Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PESENAM Amerika Serikat (AS) Simone Biles tiba di Olimpiade Tokyo dengan rekor tidak terkalahkan dalam kompetisi all-around atau semua alat dalam sembilan tahun terakhir dan siap mengubah statusnya sebagai pesenam terbaik sepanjang masa.
Secara umum, semua orang sepakat satu-satunya yang mampu mengalahkan Biles adalah Biles sendiri saat dia berpeluang besar menambah koleksi lima medali Olimpiadenya, termasuk empat medali emas, yang dia menangi di Olimpiade Rio 2016.
Mungkin, selain timnas bola basket putri, Biles akan menjadi wakil AS yang berpeluang besar meraih medali emas dengan mudah di Jepang.
Baca juga: Tiga Atlet Indonesia Bertolak ke Olimpiade Tokyo
Pertama kali Biles gagal naik podium teratas dalam kategori semua alat adalah ketika tampil pada meet di Chemnitz, Jerman, pada 2013 ketika Barack Obama saat itu baru memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS dan Donald Trump membintangi The Apprentice.
Sejak itu, sang juara bertahan Olimpiade dan juara dunia itu menjadi langganan tetap naik mimbar teratas untuk membangun dinasti olahraga yang jarang terlihat belakangan ini.
Akan tetapi, meski Biles berada satu kelas di atas uji coba Olimpiade AS, terdapat celah kecil dalam kesempurnaannya.
Dia terjatuh dari balok keseimbangan, keluar dari garis batas dalam senam lantai, dan tidak menunjukkan penampilan terbaiknya pada palang tunggal dan sejajar.
Kesalahan-kesalahan kecil itu bukan karakteristik dia. Begitu juga air mata yang keluar ketika Biles berjuang mengatasi kekecewaan karena gagal mencapai standarnya sendiri yang tinggi.
Luapan emosi itu menunjukkan Biles adalah manusia biasa dan bukannya mesin pencetak medali yang sejauh ini mencapai rekor 25 kali finis podium pada kejuaraan dunia.
Dia boleh saja menyelesaikan uji coba dengan skor kombinasi dua hari tertinggi namun yang terlihat bukannya penampilan dominan dari pesenam
berusia 24 itu ketika dia dikalahkan Sunisa Lee, yang mencetak poin tertinggi dalam all-around.
Melihat kegagalan itu, beberapa orang yakin Biles tidak akan panen medali emas di Tokyo nanti.
Bahkan Lee, yang bergabung dengan Biles di skuat empat pesenam AS, melihat apa yang terjadi dalam uji coba itu suatu kesalahan dan bukannya awal.
"Saya tahu itu mungkin tidak akan terjadi lagi," kata Lee.
Bahkan, apa yang terjadi dalam uji coba kemungkinan hanya akan memotivasi Biles.
Sebelum meninggalkan arena malam itu di St Louis, Biles memberi suatu peringatan kepada siapa saja yang ingin merebut mahkotanya selama Olimpiade.
"Pulanglah, bekerja lebih keras," kata Biles. "Ini baru awal dari perjalanan."
"Kita masih memiliki tugas banyak yang dikerjakan," lanjutnya.
Di Rio, Biles menjadi atlet 19 tahun yang fenomenal. Di Jepang, dia siap menjadi wajah dari Olimpiade Tokyo, meneruskan tongkat estafet Michael Phelps dan Usain Bolt, yang menjadi bintang di Olimpiade Beijing 2008, London 2012, dan Rio 2016.
Saat ini tidak ada pesenam yang setara dengan Biles.
Dia mendapat kehormatan tertinggi setelah namanya dipakai menamai elemen senam, bukan hanya satu tapi empat, satu di meja lompat, satu di balok keseimbangan, dan dua di lantai.
Repertoar ketrampilannya termasuk showstopper seperti double-pike vault Yurchenko, kala dia adalah satu-satunya atlet putri yang mendarat dengan baik dalam kompetisi itu.
"Setiap kali saya turun dan bertanding itu lebih menegangkan karena saya berusaha menjadi lebih baik daripada saya sendiri di kompetisi terakhir jadi saya mencoba mengalahkan diri saya sendiri," kata Biles saat wawancara dengan NBC Today Show.
"Kadang-kadang Anda terjebak pada momen itu dan itu menakutkan karena saya tiba dan berkata, 'Bisakah saya melakukannya lagi, bisakah saya menjadi sebaik ini?'," pungkasnya. (Ant/OL-1)
Pada nomor 10 meter Air Riffle, Fathur Gustafian menduduki posisi ke-15 dengan 628,7 poin dan posisi ke-43 di nomor 50 meter 3 position dengan poin 574 dari 19 kali tembakan.
Andy Murray, yang telah memenangkan dua medali emas Olimpiade, dan pasangannya, Dan Evans, menyerah 6-2 dan 6-4 dari pasangan Amerika Serikat (AS) Taylor Fritz dan Tommy Paul.
Saat melawan wakil Korea Selatan Lim Shihyeon di babak 32 besar panahan perorangan putri Olimpiade Paris 2024, Rezza Octavia sama sekali tidak mampu berbicara banyak.
Jorji, sapan Gregoria Mariska, menang atas wakil Korea Selatan, Kim Ga Eun dengan skor akhir, 21-4, 8-21, dan 23-21 di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Jumat (2/8) dini hari WIB.
Rentetan 25 laga tanpa kekalahan Iga Swiatek di Roland Garros diakhiri oleh Zheng Qinwen di semifinal Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8).
Rifda Irafanaluthfi menceritakan cedera tersebut bermula saat menjalani latihan hari kedua di Paris dan merasakan ketidaknyamanan di lutut kanannya.
PESENAM Indonesia, Rifda Irfanaluthfi tuntaskan penampilannya di Olimpiade Paris 2024 meski dalam kondisi cedera, Minggu (28/7).
Di cabang panahan, tiga Srikandi Indonesia Diananda Chairunisa, Rezza Octavia, dan Syifa Nur Afifah Kamal akan tampil di nomor beregu putri.
Rifda akan bertanding di Olimpiade Paris 2024 yang akan digelar pada 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.
Pusat kebugaran ini juga menyediakan kelas khusus seperti Zumba, K-Pop Dance, TRX, Booty Camp, Soul Strength, Circuit Soul, hingga Afro Dancing.
Asosiasi Senam Jepang (JGA) dilaporkan tengah menyelidiki insiden yang melibatkan Shoko Miyata itu. Merokok melanggar aturan yang telah ditetapkan JGA.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved