Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
VICTORIA Azarenka, Senin (20/2), mengatakan ia berharap WTA Finals segera menemukan rumah yang 'layak' setelah organisasi tenis putri dunia itu menangguhkan seluruh turnamen di Tiongkok.
Mantan peringkat satu dunia dan juara Australia Terbuka dua kali itu juga mendesak agar arena turnamen penutup musim itu segera diumumkan, untuk memungkinkan pemasaran yang lebih baik terhadap kejuaraan di pengujung tahun itu.
WTA Finals diikuti peringkat delapan besar tunggal dan delapan besar nomor ganda. Turnamen itu seharusnya digelar di Shenzhen, kota di pesisir selatan Tiongkok, setiap tahunnya selama 10 tahun, mulai dari edisi 2019.
Baca juga: Kalahkan Sabalenka, Garcia Juara WTA Finals
Kesepakatan dengan Shenzen itu memecahkan rekor dan seri pertama turnamen tersebut di sana pada 2019 menyaksikan hadiah utama untuk juara nomor tunggal Ashleigh Barty senilai US$4,42 juta, yang menjadi rekor hadiah tertinggi untuk petenis, baik di tur ATP maupun WTA.
Akan tetapi, pandemi dan kasus hilangnya petenis Tiongkok Peng Shuai -- menyebabkan WTA menangguhkan seluruh operasi di Tiongkok-- membuat WTA Finals belum bisa kembali ke Shenzhen lagi sejak 2019.
Peng, mantan pemain ganda peringkat satu dunia, belum pernah terlihat lagi di luar Tiongkok sejak menyatakan tuduhan, yang kemudian ia cabut, pelecehan seksual yang dilakukan seorang pejabat tinggi Tiongkok.
Kejuaraan WTA itu kemudian dibatalkan pada 2020 dan dipindah ke Guadalajara, Meksiko, pada 2021 dan ke Fort Worth, Texas, Amerika Serikat pada tahun lalu.
Namun, WTA Finals di Fort Worth menyaksikan jumlah penonton yang minim karena pemilihan arena di sana diumumkan terlambat yaitu pada September, kurang dari dua bulan sebelum turnamen berlangsung.
"Kami perlu sesuatu yang layak untuk Finals ini," kata Azarenka, yang merupakan anggota aktif Dewan Pemain WTA, di depan awak media saat turnamen WTA di Dubai, Senin (20/2), seperti dilansir AFP.
"Beberapa tahun terakhir, dengan pengumuman yang begitu pendek, jelas tidak ada waktu untuk marketing, menurut hemat saya, kurang dihargai," lanjutnya.
Azarenka mengatakan turnamen yang digelar di Guadalajara menghadirkan penonton yang 'menakjubkan' dan yakin panggung turnamen bergengsi itu di masa depan harus menerima sambutan yang sama.
Tapi dia mengatakan, "Belum ada tempat yang ditentukan saat ini."
"Masih ada pembicaraan dengan Tiongkok. Belum ada yang pasti," ungkapnya.
Musim ini akan menandai hari jadi ke-50 dari WTA dan Azarenka menyinggung seoal perlunya evolusi dalam tour tersebut, seraya memperingatkan bahwa, "Orang-orang dari generasi yang lebih tua" tampaknya menahan olahraga tersebut.
Dia juga mengajak para pemain lebih bersatu dan terlibat dalam upaya memajukan tenis.
"Sangat sulit mengubah cara yang sudah ada, memecahkan tradisi yang telah berjalan selama ini," kata dia. "Tenis harus lebih cepat dalam hal pemilihan waktu."
Dia mengatakan musim kompetisi tenis profesional -- yang membentang selama 11 bulan dalam setahun, paling panjang dari olahraga apapun di dunia -- harus diubah, karena hal itu 'tidak menarik bagi para fan.'
Azarenkan lolos ke babak kedua turnamen WTA di Dubai menyusul kemenangan 6-3 dan 7-5 atas petenis Rusia Anastasia Pavlyuchenkova dan bakal berhadapan dengan petenis Amerika Serikat (AS) Amanda Anisimova, Selasa (21/2).
Unggulan pertama Iga Swiatek dan juara Australia Terbuka Aryna Sabalenka juga akan beraksi di turnamen WTA 1000 itu pada Selasa (21/2). (Ant/OL-1)
Unggulan kedua Swiatek tampil dominan sejak awal laga final untuk menang 6-1 dan 6-0 atas Pegula dalam tempo 59 menit.
Swiatek berpeluang merebut posisi nomor satu dunia untuk kedua kalinya secara beruntun jika bisa mengalahkan Pegula di laga final WTA Finals, Senin (6/11).
Persaingan di babak semifinal WTA Finals bakal sengit. Empat petenis memastikan tiket ke babak empat besar setelah berjuang habis-habisan untuk menyabet trofi penutup musim 2023 itu.
PETENIS Amerika Serikat Jessica Pegula melaju ke babak semifinal ajang WTA Finals. Pada laga terakhir fase grup, dia mengalahkan Maria Sakkari dari Yunani.
PETENIS Ons Jabeur mengatakan akan menyumbangkan sebagian dari hadiah uang Final WTA-nya kepada warga Palestina yang menjadi korban invasi Israel.
PETENIS Iga Swiatek membuka laga pertama ajang WTA Finals dengan kemenangan.
Anna Kalinskaya berhasil mencapai final Jerman Terbuka setelah mengalahkan Victoria Azarenka dengan skor 6-1 6-7(3) 6-1 dalam pertandingan semifinal yang dramatis.
Pegula meraih kemenangan 6-4, 3-6, dan 7-6 (9/7) atas Azarenka dalam laga yang berlangsung selama 2 jam dan 36 menit.
Elena Rybakina mencapai final Miami Terbuka setelah mengalahkan Victoria Azarenka dengan skor 6-4, 0-6, 7-6 (7/2).
Azarenka yang berusia 34 tahun merupakan juara tiga kali di Miami Terbuka pada edisi 2009, 2011 dan 2016.
Victoria Azarenka, yang menjadi juara Miami Terbuka pada 2009, 2001, dan 2016, harus mengatasi perlawanan pantang menyerah lawannya asal Kazakhstan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved