Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kubu Wiranto Galang Gelar Munaslub Hanura

Golda Eksa
19/12/2019 09:10
Kubu Wiranto Galang Gelar Munaslub Hanura
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto (tengah) didampingi Ketua Dewan Penasihat Subagyo HS (kiri) dan Ketua Dewan Kehormatan Chairuddin.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

KETUA Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) diminta mundur dari jabatannya. OSO dinilai melanggar pakta integritas saat dilantik sebagai ketua umum Hanura.

"Kami ingatkan, ada komitmen untuk mundur, kalau persyaratan-persyaratan (pakta integritas) itu tak dipenuhi," kata pendiri Hanura, Wiranto.

Wiranto menceritakan awal mula meletakkan jabatan ketum Hanura. Pada 2016, dia diminta Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Dia kemudian melepas jabatan ketum Hanura karena tak mau rangkap jabatan.

Singkat cerita, Hanura menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di Bambu Apus, Jakarta. Wiranto mengajak OSO menjadi salah satu calon ketum Hanura.

Wiranto melakukan skenario sedemikian rupa agar OSO terpilih secara aklamasi.

Di balik penunjukan OSO, kata Wiranto, ada pakta integritas yang diteken bersama. Penandatanganan disaksikan dua politikus senior Hanura, Subagyo HS dan Chairuddin Ismail.

Beberapa butir dalam pakta integritas itu, yakni OSO berjanji hanya memimpin Hanura sampai 2019 dan tunduk kepada pedoman organisasi Hanura.

OSO, kata Wiranto, berjanji meningkatkan suara Hanura dalam Pemilu 2019.

OSO juga janji membawa 36 rekan DPD untuk menjadi calon legislatif di Pileg 2019. OSO bahkan berjanji legawa mundur bila tidak taat dengan perjanjian yang dibuat.

"Untuk itu, kami minta saudara secara kesatria, mundur sebagai ketua umum. Kan sopan santunnya begitu. Ini ada dua saksinya ikut tanda tangan kok," ujarnya.

Loyalis Wiranto pun berencana menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Forum ini dibentuk untuk merespons munas Hanura di bawah kepemimpinan OSO.

"Karena munas yang kemarin sebenarnya menurut saya itu belum (sah)," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Hanura Chairuddin Ismail.

Menurut dia, munas Hanura yang memilih OSO sebagai ketua umum tidak dapat dipercaya lantaran tidak mengundang seluruh pemilik suara. Ia menuding Hanura pimpinan OSO abal-abal.

Chairuddin bakal membentuk struktur kepengurusan Hanura mulai pelaksana ketua umum hingga pelaksana ketua dewan pembina. Barisan sakit hati atas kepemimpinan OSO pun dirangkul. Dia tak masalah kendati Wiranto tak turun tangan.

"Setelah itu terbentuk, itulah Hanura. Mereka (kubu OSO) mau mengatakan dirinya Hanura, enggak masalah," ujar dia.

Pensiunan jenderal itu menyadari risiko langkah ini, yaitu bakal membuat Hanura terbelah. Namun, dia mengaku tak masalah dengan prediksi itu.

 

Respons santai

OSO merespons santai pernyataan itu. OSO menegaskan partai yang resmi ialah yang terdaftar di Kemenkum dan HAM. "Partai politik yang resmi ialah partai politik yang terdaftar di Kemenkum dan HAM," kata OSO.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang berpidato dalam musyawarah nasional (Munas) Hanura di Jakarta.

 

Diketahui, kepengurusan pihak OSO memang terdaftar di Kemenkum dan HAM. OSO juga menjawab tudingan mengapa Munas Hanura tidak mengundang Presiden.

" Presiden sibuk dan masih ada hari lain untuk mengundang Bapak Presiden karena kita tidak mau melibatkan hal-hal konflik mengikutsertakan Presiden," ujar OSO. (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya