Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

KOI Minta Maaf AWBG Batal Digelar

Budi Ernanto
05/7/2023 11:36
KOI Minta Maaf AWBG Batal Digelar
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari.(ANTARA/INDRIANTO EKO SUWARSO)

KOMITE Olimpiade Indonesia (KOI) mengumumkan penyelenggaraan 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023 pada 5-12 Agustus, urung terlaksana karena keterbatasan waktu dalam proses administrasi birokrasi.

“Dengan berat hati, kami terpaksa mengumumkan 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023 tidak dapat terlaksana. Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada ANOC serta para Federasi Internasional, atlet dan segenap Komite Olimpiade yang sudah berjuang sejak proses kualifikasi,” ujar Ketua KOI Raja Sapta Oktohari dalam keterangannya, Rabu (5/7).

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras selama masa persiapan.”

Baca juga: Kemenpora Sesalkan ANOC World Beach Games Batal Digelar di Bali

Okto, sapaan Raja Sapta, menerangkan pemerintah Indonesia sejatinya telah menyetujui pembiayaan 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023. Hanya saja, sistem mekanisme birokrasi anggaran sulit dilakukan mengingat sempitnya waktu yang dimiliki. Situasi dirasa kian sulit karena beberapa sponsor 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023 pun menyatakan mundur.

Sejak ditunjuk sebagai tuan rumah 2nd ANOC World Beach Games bali 2023, KOI telah berupaya maksimal agar penyelenggaraan pesta olahraga pantai terbesar di dunia ini dapat terlaksana dengan sukses, mulai dari menyelenggarakan technical meeting dengan Federasi Internasional, Chef de Mission Seminar, dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan tersebut dibiayai secara mandiri oleh KOI.

Baca juga: Komisi X DPR Kaget AWBG Batal Digelar di Bali

“Kami hanya pelaksana, tetapi tepat hari ini, waktu yang kita miliki hanya 30 hari dan proses anggaran masih panjang. Pil pahit ini terpaksa kami telan karena dengan keterbatasan waktu, kami melihat sulit mempersiapkan multievent kelas dunia. Kami melihat minimnya waktu di tengah mekanisme penggunaan anggaran menjadi sangat berisiko dalam membuat multievent kelas dunia. Sementara Indonesia telah menjadi tuan rumah yang luar biasa dengan menggelar Asian Games dan Asian Para Games. Ketika lebih banyak mudarat daripada manfaat maka yang harus dilakukan adalah menjaga marwah Indonesia,” tutur Okto.

KOI, lanjut Okto, tetap akan terus menjalin komunikasi intensif dengan ANOC dan stakeholder olahraga internasional terkait. Termasuk mengoptimalkan diplomasi dan negosiasi terkait adanya konsekuensi terkait adanya keputusan ini, termasuk adanya konsekuensi.

“Tentu ada konsekuensi. Kami masih berkomunikasi. Yang jelas, KOI akan terus bekerja dan saat ini kami telah menggagendakan kegiatan yang bisa mendapatkan eksposure untuk olahraga indonesia,” jelas Okto. (Beo)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya