Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEBERAGAMAN bangsa Indonesia menjadi kunci dalam menciptakan kemajuan cita-cita bangsa. Kemajuan bangsa dapat dicapai apabila bangsa ini mampu mengelola keberagamaan untuk bersatu, menyatukan keluasan dan kebesaran kekayaan bangsa.
Pernyataan tersebut diungkapkan cendekiawan Yudi Latif dalam webinar refleksi peringatan Hari Pahlawan yang diadakan oleh Alumni Angkatan II Pemantapan Nilai-Nilai (Taplai) Kebangsaan Lemhannas RI, secara virtual, kemarin.
Menurut Yudi, energi nasional bangsa Indonesia tidak boleh habis untuk saling bertengkar. “Kalau energi nasional kita habis untuk bertengkar satu sama lain, apa pun yang kita punya tidak akan jadi wahana untuk pembangunan,” ujarnya.
Bangsa ini, lanjut Yudi, juga harus memiliki komitmen dan tekad sama-sama fokus menggapai cita-cita menjadi bangsa yang maju. Kebebasan kreatif hak milik individu perlu dijunjung tinggi dengan diimbangi regulasi peraturan pemerintah agar tercipta kebebasan yang sehat.
“Kebebasan perlu dijunjung tinggi, tapi pada saat yang sama jangan sampai kebebasan dan keistimewaan itu membangun kekacauan dalam kebersamaan.”
Yudi melanjutkan, diperlukan juga keseimbangan dalam hakikat sosial dan keadilan. Ketimpangan dapat berpotensi menghambat kemajuan bangsa.
“Kalau timpang, misal terlalu menekankan kolektivisme, itu pasti gagal. Contoh Uni Soviet, sedangkan kalau terlalu menekankan pada individualisme, hal tersebut juga bisa menjadi predator,” tuturnya.
Gubernur Lemhannas Agus Widjojo mengemukakan sebuah bangsa dapat keluar menjadi pemenang dalam era globalisasi ketika berhasil membangun daya saingnya. Upaya membangun daya saing diawali dengan evaluasi diri.
“Apa kekurangan dan sisi lemahnya yang perlu kita perbaiki. Sementara itu, sisi kuat terus kita bina agar lebih efektif menjadi sarana utama.”
Ditekankan Agus, bangsa yang kuat dalam era globalisasi juga mampu membangun kerja sama dan perdamaian dengan bangsa-bangsa lain. (Uta/P-2)
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menerangkan masyarakat harus menghormati tamu yang datang dan menjamin kenyamanan serta keamanan Paus Fransiskus
Pengamalan sila pertama di kehidupan sehari-hari tercermin dalam sikap menghargai perbedaan agama dan menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.
Peentingnya moderasi beragama bagi generasi muda dalam menghadapi realitas masyarakat yang semakin beragam.
Salah satu keindahan Indonesia karena adanya kebhinekaan yang harus terus dipertahankan. Tidak boleh ada satu golongan yang merasa lebih superior dan unggul dari golongan lain
Moderasi beragama perlu terokestrasi dengan baik lewat sinergi program serta rencana aksi yang jelas.
Puan Maharani mengingatkan pemerintah dan aparat keamanan untuk memastikan kenyamanan umat Khonghucu dalam merayakan Hari Raya Imlek maupun ritual perayaan Imlek lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved