Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEBAGAI salah satu momen yang sudah diakui negara, perayaan Imlek kini memang bisa dilakukan semua daerah. Apalagi jika daerah tersebut memiliki banyak masyarakat keturunan.
Berangkat dari situlah, Pemkab Tabanan, Bali menggelar Festival Imlek dan Cap Go Meh. Hasilnya, acara itu ternyata mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Tabanan.
Kegiatan yang melibatkan berbagai suku dan etnis di Kabupaten Tabanan tersebut, dipimpin langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh seluruh jajaran OPD di lingkungan Pemkab Tabanan. Parade dimulai dari Vihara Dharma Chattra, menuju Jalan Gajah Mada dan diakhiri di Taman Bung Karno Tabanan.
Baca juga : Kirab Barongsai dan Liong Meriahkan Cap Go Meh di Denpasar
Nampak iringan barisan yang terdiri dari Bupati Tabanan, Wakil Bupati Tabanan dan Istri, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan diwakili salah satu anggota, Tjokorda Anglurah Tabanan, jajaran Forkopimda, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD serta Camat se-Kabupaten Tabanan, Dewan Pakar INTI Bali beserta para pengurus, serta para tokoh masyarakat dan para ASN.
Perayaan Tahun Baru Imlek ini, diharapkan mampu menjadi tonggak sejarah baru bagi generasi ke depan. Meski parade ini baru pertama kalinya dilakukan di Bali, kontribusi dan solidaritas dari masyarakat cukup besar.
“Kita bisa lihat pada hari ini, semua saudara kita Tionghoa terlihat tersenyum dan tertawa gembira bisa merayakan hari raya dengan penuh suka cita. Demikian juga nantinya jika ada perayaan budaya dari etnis maupun komunitas lainnya, kami tentunya akan sangat terbuka. Sungguh sangat luar biasa," ujar Bupati.
Bagi Sanjaya, spirit yang mereka bangun itu sebagai upaya penghargaan terhadap keberagaman. "Perbedaan yang kita miliki harus menjadi sebuah berkah, keberagaman dan keniscayaan," tegasnya.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat selalu membangun kesadaran kemanusiaan. Tinggalkan pikiran sempit berbasis etnis, suku dan agama, selagi lahir dan hidup di tanah Tabanan. Ditegaskannya semua adalah saudara, Vasudeva Kutumbakam. Sejarah juga telah mencatat, terkait akulturasi budaya dan kekerabatan orang Tionghoa dengan orang Bali sebagai bukti bahwa semua adalah bersaudara.
“Ayo jadikan kota Tabanan adalah rumah besar kita. Bangun rumah ini dengan pondasi kebersamaan dan spirit jele melah, nyame gelah. Di mana kaki dipijak, di situ langit dijunjung, di manapun kita, harus kita bersatu padu membangun Tabanan yang kita cintai,” ujarnya.
Ia berharapan acara itu dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Ia juga berpesan agar kegiatan serupa kedepannya bisa menjadi ikon serta wadah berkreasi bagi semua komponen masyarakat, khususnya di Tabanan.
Baca juga : Kapan Cap Go Meh 2023, Ini Kumpulan Ucapan Selamatnya
Di kesempatan itu, Ferijanto Chonie selaku Ketua Indonesia Tionghoa (INTI) PC Tabanan menyampaikan apresiasinya atas dukungan dan support yang terus diberikan Pemerintah dalam hal ini Bupati Tabanan dalam pelaksanaan kegiatan. Rangkaian acara diisi dengan parade budaya di sekitaran Kota Tabanan, dan dilanjutkan dengan acara kesenian serta pembagian lontong Cap Go Meh kepada para undangan, dimana Bupati, Wakil Bupati nampak sangat menikmati hidangan. Pihaknya juga berharap, kegiatan ini bisa terus berlangsung di masa mendatang.
“Rasa bangga dan terharu warga Tionghoa pada hari yang bersejarah ini bisa melaksanakan festival Imlek dan Cap Go Meh untuk pertama kalinya di Kota Tabanan. Berkat dukungan Pemerintah Daerah dan seluruh masyarakat. Mimpi kami mengadakan acara ini bisa terlaksana dengan baik dan rahayu," kata Ferijanto Choni. (RS/N-1)
Perayaan Cap Go Meh di Purwokerto syarat dengan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa yang menyatukan dua etnis berbeda di Indonesia.
CAP Go Meh adalah perayaan yang menghiasi kalender Tionghoa, perayaan ini tak hanya tentang ritual dan keseruan tetapi juga kekeluargaan dan makanan yang menghiasi indera penciuman.
Cap Go Meh adalah bagian dari rangkaian perayaan Imlek yang paling ditunggu masyarakat Tionghoa.
PT Creative Event Entertainment (CEE) mengundang semua orang untuk bergabung dalam perayaan etnis, warisan dan nilai-nilai bersama kita di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu (24/2).
Kebun Raya menghadirkan kegiatan Showcase Barongsai & Naga, dan Promo Kuliner Lontong Cap Gomeh yang ada di Resto Secret Garden dan Resto Raasaa.
Keragaman budaya Indonesia perlu lestarikan, agar generasi penerus dapat mengerti keberagaman indonesia, khusunya generasi muda di Taman Sari.
DESA Wisata Jatiluwih yang terkenal dengan hamparan sawah terasering yang indah, kembali menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Ini tips bagi yang ingin berwisata ke sana.
DUA warga negara asing (WNA) diketahui tewas tertimpa bangunan vila, Jumat (15/3). Saat dievakuasi petugas, keduanya dalam posisi telanjang dan sudah dalam keadaan meninggal dunia
PENDAKI perempuan, Eka Putri Pratiwi,24, yang dilaporkan tersesat di Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan, Bali, akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat, Senin (4/3) pukul 16.15 Wita.
DUA pendaki di Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan Bali hingga saat ini masih dinyatakan hilang. Keduanya diketahui bernama Eka Putri Pratiwi (24) dan Sandika (26).
Ia pun mengapresiasi para audiens atas partisipasi dan kontribusi yang diberikan dalam memajukan daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved