Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
CENDEKIAWAN muslim Quraish Shihab menilai salah satu hal yang membuat toleransi tidak tercapai dalam kehidupan bernegara adalah adanya emosi keagamaan yang meluap-luap. Emosi itu membuat seseorang tidak bisa bersikap adil ke sesama anak bangsa.
“Tidak jarang yang berpengetahuan agama pun sering bersikap tidak adil. Mengucapkan atau bersikap bahkan yang bertentangan dengan ajaran agamanya,” kata Quraish pada Forum Titik Temu: Kerja Sama Multikultural untuk Persatuan dan Keadilan di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (18/9).
Menurutnya, emosi agama harus dicegah dan dialihkan menjadi cinta yang menjadi inti dari ajaran setiap agama. Dengan cara itu, ucap Quraish, setiap orang akan dapat berhubungan secara harmonis di tengah perbedaan yang ada.
Dia juga memperingatkan bahaya kesalahpahaman tentang ajaran agama. Menurutnya, pendidikan jadi kunci untuk memerangi ancaman terhadap persaudaraan tersebut.
"Kesalahpahaman terhadap ajaran agama menjadikan orang enggan membantu orang yang berbeda. Bahkan orang enggan menyampaikan basa-basi. Padahal memberi bantuan apapun tidak terlarang oleh agama-agama untuk diberikan yang tidak seagama," ungkapnya.
Baca juga: Kerukunan Umat Beragama Kearifan Lokal Warga Banjarpanepen
Pernyataan Quraish tentang emosi keagamaan menjadi perhatian Presiden Joko Widodo yang hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam pidatonya, Jokowi menekankan penting untuk masyarakat mengurangi emosi keagamaan dengan meningkatkan cinta terhadap keagamaan.
“Emosi keagamaan dikurangi atau dihilangkan kemudian yang dikuatkan, ditingkatkan cinta keagamaan saya setuju, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, lalu lintas orang antardaerah, antarnegara," kata Presiden Jokowi.
Menurutnya, perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi membuat lalu intas manusia antardaerah maupun negara akan meningkat. Hal itulah yang membuat manusia semakin majemuk baik dalam suku, etnis, adat, budaya maupun agama.
Sehingga, lanjut Kepala Negara, setiap negara diminta semakin matang dan dewasa karena kemajuan zaman juga tak terpisahkan dengan pertumbuhan ekonomi.(OL-5)
Nadiem Anwar Makarim mengatakan keragaman suku, ras, dan golongan agama serta kepercayaan yang hidup di Indonesia adalah fakta yang telah diakui dan pahami bersama
Program pertukaran pelajar antardaerah di Indonesia ini memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesiaan.
Moderasi beragama adalah upaya kita untuk menegaskan bahwa kita benar-benar memerangi intoleransi.
GEREJA Katedral Jakarta menyumbangkan seekor sapi untuk Masjid Istiqlal pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan berpendapat salam dan ucapan hari raya lintas agama adalah bentuk toleransi dan ekspresi etika sosial dalam tata kebinekaan Indonesia.
Menag Yaqut Cholil Qoumas tidak sepakat dengan MUI yang memfatwakan ucapan salam merupakan bagian dari doa yang mengandung unsur ibadah, sehingga tidak boleh dicampuradukkan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved