Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TERDAKWA kasus berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet diduga berbohong karena kontraksi dua jenis obat. Hal tersebut diutarakan dokter psikiater yang merawat Ratna Sarumpaet, Fidiansyah.
Dua obat yang dimaksud ialah obat antidepresan yang rutin dikonsumsi terdakwa dan obat bius saat tindakan medis operasi plastik.
"Otomatis jika tidak dikonsumsi segala kemungkinan bisa terjadi, beda beda, paling ekstrem bisa sampai bunuh diri," kata Fidiansyah saat sidang Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (9/5).
Menurut Fidiansyah, saat berbohong diduga Ratna masih dalam pengaruh obat bius yang berkontraksi dengan obat antidepresan yang rutin dikonsumsi sehari-hari.
"Depresi itu sesuatu hal yang biasanya didiamkan karena dikira bukan penyakit. Jika sudah parah bisa sampai bunuh diri," ujar Fidi.
Baca juga: Saksi Ahli Sidang Ratna Sebut Berbohong bukan Tindak Pidana
Depresi seperti itu biasanya tidak disadari orang sekitar. Namun, Fidiansyah menjelaskan, kala itu, Ratna Sarumpaet dalam kondisi tertekan.
Tetapi, Fidiansyah mengatakan hal seperti itu belum pernah terjadi semasa kontrol Ratna. Biasanya, Ratna bisa mengontrol emosinya secara normal usai meminum obat antidepresan.
Sebelumnya, terdakwa kasus penyebaran berita bohong Ratna Sarumpaet ternyata rutin mengkonsumsi obat penenang setiap bulannya. Ratna melakukan hal itu karena mempunyai masalah kegelisahan yang berlebihan.
Hal tersebut diketahui di persidangan Ratna Sarumpaet ketika pemanggilan saksi fakta yang menghadirkan asisten Ratna, Nur Cahaya Nainggolan, ia membeberkan bahwa Ratna Sarumpaet memiliki dokter kejiwaan langganan yang bernama dokter Fidiansyah.
Ratna Sarumpaet didakwa atas perbuatannya menyebarkan berita bohong atau hoaks penganiayaan yang menyebabkan luka lebam pada wajah. Dan secara sengaja membuat kegaduhan di masyarakat melalui foto dan video yang tersebar. (OL-2)
SEORANG wanita paruh baya dengan paras yang sangat mirip dengan Ratna Sarumpaet membuat ulah di Bali saat Nyepi.
Permohonan pembebasan bersayarat (PB) Ratna diterima dan dikabulkan sehingga Ratna menjalani hukuman selama lebih kurang 15 bulan
Ratna sebelumnya divonis 2 tahun penjara oleh majelis hakil PN Jaksel. Vonis itu jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa, yaitu 6 tahun penjara.
Alasan JPU mengajukan banding ialah putusan majelis hakim yang memberikan vonis kurang dari setengah tuntutan JPU dinilai tidak memberikan efek preventif.
JAKSA Penuntut UmumĀ yang menangani terdakwa kasus berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet juga mengajukan banding atas vonis yang diberikan kepada terdakwa karena dianggap ringan.
Padahal, sehari sebelumnya Ratna menyatakan tidak ingin mengajukan banding dan memilih ingin fokus menulis buku serta menikmati sisa di masa tahanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved