Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

DBD di Sulawesi Selatan Tembus 1.620 Kasus, Akibatkan 9 Kematian

Andrei Wilmar
20/4/2024 11:55
DBD di Sulawesi Selatan Tembus 1.620 Kasus, Akibatkan 9 Kematian
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sulawesi mencapai 1.620 kasus hingga April, dengan 24 kabupaten dan kota terdampak. (Antara)

JUMLAH kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sulawesi hingga April menyentuh angla 1.620 kasus, tersebar di 24 kabupaten dan kota. Data tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) Muh Ishaq Iskandar.

"Pekan ke-13 April 2024 ada 1.620 kasus DBD terlaporkan dari 24 kabupaten dan kota dengan jumlah kematian sebanyak sembilan orang," tuturnya di Makassar, Jumat (19/4).

Angka kematian pasien itu pun tersebar di 6 Kabupaten, yaitu Toraja Utara, Maros, Bantaeng, Pangkep, Bulukumba, dan Soppeng. Sementara sumber jumlah kasus didapat dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), secara kumulatif sebanyak 372 suspek hingga pekan ke-13. Ishaq pun mengingatkan pentingnya kewaspadaan pada musim hujan ini.

Baca juga : Kasus DBD di Bangka Belitung Renggut Enam Nyawa

"Kasus DBD di Sulsel tersebut patut diwaspadai mengingat musim hujan sejauh ini masih berlangsung pada sejumlah daerah dengan tidak merata sehingga membuat bibit nyamuk aedes aegypti, penyebar DBD mudah berkembang," ujarnya.

Data 2023 secara kumulatif menunjukkan 2.859 kasus DBD dengan 10 kasus kematian. Tahun ini diperkirakan akan meningkat. Pasalnya jumlah kasus di pertengahan 2024 telah lebih dari seribu kasus. 

"Memang sejak Januari sampai April terjadi peningkatan, itu karena terjadi perubahan musim. Adanya intensitas curah hujan meningkat sejak awal Januari hingga April tahun ini," ucap Ishaq.

Baca juga : Kasus Kematian Akibat DBD Terus Melonjak Dibandingkan Tahun Lalu

Selain itu, bila dilihat usia pasien yang terjangkit DBD mulai anak-anak hingga orang dewasa karena semua orang memiliki risiko tertular DBD. 

Jika dilihat segi umur, pasien terjangkit DBD ada dari semua kalangan, anak-anak hingga dewasa. Tentu saja karena semua orang berisiko tertular DBD. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan, usia pasien 0-14 tahun paling banyak dengan angka 49,94 persen. Kemudian umur 15-44 tahun menyentuh angla 42,90%. Selanjutnya usia 44 tahun sekitar 7,16%. 

Di sisi lain, waktu paling rentan nyamuk menyebarkan virus ini, jelas Ishaq, adalah pagi dan sore hari.

Baca juga : Pengendalian DBD Butuh Kolaborasi Kuat Pemerintah dan Masyarakat

"Biasanya orang kalau tidur pagi dan sore mudah terjangkit, apalagi kalau di rumahnya itu banyak digantung baju, air di bawah kulkas, ada ban bekas, hingga di dispenser. Itu bisa menjadi sarang nyamuk," ujarnya. 

Sebagai upaya mengatasi adanya pertumbuhan kasus, Dinas Kesehatan setempat mengeluarkan surat edaran yang mengajak seluruh kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan.

Tak hanya itu, koordinasi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota terus ditingkatkan. Salah satu caranya melalui pertemuan virtual. 

Pemerintah Provibsi pun sudah meembagikan sarana diagnostik (RDT), alat fogging atau pengasapan ke Dinas Kesehatan kabupaten dan kota. Sementara upaya terakhir adalah lampanye geralan 3M, menguras penampungan air, menutup wadah air, dan mengubur barang bekas yang mengandung air.

"Diperlukan juga membersihkan selokan, menguras genangan air dan tempat penampungan air dan sampah-sampah bisa menjadi sarang nyamuk, misalnya, botol, kaleng bekas, ban bekas dan tempat lain menjadi sarang nyamuk," jelas Ishaq. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya