Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
ORIENTASI untuk meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata merupakan hal penting yang harus diperhitungkan. Selain kebutuhan alat utama sistem pertahanan (alutsista), hal lain yang perlu diperhatikan ialah meningkatkan kemampuan sistem radar.
Perangkat radar untuk mendeteksi pesawat asing yang masuk wilayah kedaulatan NKRI milik TNI AU masih minim. Sejauh ini hanya 20 radar saja yang tersedia. Idealnya TNI AU punya 32 radar untuk disebar di penjuru Tanah Air.
Demikian dikatakan Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Pertahanan Udara Nasional (Pusdiklat Hanudnas) Kolonel Pnb Mohammad Mukshon kepada wartawan di Markas Pusdiklat Hanudnas, Surabaya, Kamis (4/7).
Menurut dia, radar tersebut juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan pelatihan melalui simulator, peralatan elektronik untuk mendukung pelatihan pengamanan kedaulatan negara dari ancaman musuh. Pusdiklat Hanudnas merupakan satuan pelaksana pendidikan dan pelatihan yang berada di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional.
Selain kebutuhan radar, Mukshon juga berharap Kementerian Pertahanan bisa memenuhi permintaan untuk mengganti perangkat simulasi perang (electronic warfare simulator/EWS) yang ada di Pusdiklat Hanudnas. Maklum, teknologi yang ada di simulator tersebut dianggap sudah jauh tertinggal.
"Kondisi EWS sekarang ini kurang bagus. Teknologinya ketinggalan dan perlu di-upgrade. Sebab tidak terintegrasi dengan kapal dan peralatan tempur darat yang memiliki kemampuan Hanudnas," katanya.
Baca juga: KSAD: TNI Jalin Pertemanan Internasional untuk Jaga Keamanan
Simulator yang ada saat ini hanya untuk Angkatan Udara (AU). Sedangkan simulator radar Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) belum tersedia. Padahal siswa yang mengikuti pendidikan di Pusdiklat Hanudnas berasal dari tiga matra TNI.
"Jadi radar-radar kita saja yakni radar Thompson, radar plessey dan radar Master T. Sedangkan untuk radar di KRI Martadinata, KRI I Gusti Ngurah Rai, kita belum bisa menunjukkan kepada para siswa. Karena baru ini saja yang ada," terang dia.
Ia menambahkan, peralatan elektronik di pusat pelatihan itu perlu diperbarui dengan mengadopsi peralatan perang elektronika yang ada di alutsista AD, AL dan AU. Dengan begitu, ketika siswa belajar, pihaknya bisa menunjukkan mekanisme kerja peralatan tersebut.
"Kami sudah ajukan untuk pengadaan yang baru karena sudah ketinggalan, harapan kami kalau bisa diperbarui maka tiga simulator yakni air defence system simulator (ADSS), air defence simulator general facilities (ADSGF) dan air defence battle training system (ADBTS) bisa dioperasikan," tuturnya.
Di tempat yang sama, Kepala Biro Humas Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen Totok Sugiharto, mengaku akan menyampaikan informasi kebutuhan peralatan itu kepada pimpinan Kementerian Pertahanan guna membantu peningkatan peralatan Pusdiklat Hanudnas.
"Semoga ke depan Pusdiklat Hanudnas semakin maju dalam mencetak SDM yang andal. Apa yang dibutuhkan di sini saya laporkan ke Pak Sekjen dan Pak Menhan," pungkas Totok.(OL-5)
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved