Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEMARAK perpaduan irama dari instrumen musik tradisional mengiringi gerak lincah para penari kuda lumping, Jathilan.
Mereka membuka jalan bagi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Kesemarakan itu tampak dari rangkaian penyambutan kunjungan Menparekraf ke Desa Wisata Bugisan, pada Jumat pagi (1/7). Menparekraf pun tampak disambut dengan didampingi Bupati Klaten Hj. Sri Mulyani.
Desa tersebut terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Bugisan termasuk ke dalam 50 desa wisata terbaik dalam program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Program ADWI merupakan program unggulan Kemenparekraf sebagai penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia. Saat ini, ADWI telah memasuki tahun kedua.
Dalam pembinaan dan pengembangan desa wisata, Kemenparekraf telah berkolaborasi dengan mitra strategis. Seperti Astra, BCA, BNI, dan Grab. Mereka akan melakukan pembinaan desa-desa tersebut dalam pengembangan ekonomi kreatif selama setahun ke depan.
Baca juga: Sandiaga Dukung Mobil Tenaga Surya Karya SMK untuk Desa Wisata Pandean
”Saya melihat bahwa Desa Wisata Bugisan ini bisa menjadi satu klaster percontohan penciptaan 1,1 juta lapangan kerja baru yang berkualitas. Berbasis komunitas yang ada di pedesaan," kata Sandiaga dalam keterangan pers, Sabtiu (2/7).
"Sehingga, akhirnya kekuatan masyarakat untuk bangkit kembali pasca pandemi ini bisa kita wujudkan, kita realisasikan. Dan target 2024 penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berkualitas,” kata Sandi.
Bicara potensi, letak Desa Wisata Bugisan sangat strategis. Berada di area pintu keluar Candi Prambanan yang berbatasan dengan Desa Tlogo.
Desa Bugisan memiliki banyak peninggalan purbakala salah satunya Candi Plaosan. Kemegahan Candi Plaosan dengan stupa yang memadukan corak Hindu dan Budha menjadi daya tarik wisata domestik maupun mancanegara.
Nuansa alam pedesaan yang asri dan budaya masyarakat jawa, ramah tamah, serta kesenian budaya merupakan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh warga masyarakat.
Kekayaan alam dan peninggalan sejarah itulah yang menjadikan Desa Bugisan menjadi simbol interaksi yang harmonis antara manusia, alam, dan sang pencipta.
Desa Wisata Bugisan memiliki beberapa objek wisata buatan unggulan di antaranya Paseban Candi Kembar.
Tak hanya itu, terdapat cafetaria yang berada di sebelah timur Candi Plaosan. Paseban Candi Kembar dikonsep sebagai kafe semi modern yang dihiasi lampu lampion warna warni.
Di area itu juga dibangun saung-saung untuk persinggahan pengunjung, serta terdapat panggung untuk acara live music.
Kemudian ada Daleme Simbah yang merupakan rumah tradisional peninggalan salah satu tokoh desa. Di bangunan itu, wisatawan dapat menemukan aksen atau tulisan Jawa kuno Hanacaraka yang dilestarikan. Tulisan tersebut menceritakan fase kehidupan manusia menurut Jawa dari lahir sampai meninggal.
Sementara soal potensi seni, Desa Wisata Bugisan memiliki pertunjukan warisan leluhur, yakni Karawitan.
Pertunjukan seni dengan musik gamelan dan dimainkan oleh warga sekitar. Lalu, ada Pring Sedapur, alat musik asli desa tersebut yang dibuat sendiri oleh Ki Sutikno, warga desa Bugisan. Alat musik ini terbuat dari sekelompok pohon bambu atau pring sedapur.
Kemudian ada Jathilan, pertunjukan kuda lumping. Ada pula Gejog Lesung yang masih dilestarikan dan biasa dimainkan oleh warga lansia dan biasa ditampilkan di festival budaya Candi Plaosan. Selain Jathilan, desa tersebut juga memiliki ragam tarian lain seperti, Sorak Gumyak, Wanara, dan Sendratari.
Soal budaya, Desa Wisata Bugisan masih memegang teguh warisan leluhur yang dititipkan dan ada sejak jaman dahulu. Ikon wisata budaya yang sangat terkenal yaitu Candi Plaosan.
Candi tersebut merupakan salah satu candi yang menjadi akulturasi antara Candi Hindu dan Budha sebagai salah satu bukti cinta Rakai Pikatan dan juga Pramudyawardani. Selain itu Desa Bugisan juga memiliki candi lain, yaitu Candi Ghana.
Urusan kuliner, pelancong bisa mencicipi berbagai menu khas. Seperti jamu tradisional, Jenang Kendhil, Sego Gudangan, Sego Wiwitan, dan Sambel Wader. Ada pula cemilan di antaranya, ampyang, keripik pisang, aneka peyek, dan aneka olahan pepaya.
Nah yang menarik, Desa Bugisan juga memiliki souvenir yaitu baju daur ulang sampah. Proses pembuatannya adalah dari sampah rumah tangga yang tidak dapat diurai maka diolah para ibu PKK di Desa Bugisan sehingga memiliki nilai jual yaitu baju daur ulang
Selain itu Desa Bugisan juga memiliki produksi batik eco printing dengan bahan dari alam yang ramah lingkungan, motif motif alam. Pengunjung juga bisa ikut membuat batik tersebut. (RO/OL-09)
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Menparekraf mengeklaim sudah banyak investor dari Amerika, Eropa, Timur Tengah yang mulai melirik kebijakan golden visa di Tanah Air. Katanya, para investor asing tersebut sudah bertanya
Sandi mendukung para kontestan lain untuk keberlanjutan Jabar lebih baik.
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaprekraf), Sandiaga Uno berkunjung ke salah satu Kawasan Koordinatif Badan Pelaksana Otorita Borobudur yaitu Kabupaten Wonosobo.
PKB mengaku ada usulan dari kader agar mengusung politikus PPP Sandiaga Salahuddin Uno sebagai bakal calon gubernur (cagub) pada Pilgub Jawa Barat 2024.
Desa Wisata Wanurejo berhasil masuk dalam 50 besar Desa Wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, bersaing dengan ribuan desa lainnya di Indonesia.
Pengembangan ekowisata Danau Shuji, di Desa Lembak, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, berbuah manis.
Dari 36 desa wisata yang ditetapkan melalui SK Bupati tersebut, sebanyak 22 desa wisata dikembangkan berbasis wisata alam
DESA Wisata Jatiluwih yang terkenal dengan hamparan sawah terasering yang indah, kembali menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Ini tips bagi yang ingin berwisata ke sana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved