sebagai alat kekuasaan. Maka, ini bisa menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada Polri. Tentu, masyarakat masih punya harapan ada keadilan yang bisa tegak untuk semua pihak tanpa pandang bulu,” tandasnya.


Ia menegaskan bahwa isu terorisme yang digencarkan sebagai tantangan bagi calon Kapolri Komjen Listyo karena beragama nonmuslim tentu sangat tidak relevan dan terlalu mengada-ada, bahkan kebablasan.

“Ada Pak Listyo atau tidak, isu teroris ktu memang sudah menjadi isu global. Jadi, tidak menunggu Pak Listyo yang nonmuslim menjadi Kapolri, tidak relevan dan enggak korelatif. Jadi kalau jualan isu teroris menjadi ancaman bagi Kapolri nonmuslim, itu terlalu mengada-ada,” pungkasnya.

Menurut rencana, rangkaian seleksi terhadap calon kapolri akan dilakukan DPR, pekan depan, di Jakarta. Uji kelayakan dan kepatutan calon kapolri dijadwalkan dilakukan pada Rabu (20/1).  (Ant/OL-8)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya