Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MARI kita bertamasya ke masa lalu. Masa ketika manusia belum menemukan api. Kira-kira, bagaimana cara nenek moyang kita itu mencukupi kebutuhan nutrisi mereka? Memangsa hewan dan tumbuhan serta langsung menelannya mentah-mentah?
Menurut sejarawan, kemungkinan besar itu umumnya yang manusia lakukan. Sebagian ada yang bertahan, tidak sedikit yang mungkin mati karena kuman atau bakteri seturut ayam, babi, kodok, serta berbagai jenis tanaman yang mereka konsumsi. Penemuan api sebagai produk kebudayaan, kemudian secara tidak langsung menyelamatkan peradaban manusia karena ia dapat membunuh bakteri saat digunakan untuk memproses makanan.
Seperti halnya api, minyak nabati yang dibuat dari tanaman, juga bagian dari produk kebudayaan. Ia bagian dari inovasi berikutnya yang dibuat manusia dalam memenuhi kebutuhan gizi dan selera makan mereka. Minyak tidak hanya berfungsi sebagai pengantar panas untuk mematangkan, tapi juga agar makanan yang dikonsumsi lezat dan menyehatkan. Makanya, jangan heran jika ada sejumlah produsen yang mengklaim minyak produk mereka mampu meminimalkan risiko penyakit jantung karena mengandung omega-3 dan sebagainya. Namanya juga pedagang.
Kini, para saudagar itu diuntungkan dengan melonjaknya harga minyak goreng, yang konon harganya naik hingga 30% dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan itu antara lain disebabkan melonjaknya harga minyak sawit mentah (CPO) di tingkat global. Para produsen minyak goreng tergantung pada harga CPO. Karena itu, ketika harga minyak sawit mentah melonjak, harga minyak goreng curah dan kemasan sederhana pun ikut meningkat. Akan tetapi, terlepas apa pun penyebabnya, kenaikan harga ini membuat konsumen resah. Pemerintah pun perlu campur tangan dengan mematok harga minyak Rp14.000 per liter, berlaku untuk semua ritel ataupun warung di kampung-kampung.
Saya bukan ekonom dan tidak ingin membahas persoalan ini dari sudut ekonomi, seperti hukum supply-demand dan sebagainya. Saya hanya ingin merenungkan soal ketergantungan manusia pada produk kebudayaan yang mereka ciptakan, terutama kebiasaan mereka dalam mengonsumsi makanan. Mengapa mereka bisa ribut hanya karena harga cabai rawit atau cabai keriting melonjak, misalnya. Memangnya tidak bisa hidup tanpa mengonsumsi sambal? Memangnya bakal mati jika hanya mengonsumsi rebusan sayur dan lalapan?
Tata cara dan selera makan, entah bancakan dengan tangan, pisau, sendok, atau garpu, entah digoreng, direbus, entah disangrai dengan pasir atau dibakar, merupakan produk kebudayaan yang dibuat manusia. Itu yang membedakan mereka dengan hewan yang cara makannya begitu-begitu saja. Namun, kita selaku manusia jangan jemawa dulu. Segala rupa dimakan. Giliran ada flu burung, flu babi, kelabakan. Bukankah wabah korona yang entah kapan akan berakhir ini juga dipicu lantaran ulah sebagian dari kita yang kerap memangsa hewan liar, termasuk kelelawar?
Masa pandemi ini memang kiranya menjadi momen yang tepat bagi kita untuk merenungkan kembali peradaban. Selamat berakhir pekan dan jangan lupa makan.
Disperindag Jabar masih menunggu salinan aturan terkait kenaikan HET MinyaKita.
Kenaikan tersebut banyak dikeluhkan pembeli dan pedagang karena harga minyak curah di pasaran sudah mencapai Rp17 ribu per kilogram dan minyakkita Rp16.500 per liter.
PENAIKAN harga eceran tertinggi (HET) Minyakita menjadi Rp15.700 akan memengaruhi harga pangan yang bahan baku menggunakan minyak goreng.
BULOG Kanwil Sumatera Utara menyebutkan penetapan HET baru minyak goreng pemerintah MinyaKita berpotensi melancarkan produksi dan distribusi komoditas tersebut ke pasaran.
Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan penaikan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng rakyat atau MinyaKita dari semula Rp14.000 per liter Rp15.700 per liter sudah berlaku.
Dengan dibentuknya badan kakao dan kelapa yang dicangkokan ke BPDPKS, Syaiful menilai hal tersebut akan mengganggu program strategis nasional kelapa sawit ke depannya.
Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik sebesar Rp7.000 per gram, pada Kamis (18/7) pagi. Saat ini, harganya menyentuh Rp1.427.000 per gram.
Pemerintah dinilai gagal membangun tata produksi industri minyak kelapa sawit. Padahal, menurutnya Indonesia adalah negara penghasil CPO terbesar di dunia.
Saat ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang mendiskusikan tentang penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan Minyakita.
Permasalahan di sisi distribusi diduga yang mendorong pemerintah berencana menaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan seusai Lebaran 2024.
MINYAK goreng kemasan hingga curah di Pasar Tradisional, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) kembali mengalami kenaikan harga, Kamis (29/2/2024).
Harga minyak goreng kemasan Tropical di pasar tradisional Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), tembus Rp37 ribu per 2 kilogram. Selain mahal, stok minyak itu langka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved