Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARGA beras di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, masih tinggi. Padahal Perum Bulog sudah menggelontorkan sekitar 800 ton beras medium SPHP (Stabilitas Pasokan Dan Harga Pangan) di kawasan setempat.
"Sudah kita lepaskan kepada distributor, toko, kedai dan mitra Bulog lainnya untuk dipasarkan ke konsumen akhir dengan harga jual HET Rp9950/kg" kata Muammar, Pemimpin Bulog Cabang Sigli pekan lalu.
Anehnya harga beras di pasaran Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya tetap mahal. Itu sebabnya warga masih harus membeli beras dengan harga tinggi.
Sesuai penelusuran Media Indonesia di pasar Kota Sigli Ibukota Kabupaten Pidie, misalnya harga beras medium kualitas bagus Rp193.000 per sak atau harga eceran Rp13.000 per kg. Harga tersebut lebih mahal dari sebulan lalu yaitu Rp180.000 per sak yakni Rp12.000 per kg.
Lalu beras medium kualitas sedang, harganya sudah mencapai Rp 185.000 per sak atau Rp 12.500 per kg. Itu juga lebih mahal dari sebelumnya yang hanya Rp170.000 per kg atau Rp8.000 per kg.
"Sudah sebulan terakhir, setiap masuk beras dari pedagang besar atau dari penyalur kilang padi, harganya selalu naik Rp4.000 per sak. Sudah empat kali masuk naik terus" kata Muzakir, pedagang pengecer beras di Sigli, kepada Media Indonesia, Rabu (22/2).
Hal serupa juga terjadi di pasar Garot, Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie dan Pasar Meureudu Ibukota Kabupaten Pidie Jaya. Tidak diketahui apakah kenaikan terus menerus itu ada permainan pedagang besar, pengusaha kilang padi atau pihak terkait lainnya.
Warga berharap, pemerintah atau Perum Bulog Pusat, segera menelusuri penyebab tingginya harga beras di pasaran pasca pelepasan beras premium SPHP tersebut. Jangan sampai keringanan yang diperuntukkan pemerintah untuk masyarakat luas, tapi diselewengkan oleh kelompok tertentu untuk mengeruk keuntungan besar.
"Jangan sampai negara rugi, warga semakin menderita karena ulah segelintir orang" tutur Zikrillah, tokoh mzsyakat Pidue dan pemerhati masalah sosial masyarakat, kepada Media Indonesia. (OL-13)
Baca Juga: Pemkot Tasikmalaya Abaikan Siswa SDN Argasari Hilang Konsentrasi Belajar
Dalam upaya stabilisasi bawang merah, Bapanas bersama Kementerian Pertanian (Kementan) akan memasifkan operasi pasar lewat Gerakan Pangan Murah (GPM) di wilayah Jakarta.
UNTUK menjaga stok beras premium di pasaran, relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium bakal diperpanjang.
Masih tingginya beberapa harga bahan kebutuhan pokok rakyat harus menjadi perhatian pemerintahan. Ini termasuk bahan pangan yang ditopang dari suplai impor.
HARGA beras di sejumlah daerah di Jawa Tengah terpantau turun mulai kemarin. Turunnya sebesar Rp100 per kg namun diperkirakan akan kembali naik mendekati Ramadan.
Stok bahan pokok di Palangka Raya tetap aman meski harga mengalami kenaikan.
"Operasi pasar terus kita lakukan. Kami tetap menggandeng Bulog Divre Sumsel Babel dan juga pemda serta distributor dan agen berbagai jenis pangan," kata Ruzuan Effendi
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Misalnya harga bawang merah kwalitas terbaik dari sebelumnya Rp20.000 per kg, kini turun menjadi Rp18.000 per kg. Pada dahal dua pekan lalu harganya Rp40.000 per kg
Sekitar 100 hektare (ha) sawah di Pidie, Aceh, kini mengalami kekeringan. Lahan seluas itu tersebar di Kecamatan Indrajaya, Sakti, Mila dan Kecamatan Delima.
Apalagi kondisi cuaca sebulan terakhir sangat panas, sehingga tunas baru dan daun muda sulit keluar. Ditambah lagi krisis sumber air irigasi teknis dan kekurangan debit mata air sumur.
PETANI padi yang beralih ke semangka untuk mewaspadai fenomena El Nino dan menghindari musim kekeringan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, kini riang gembira.
SEKITAR 517 jemaah calon haji (JCH) di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, mengikuti tradisi tepung tawari (peusijuek). Tradisi religi yang sudah turun temurun itu melambangkan silaturahmi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved