Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Eks DI/TII Berikrar Setia kepada NKRI

Putra Ananda
14/8/2019 08:40
Eks DI/TII Berikrar Setia kepada NKRI
Menko Polhukam Wiranto (kemeja putih) menyaksikan penandatanganan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.(MI/ADAM DWI)

SEBANYAK 14 perwakilan dari keluarga besar Harokah Islam Indonesia, eks Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII) berikrar setia kepada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

"Hari ini menjelang proklamasi kemerdekaan atau menjelang ulang tahun proklamasi kemerdekaan, kita bersyukur ada kesadaran dan keinginan dari keluarga besar Harokah Islam Indonesia beserta eks DI/TII, eks NII, beserta para pendukung dan simpatisan mereka untuk setia pada Pancasila dan NKRI. Persatuan itu sangat penting. Hanya dengan persatuanlah kita dapat berkompetisi dengan negara lain," kata Menko Polhukam Wiranto dalam acara yang berlangsung di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin.

Menurut Wiranto, pemerintah dan seluruh masyarakat memberikan apresiasi, menyambut baik, dan berbangga akan kesadaran tersebut. Ia berharap itu tidak hanya berlaku bagi mereka yang menyatakan ikrar, tetapi juga menyebar dan menjadi contoh bagi kalangan yang selama ini masih menduakan ideologi Pancasila.

"Mudah-mudahan momen ini merupakan peluang untuk teman-teman lain yang belum sadar untuk sadar dan mengikuti jejak teman-teman yang saat ini bersama-sama berikrar di ruangan ini. Kita semua adalah satu," tegas mantan Menhankam Pangab itu.

Mantan pimpinan DI/TII Sarjono Kartosuwiryo mengungkapkan bahwa upaya perpecahan yang dilakukan gerakan separatis maupun radikalisme di Indonesia telah menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan mereka. Oleh karena itu, keikhlasan untuk setia kepada Pancasila dan NKRI datang dari keinginan dan kesadaran mereka sendiri tanpa paksaan.

"Saya menerima akibat buruk dari perpecahan. Setiap orang yang mengadakan perlawanan pasti akan menimbulkan korban yang berdampak panjang pada keluarga dan orang yang ditinggalkan. Oleh sebab itu, saya mengimbau kepada seluruh rekan-rekan yang masih berusaha memecah kesatuan agar kembali bersatu untuk membangun negara ini," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengimbau mahasiswa untuk mewaspadai serangan terhadap pola pikir yang bertujuan mengubah ideologi Pancasila. Ia sampaikan itu dalam kuliah umum bagi 8.615 mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) di Surakarta, Jawa Tengah, kemarin. (FR/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya