Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mohammad Mahfud MD memaparkan berbagai upaya pemerintah dalam mewujudkan Papua damai. Menurutnya pemerintah terus berupaya menjaga perdamaian Papua dengan berbagai strategi. Salah satunya melalui pembangunan yang komprehensif.
Mahfud juga mengatakan, pemerintah senantiasa melakukan upaya pendekatan pengamanan tanpa kekerasan dan tanpa ada senjata. "Kebijakan kita di Papua tidak akan menggunakan kekerasan, tidak akan menggunakan kekerasan sama sekali. Kita hanya akan melakukan pendekatan hukum," kata Mahfud saat tampil sebagai pembicara utama di seminar yang digelar Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Sabtu (20/8) lalu.
Baca juga: Tanggapi DOB Papua, PGI Papua Ingatkan Masih ada Uji Materi ...
"Itu (kelompok separatis) kita tidak anggap sebagai pihak yang berhadapan dengan kita, tapi kriminal yang berhadapan dengan aparat penegak hukum. Itu posisinya," lanjutnya.
Mahfud menjelaskan pihaknya tidak menginginkan masyarakat sipil yang tidak bersalah ikut menjadi korban apabila pemerintah menggunakan pendekatan bersenjata di Papua. "Mereka (separatis) itu kalau ketemu, dikejar itu, masuk ke kampung-kampung lalu menyamar dengan masyarakat sipil. Lalu rakyat yang tidak bersalah itu dijadikan sandera. Kita bilang, TNI/Polri, jangan. Sampai ketemu pasti bahwa dia pelakunya. Jangan sampai nyasar ke orang situ," ucapnya.
Mahfud dalam kesempatan tersebut juga memberikan beberapa gambaran permasalahan yang dihadapi Papua. Ia mengatakan bahwa Papua merupakan bagian sah dari NKRI. Tidak ada negosiasi self determination ataupun toleransi bagi separatisme.
Hal ini sesuai dasar konstitusi, Papera 1969, Resolusi PBB Nomor 2504. Karena itu, pemerintah terlibat dalam menjaga dan menciptakan perdamaian bagi masyarakat Papua. "Papua adalah bagian sah dari NKRI, tidak ada negosiasi self determination. Enggak ada, sudah selesai. PBB sudah selesai, konstitusi kita sudah selesai," tegasnya.
Sementara itu, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa mengatakan sebagai perguruan tinggi, Unhas terus memaksimalkan perannya dalam mewujudkan perdamaian Indonesia. Unhas juga secara aktif menggalang kerja sama dengan Papua, guna memperkuat afirmasi.
"Kita mengharapkan melalui pendekatan sains dan teknologi, masyarakat Papua bisa sejahtera. Secara umum, sumber daya manusia Papua menjadi kunci kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
"Karena itu, Unhas banyak terlibat dalam peningkatan ilmu pengetahuan. Melalui berbagai kerja sama dan kurikulum yang tersedia. Unhas terus berkomitmen untuk mendorong penguatan SDM dan lembaga masyarakat Papua dan terlibat dalam misi perdamaian," kata dia.
Ketua Center for Peace, Conflict and Democracy (CPCD) Unhas Prof Aries Tina Pulubuhu, menjelaskan CPCD merupakan salah satu pusat penelitian dan pengembangan yang baru terbentuk dua tahun lalu. Secara umum, Puslitbang ini hadir sebagai salah satu wujud komitmen Unhas untuk ikut berperan aktif menjalankan tridarma.
"Melalui seminar ini, kita berharap akan menghasilkan satu gagasan yang bisa menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah untuk menjaga perdamaian dan kesejahteraan masyarakat Papua," jelasnya. (RO/A-1)
Setiap 30 Juli, dunia merayakan Hari Persahabatan Sedunia, sebuah peringatan yang bertujuan untuk membangun jembatan antar masyarakat dan mempromosikan perdamaian.
Putu sebagai perwakilan dari Parlemen Indonesia memberikan pandangan menyangkut dengan perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kuat.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow mendukung upaya mengakhiri perang secara menyeluruh terhadap konflik Ukraina daripada gencatan senjata.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina kapan saja dan di mana saja berdasarkan perjanjian yang dicapai.
Pertemuan puncak dua hari di Swiss untuk membahas solusi mengakhiri perang di Ukraina berakhir tanpa kesepakatan bersama.
Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Moskow.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved