Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Transasia Minerals Ltd Berencana Bangun Smelter Nikel di Indonesia

Mediaindonesia.com
19/1/2022 13:08
Transasia Minerals Ltd Berencana Bangun Smelter Nikel di Indonesia
Aktivitas pertambangan Transasia Minerals Ltd di Morowali, Sulawesi Tengah.(Ist)

TRANSASIA Minerals Ltd, sebuah perusahaan pertambangan internasional yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, pada Rabu (19/1) mengumumkan rencananya untuk membangun fasilitas pengolahan nikel atau smelter di Morowali, Sulawesi Tengah.

Fasilitas pengolahan nikel di Morowali ditargetkan selesai pembangunannya pada 2024, menyusul putusan Mahkamah Agung RI No 122/PK/TUN/2021 pada 10 November 2021 untuk mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

Investasi proyek ini diperkirakan mencapai USD 2 miliar, dan fasilitas tersebut akan berfokus pada produksi feronikel dan nikel sulfat tingkat baterai EV, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

Seiring dengan usaha Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendatangkan investasi dari luar negeri, cadangan nikel negara yang melimpah menyediakan platform untuk meningkatkan rantai nilai dan menjadikan Indonesia sebagai pusat pembuatan baterai hulu ke hilir. 

Penelitian dari Fitch Solutions menunjukkan peluang pertumbuhan yang luar biasa untuk produksi nikel secara global, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan 4 persen tahun-ke-tahun dari tahun 2021 hingga 2030.

Indonesia diperkirakan akan memimpin pertumbuhan ini, dengan produksi 1,13 juta ton nikel pada tahun 2025, dan tumbuh menjadi 1,29 juta ton pada tahun 2030, dengan lokasi produksi utama di Sulawesi dan Maluku.

Unsur logam alami, nikel sulfat sebagian besar digunakan untuk memproduksi barang-barang seperti baja tahan karat atau baterai EV. Permintaan nikel telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, berkat meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik.

Pada keterangan pers, Rabu (19/1). Maman Khairussalam, juru bicara Artha Bumi Mining Group menanggapi pengumuman ini, “Kami senang dapat melanjutkan pembangunan fasilitas berdasarkan bahan baku dari deposit bijih nikel kami yang dipulihkan."

"Kami berharap mendapat dukungan dari TransAsia Minerals. Manfaat fasilitas pengolahan nikel tidak hanya akan meningkatkan lapangan kerja di Morowali, tetapi juga semakin memantapkan Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat, yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian Indonesia,” paparnya. 

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Artha Bumi Mining Group dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia dan masyarakat sekitar,” kata Pavel Erokhin, CFO Transasia Minerals Ltd.

“MOU proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia, dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia V. Putin di sela-sela KTT ASEAN-Rusia, dan kami senang pada akhirnya dapat menjalankan proyek ini," kata Pavel Erokhin.

"Investasi dalam proyek ini merupakan bukti komitmen kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat,” tuturnya. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya