Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Indonesia Terus Suarakan Kemitraan Global Lawan Covid-19

Haufan Hasyim Salengke
17/4/2020 21:19
Indonesia Terus Suarakan Kemitraan Global Lawan Covid-19
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi(Antara)

DALAM berbagai forum multilateral, Indonesia terus menyuarakan solidaritas dan kemitraan global dalam melawan pandemi virus korona (covid-19).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Jumat (17/4), mengatakan dalam kerangka WHO, Indonesia berpartisipasi dalam Solidarity Trial yang bertujuan mempercepat penemuan kombinasi dari empat obat-obatan dan pengobatan yang paling efektif untuk covid-19.

“Solidarity Trial melibatkan sedikitnya 90 negara dengan 900 pasien yang dipilih secara acak,” ujar Retno dalam konferensi pers video, Jumat.

Sementara dalam kerangka Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), kata Retno, Indonesia telah melakukan pertemuan virtual OIC Steering Committee on Health (SCH). Indonesia merupakan OIC Center of Excellence on Vaccines and Biotechnology Products serta anggota OIC Steering Committee on Health (SCH).

“Indonesia menyerukan imbauan untuk memperkuat OIC Center of Excellence on Vaccines and Biotechnology Products guna memerangi covid-19,” terangnya.

Pertemuan Tingkat Menteri Kelompok Alliance for Multilateralism (AoM), Kamis (16/4), Retno menyampaikan di masa kritis menghadapi pandemi covid-19 seluruh negara harus mendukung WHO melalui sistem multilateralisme.

Sebanyak 30 negara mengikuti pertemuan virtual tingkat Menteri AoM yang diprakarsai oleh Jerman untuk membahas pandemi covid-19. AoM merupakan forum negara-negara yang bersifat lepas yang dibentuk untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi berbagai permasalahan global.

Dalam pertemuan tersebut Retno juga menyampaikan dua poin utama yang dapat dilakukan negara untuk merespon krisis kemanusiaan yang terjadi, serta memperkuat upaya kerja sama internasional selama masa pandemi berlangsung.

Pertama, dalam menghadapi pandemi covid-19 tidak ada opsi lain bagi masyarakat internasional selain memanfaatkan WHO sebagai wadah kerjasama bagi seluruh negara anggota PBB.

Kedua, Menlu RI menegaskan pentingnya bagi masyarakat internasional untuk menjamin agar sistem multilateral dapat memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat luas, yaitu persediaan alat medis yang esensial, alat protektif diri, obat, dan vaksin.

“Untuk itu, sistem multilateral harus dapat bersifat lebih fleksibel terhadap isu terkait hak paten dan hak kekayaan intelektual dalam memproduksi alat medis, obat dan vaksin kepada negara ketiga," ujar Retno seperti disampaikan dalam keterangan Kemenlu.

Selain itu, Menlu juga menekankan sistem multilateral harus dapat memfasilitasi pergerakan dan alur barang supaya dapat terus menopang perdagangan dan rantai pasokan global.

Pertemuan virtual ini menghasilkan Deklarasi berjudul “We need strong global cooperation and solidarity to fight covid-19" yang memuat berbagai elemen terkait tantangan kesehatan, ekonomi, finansial, dan pencegahan pandemi covid-19.

Hal ini termasuk dimensi disinformasi yang kerap kali meningkatkan risiko penyebaran penyakit dan berpotensi menghambat respons kesehatan global yang efektif dan efisien. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya