Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Dewa Eka Prayoga Foundation (DeEP-F) menginisiasi pembangunan
Hunian Sementara Rasa Layanan Surgawi (Huntara Jannati) bagi warga
terdampak gempa dahsyat yang mengguncang Kabupaten Cianjur.
Lewat Huntara Jannati, para korban gempa Cianjur tidak hanya mendapat
hunian sementara, juga berbagai fasilitas lainnya, mulai makanan siap saji, bimbingan keimanan, bahkan hingga bantuan pemberdayaan ekonomi agar mereka kembali pulih seperti sedia kala.
Dua unit Huntara Jannati yang merupakan hasil kerja sama DeEP-F bersama
Muhsinin Club dan Selamatkan Indonesia dengan Al-Quran (SIDAQ)
Solidarity itu kini mulai berdiri di Kavling Madani Asri I di Babakan
Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Peresmian Huntara Jannati tahap pertama itu dipimpin langsung oleh
Founder DeEP-F, Rendy Saputra dan ditandai dengan pembacaan surat Al
Fatihah serta doa bersama, Minggu (27/11). Rendy Saputra mengatakan,
Huntara Jannati merupakan program bantuan DeEP-F bagi korban gempa
Cianjur secara holistik.
Pasalnya, melalui Huntara Jannati, para korban tidak sebatas hanya
mendapatkan hunian sementara. "Di Huntara ini ada empat fasilitas besar
yang kami berikan. Ada hunian, makanan, penguatan keimanan, hingga
keilmuan dakwah serta pemberdayaan ekonomi sebagai wujud pemulihan korban gempa Cianjur," tutur Rendy.
Dia menjelaskan, para korban gempa Cianjur akan menempati Huntara
Jannati setidaknya selama satu tahun. Selama setahun, mereka akan
mendapatkan empat fasilitas besar tadi hingga mampu kembali hidup
mandiri dan menata kehidupannya.
"Ketika bencana terjadi semua entitas ini bergerak, maka tidak ada
bantuan yang salah, semua benar. Tapi dari semua itu, kami coba memilih
yang kira-kira ada ruang yang belum diisi kawan kawan karena makanan
atau pakaian berlimpah. Kenapa kami bangun Huntara? Kan konsepnya hunia
sementara, konsepnya satu tahun karena kami yakin pemulihan tidak akan
cepat," tutur Rendy.
Menurut dia, karena bakal ditinggali cukup lama, Huntara Jannati juga
dibangun secara permanen menggunakan material yang relatif tahan
terhadap gempa susulan seperti penggunaan baja ringan dan papan GRC
untuk dindingnya. "Tanahnya juga kami plester serta atapnya memakai
spandek. Dari sisi kesehatan pun, insya Allah Huntara Jannati menjadi hunian yang sehat."
Nantinya, lanjut dia, setiap pengungsi yang akan tinggal di Huntara
Jannati akan diverifikasi dan mendapatkan kartu. Lewat kartu tersebut,
tim pemberdayaan kemudian akan melakukan verifikasi dalam upaya
pemulihan ekonomi.
"Kita cek jalur pekerjaannya. Kalau bertani di mana misalnya, apakah dia bisa pulih lagi atau ada bantuan pemerintah. Jadi, targetnya itu dia betul-betul bisa mandiri lagi, kembali ke kediamannya dan bisa
melanjutkan hidup," jelasnya.
Disinggung soal syarat untuk bisa menghuni Huntara Jannati, Rendy
menyebutkan bahwa salah satu syarat calon penghuni adalah korban gempa
Cianjur yang rumahnya rusak berat atau roboh serta tinggal di sekitar
lokasi Huntara Jannati. "Dengan ukuran 10x10 meter, maka satu Huntara
ini nantinya kira-kira bisa menampung sebanyak 80 orang."
Dia memaparkan pembangunan satu unit Huntara Jannati hanya
membutuhkan waktu sekitar tiga hari dan biaya sebesar Rp80 juta.
Harmonisasi program
Lebih lanjut Rendy mengatakan, salah satu tantangan jika terjadi bencana di Indonesia adalah mengharmonisasikan program. Dia menyontohkan isu kekurangan kain kafan bagi korban gempa Cianjur yang sempat viral baru-baru ini, sedangkan di beberapa posko bantuan justru berlebih.
Menurutnya, hal itu tidak bisa dihindari karena penanganan pengungsi
tidak dikelola secara cluster society. "Seharusnya, pengungsi itu dibagi per klaster. Misalnya, DeEP Foundation ditugaskan mengurusi
300 pengungsi. Jika warga terdampak ada 6.000, berarti tinggal membangun 20 kawasan Huntara Jannati."
Jika lembaga zakat ini berada di satu kawasan, lembaga lain kawasan lain. "Kita bertanggung jawab bersama. Tanggung jawab makanannya, huniannya, pendidikannya hingga tanggung jawab ekonominya sampai dia pulih kembali," paparnya.
Sekarang yang terjadi hanya semata untuk mengangkat nama besar donatur. Bantuan untuk 10 ribu pengungsi, meski hanya untuk sekali makan. "Harusnya, kalau bikin program yang beres, mendalam dan konsisten," tandas Rendy.
Dia menegaskan, pihaknya tidak ingin bantuan yang diberikan
DeEP-F hanya sebatas selebrasi dan numpang logo, lantas pergi begitu saja ketika masa tanggap darurat selesai. Oleh karena itu, pihaknya lebih memilih memberikan bantuan jangka panjang hingga masa recovery selesai.
"Maka kami minta maaf karena tidak semua daerah bisa mendapatkan
fasilitas Huntara Jannati. Kita saat ini bangun dua kawasan, di sini
Cugenang dan di Ponpes An-Nahl. Untuk di Ponpes An-Nahl itu unlimited
karena ada lahan 5 hektare yang akan dipakai, nanti nampak Huntara akan
tumbuh di sana," katanya.
Dalam pengelolaan Huntara Jannati, pihaknya memiliki sejumlah divisi
yang memiliki tanggung jawab masing-masing, mulai divisi aset dan
logistik untuk memastikan bantuan Huntara Jannati bermanfaat dalam
jangka panjang hingga divisi pendataan yang bertanggung jawab terhadap
verifikasi penghuni hingga mereka dinilai layak meninggalkan Huntara
Jannati. Divisi lainnya adalah ketakmiran dan kemasjidan yang
bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan keimanan bagi para
pengungsi.
Sehingga, saat meninggalkan Huntara Jannati, mereka mampu
mengaplikasikan ilmu agama yang telah diperolehnya selama tinggal di
Huntara Jannati. "Jadi, dalam syariat, wakaf itu bukan hanya masjid.
Sesuatu yang dipakai jangka panjang dan tidak habis itu wakaf, makanya
nyebutnya wakaf Huntara karena bisa dipakai terus," terangnya.
"Makanya saya berharap, kalau Pertamina (membantu) 1 (Huntara), PLN 1,
hanya Rp80 juta. Satu pengusaha bisa 1 Huntara, Rp80 juta itu 1 tas
mewah. 1 Huntara cuma Rp80 juta dan bermanfaat bagi 80 juta jiwa.
Berarti berwakaf Rp1 juta untuk seorang untuk hidup satu tahun, tapi
retail Rp1 juta ini kan lama, kita perlu cepat, makanya kerjanya
corporate dan person to person," lanjutnya.
Tak sampai di sana, tambah Rendy, Huntara Jannati ke depan akan
dijadikan pilot project oleh organisasi kemanusiaan yang juga didirikan
oleh Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai pebisnis ulung dengan julukan Dewa Selling itu. Sehingga, ketika terjadi gempa atau bencana, pihaknya sudah memiliki gambaran hunian yang tepat untuk dibangun.
"Mudah-mudahan Huntara ini bisa jadi template DeEP-F. Karena kalau mau
dipakai sementara gampang dibongkar kembali, tahan angin, air, kedap
suara serta lebih sehat dan sanitasi untuk pengungsi," tandasnya.
Bantuan jangka panjang
Sementara itu, perwakilan Muhsinin Club, Muhammad Catur Gunandi
mengatakan, pihaknya senang bisa berkolaborasi dengan DeEP-F dalam
membantu korban gempa Cianjur. Terlebih, pihaknya memang memilih program bantuan jangka panjang dan tidak hanya hit and run.
"Terkait dengan transparansi, yang kami senangi di sini kaidahnya
kepedulian bukan berapa besarnya. Saya yakin semua mampu, tapi diajari
kepeduliannya. Itu yang memotivasi kami untuk terus bersama-sama dengan
DeEP Foundation, setiap program-programnya insya Allah kita dukung,"
kata Catur.
Karenannya, kata Catur, Muhsinin Club yang beranggotakan sekitar 106
pengusaha muslim ini juga mengajak para donatur yang ingin membantu
korban gempa Cianjur dan masih ragu menyalurkannya, bisa menitipkannya
ke DeEP-F.
"DeEP Foundation ini adalah satu entitas yang bisa kita percaya, amanah
dan semoga Allah selalu menjaga," ujarnya.
Dia pun berharap, para donatur menyambut baik ide kepedulian untuk
membantu warga Cianjur yang terdampak gempa mengingat mereka sangat
membutuhkan hunian yang layak, aman, dan sehat.
"Semoga ide ini disambut baik oleh berbagai entitas, termasuk entitas
dalam circle saya. Akan saya bawa untuk menjadi ide dan turut membangun
Huntara-Huntara di tempat yang membutuhkan," ucap Catur.
Ajak donatur
Korlap SIDAQ Solidarity, Ibrahim Wahid menambahkan, sebagai pengusung
gerakan sedekah untuk 25 tahfidz Al-Quran di seluruh Indonesia, pihaknya sangat mendukung hadirnya Huntara Jannati yang digagas DeEP-F.
"Tentunya para donatur SIDAQ juga senang dengan wakaf ini karena
pahalanya terus mengalir," ujar Ibrahim yang mengaku telah
menyosialisasilan Huntara Jannati pada donatur-donatur SIDAQ di seluruh
Indonesia.
Menurut Ibrahim, dalam kolaborasi dengan DeEP-F ini, pihaknya lebih
banyak melakukan afiliasi program untuk mendekatkan para penghuni
Huntara Jannati dengan Al-Quran.
"Semisal, setiap bada salat yang jangka waktunya pendek, kita adakan
kajian Al-Quran yang tentunya menyesuaikan dengan kondisi saat ini dan
nanti juga ada wakaf Al-Quran. Donatur SIDAQ sangat merespons baik,"
katanya. (N-2)
BABAK baru polemik warga eks kampung bayam saat ini menunggu agenda mediasi yang akan diselenggarakan oleh Komnas HAM pada 1 Juni 2024.
PASKA gempa bumi di Cianjur mahasiswa dan warga melakukan recovery bersama, dengan mendaur ulang bekas reruntuhan bangunan yang bisa digunakan kembali.
Dengan mata berkaca-kaca Kepala BPIP menyampaikan turut prihatin dan berduka sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa masyarakat cianjur.
40 huntara itu dibangun terdiri atas 10 blok, yang satu bloknya memiliki empat bilik dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Di antaranya, kamar mandi, dapur, dan meteran listrik.
Totalnya ada sebanyak 130 KK yang dipindahkan dari pengungsian untuk menghuni huntara dan huntap hari ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved