Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Rumah adat Sumatera Barat menjadi salah satu kekayaan Indonesia yang banyak membuat wisatawan mancanegara terpana.
Terkenal dengan nama rumah gadang, atau masyarakat Minangkabau sering menyebutnya sebagai bagojong (rumah bergonjong/makin ke ujung makin lancip) rumah adat ini memiliki ciri khas bentuk atapnya meruncing.
Bentuk tersebut kemudian diadaptasi menjadi ciri khas Sumatera Barat. Bukan hanya pada bangunan saja, namun juga digunakan untuk ikon logo pemerintah daerah hingga hiasan pengantin wanita.
Baca juga : Murid SD di Padang Diwajibkan Berbahasa Minang Tiap Selasa
Di balik keunikan atapnya yang runcing, rumah gadang memiliki beberapa jenis sesuai dengan daerah asal, bentuk bangunan, dan tata ruangnya. Kami jabarkan selengkapnya di bawah ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa gonjong mengacu pada bentuk atap yang meruncing. Namun ternyata, di Sumatera Barat juga terdapat rumah adat dengan bentuk atap tumpul. Di mana perbedaan bentuk atap tersebut mempengaruhi nama rumah adat.
Sitinjau Lauik merupakan nama rumah adat dengan atap meruncing, sementara rumah dengan atap tumpul disebut Kajang Padati. Alasannya sebagai berikut.
Baca juga : Bandara Internasional Minangkabau kembali Dibuka Pagi Ini
1. Rumah Gadang Sitinjau Lauik
Seperti yang disebutkan di atas, rumah Sitinjau Lauik dibuat dengan atap meruncing. Tujuannya yaitu agar atap bebas dari endapan air hujan karena air langsung turun ke tanah berkat bentuk atapnya yang lancip.
Umumnya, daerah dengan tanah datar lebih memilih jenis rumah gadang ini. Termasuk di Kota Padang Panjang yang kini difungsikan sebagai Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau.
Baca juga : Bawaslu Padang Awasi Intensif Pendistribusian Surat Suara
2. Rumah Gadang Kajang Padati
Tidak seperti rumah gadang pada umumnya yang memamerkan atap runcingnya, Kajang Padati sengaja dibuat menumpul menyesuaikan kondisi alam pesisir.
Pasalnya, jika dibuat runcing akan rawan diterpa angin puting beliung yang sering terjadi di wilayah tersebut, misalnya di Padang dan Padang Pariaman.
Gonjong atau bagian meruncing pada rumah adat SumBar yang dihiasi ornamen juga turut mempengaruhi penamaannya. Ya, jumlah gonjong turut mempengaruhi jenis rumah gadang. Umumnya, terbagi menjadi lima, yaitu:
Baca juga : Padang Panjang Terpapar Abu Vulkanik, BPBD Kesbangpol Bagikan Masker
1. Rumah Gadang 4 atau 6 Gonjong: Gajah Maharam
Gajah maharam artinya gajah tidur. Bila gajah tidur, badannya tampak besar dan mengembang. Seperti itulah rumah gadang ini diibaratkan. Bagian kanan dan kirinya mempunyai ruang yang seolah-olah seperti sambungan dari bangungan utama.
Biasanya, rumah gadang ini digunakan sebagai tempat bersanding pengantin pada saat acara adat, tempat bermain anak, atau menenun. Rumah Gajah Maharam ini bisa kamu temukan di Kabupaten Solok Selatan, tepatnya di Nagari Koto Baru.
Baca juga : Didukung Empat Jenderal, Syaikhu: Sumbar Jadi Lumbung Suara PKS dan AMIN
2. Rumah Gadang 2 atau 4 Gonjong: Sibak Baju
Dua gonjong di bagian tengah atap menyerupai sibak baju atau dalam bahasa Indonesianya belahan baju. Sementara bentuknya mengambil model dasar dari gajah maharam.
Beberapa contoh yang mirip dengan rumah gadang ini yaitu Istana Ampang Tinggi (Malaysia), Rumah Adat Lontik/Pencalang (Riau), dan Istana Seri Menanti (Malaysia).
Baca juga : 6 Oleh Oleh Khas Padang Selain Rendang, Nomor 4 Mirip Dodol Garut!
3. Rumah Gadang 7 Gonjong: Alang Babega
Alang babega artinya burung elang. Dinamakan demikian karena bentuk gonjongnya menyerupai elang yang mengangkat kepala dan sayap ketika terbang.
Sementara bagian lain tidak berbeda dengan rumah gadang jenis lainnya, hanya saja terdapat ruangan kecil di bagian tengah atap yang diberi atap gonjong sehingga jumlahnya ganjil.
4. Rumah Gadang 5 Gonjong: Rajo Babandiang/Gojong Limo
Baca juga : Aksi Damai Bela Palestina akan Digelar di Padang Panjang
Ketika kamu menyambangi Luhak Limo Puluah Koto, mayoritas rumah di sana menggunakan model gojong limo. Yang mana rumah adat ini umumnya beratap lima gonjong. Empat gonjong sejajar, sementara satu gonjong paling ujung atau luar tidak sejajar.
Jika dilihat dari samping, rajo babandiang mirip rumah gadang yang disatukan. Itulah mengapa disebut rajo babandiang yang artinya berdampingan.
5. Rumah Gadang Begojong Banyak
Baca juga : Rancah Bana! Ini Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Padang Minangkabau yang Sarat Makna
Terakhir, memiliki gojong lebih dari enam atau paling banyak 9 gonjong. Rumah begojong banyak ini masih sangat dilestarikan oleh masyarakat Nagari Abai, Solok Selatan yang memiliki hukum adat sangat kuat.
Bahkan, lebih kuat daripada hukum pemerintahan. Dengan kata lain, masyarakat hanya akan mengikuti aturan adat daripada peraturan pemerintah setempat.
Masih ada dua jenis lagi dari rumah gadang Sumatera Barat yang dipengaruhi oleh tata ruang, yaitu:
Baca juga : Intip Budaya Sumatera Barat di Hotel Borobudur Jakarta
1. Rumah Gadang Surambi Papek/Bapaserek
Rumah ini bisa kamu temukan di daerah Agam. Ciri khas rumah gadang ini memiliki pintu masuk dari belakang (dapur) yang menandakan bahwa yang punya rumah adalah perempuan, sementara laki-laki menumpang. Meski begitu, sebenarnya terdapat ruang untuk menerima tamu, hanya saja tidak terlalu luas.
Kini, rumah gadang surambi papek mulai banyak dimodifikasi, tepatnya di Koto Merapak Bukit Tinggi karena kebiasaan masuk dari belakang rumah ini tidak begitu disukai. Modifikasi ini umumnya dilakukan dengan memindahkan surambinya ke depan, atau sekaligus diberi serambi dengan anak tangga dua buah.
Baca juga : Pemkot Padang Pantau Ketat Kondisi 22 Warga yang Digigit Anjing Positif Rabies
2. Rumah Gadang Surambi Aceh
Surambi sendiri mengambil kata serambi yang artinya peron rumah untuk menerima tamu, khususnya yang bukan orang Minang atau orang kolonial pada zaman dahulu.
Bedanya dengan surambi papek, rumah gadang surambi ini memiliki gaya arsitektur yang dipengaruhi oleh Kekuasaan kesultanan Aceh. Itulah mengapa disebut rumah gadang surambi Aceh.
Ukurannya lebih luas daripada surambi papek, dan terbagi menjadi dua jenis, yaitu rumah gadang surambi aceh dengan jumlah satu gonjong dan dua gonjong.
Baca juga : Kualitas Udara Tidak Baik, Kabut Asap di Padang Semakin Tebal
Kelestarian rumah adat surambi Aceh ini pun masih sangat terjaga di daerah Solok dan Solok Selatan. Selain itu, di kawasan Nagari Sungai Pagu dan Saribu Rumah Gadang. Bahkan, pada bangunan modern seperti Hotel Bumiminang.
Inilah asal dari macam-macam rumah gadang Sumatera Barat saat ini. Berkaitan dengan sistem adat. Koto piliang menerapkan prinsip aristocrat, sedangkan bodi caniago berprinsip demokrasi yang selengkapnya bisa kamu lihat di bawah ini.
1. Rumah Gadang Koto Piliang
Baca juga : Tingkatkan Pelayanan, Kopnuspos Gelar Gathering Prioritas di Kota Padang
Biasanya, koto pialang terdiri dari 3 gonjong. Tiga di kiri dan kanan, 1 di depan dan juga di belakang. Serta memiliki anjungan yang bagian kanan dan kiri rumah gadangnya agak ditinggikan untuk tempat para pemimpin sekaligus memperlihatkan bahwa statusnya lebih tinggi dari masyarakat sehingga harus ditinggikan.
2. Rumah Gadang Bodi Caniago
2 buah gonjong yang dibangun pada kiri dan kanan bangunan menjadi ciri khas rumah bodi caniago yang membedakannya dengan rumah gadang lain. Tidak sedikit pula bangunan yang memiliki 1 gonjong tambahan di belakang maupun depan. Bahkan kamu juga bisa menemukan rumah bodi caniago tanpa anjungan.
Baca juga : Goa Kelelawar Padayo, Objek Wisata Tersembunyi Kota Padang
Posisi duduk pada rumah ini dibuat sejajar sebagai simbol bahwa mana semua orang memiliki hak dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat. Artinya, masyarakat yang menggunakan rumah adat ini menjunjung tinggi musyawarah untuk mengambil suatu kesepakatan atau mufakat.
Rumah adat Sumatera Barat ini mungkin tidak sepopuler beberapa contoh di atas, namun penting untuk diketahui guna menambah wawasan kamu.
1. Rumah Gadang Batingkek
Baca juga : Ini Macam-Macam Rumah Adat Papua
Model bangunan ini bergonjong empat atau bertingkat, atau merupakan pengembangan dari tiga model rumah gadang, yakni gajah maharam, rajo babandiang, dan serambi papek. Dengan tambahan ruang pada lantai kedua dan ketiga yang disebut paranginan. Singkarak, Solok merupakan daerah yang masih menjaga kelestarian rumah adat batingkek.
2. Rumah Gadang Gonjong Anam
Gonjong anam merupakan rumah gadang gajah maharam yang bertransformasi dengan desain lebih modern. Bagian penutup kolong rumah (selangko) yang umumnya dibuat dari anyaman kini di rumah menggunakan papan.
Ukiran khas suku Minangkabau tetap ada di sisi-sisi rumah. Dan bangunannya ditambah anjung, serta memiliki jendela lebih banyak.
Itulah tadi ragam rumah adat Sumatera Barat yang banyak sekali jenisnya. Semoga bermanfaat untuk menambah pengetahuan.
Di Papua saja terdapat berbagai macam rumah adat yang tersebar diberbagai daerah. Tentu saja rumah-rumah adat ini memiliki makna, fungsi hingga nilai sejarah yang tinggi.
Rumah adat Jambi terkenal dengan rumah panggung, seperti halnya wilayah lain di daerah Sumatera. Akan tetapi, rumah panggung dari Jambi memiliki keunikan yang khas.
rumah adat Lampung yang terdiri dari beberapa jenis dengan fungsi yang beragam, baik untuk tempat tinggal hingga penyimpanan barang
rumah adat Sumatera Utara dengan ciri khas ukiran yang mengandung filosofi, keindahan luar biasa serta tata ruang yang unik
Rumah adat Jawa Timur merupakan salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan. Hal ini mengingat rumah tradisional mengandung banyak nilai filosofi dalam desainnya.
rumah adat Sulawesi Selatan yang mayoritas berbentuk panggung dengan keunikan ornamen dan filosofi di balik pembangunannya
Diketahui, cuaca panas terjadi di Padang sejak dua pekan belakangan ini. Seluas 4.200 hektare lahan pertanian di Padang terancam kekeringan.
satu trip suplai air ada sekitar 5.000 liter. Pihaknya mendapatkan suplai air dari PDAM Kota Padang dan pada hari ini total yang sudah disuplai sebanyak 10.000 liter air bersih untuk sekitar 200 KK
Larangan tersebut, tertuang dalam surat edaran Pejabat Wali Kota Padang yang ditujukan kepada kepala sekolah, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua.
Sebanyak 16,4 persen kasus berasal dari luar kota, sedangkan sekitar 83 persen (1.773 kasus) berasal dari dalam kota yang tersebar di 11 Kecamatan se-Kota Padang.
keberhasilan pengobatan pasien TBC pada tahun 2023, pasien yang menyelesaikan pengobatan sebanyak 90,4 persen, putus berobat 5,4 persen, meninggal 3,5 persen, pindah 0,5 persen
Kementerian PPPA memastikan akan terus mengawal kasus meninggalnya seorang anak (AM) dan dugaan kekerasan fisik yang dialami anak (A) di Kota Padang, Sumatera Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved