Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung mulai Kamis, (16/12) pukul 23.00 WIB.
Lantaran itu, Badan Geologi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak. Di luar jarak itu, masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Selain itu, masyarakat juga tidak boleh memasuki dan tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangannya, Jumat (17/12).
Sebelumnya, pada Kamis (16/12), ESDM melaporkan telah terjadi luncuran awan panas pada pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 912 detik. Kemudian, terjadi luncuran awan panas pada pukul 09:30 WIB.
Baca Juga: Menteri LHK Setujui Lahan Relokasi Terdampak Erupsi Semeru
Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi 395 detik, namun secara visual tidak teramati karena Gunung Api Semeru tertutup kabut. Sore harinya, terjadi luncuran awan panas pada pukul 15:42 WIB sejauh 4,5 km dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 400 detik.
"Selain itu, dari pengamatan kegempaan, teramati kegempaan didominasi oleh gempa Letusan, Hembusan, dan Guguran dengan jumlah gempa Guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata 8 kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021. Gempa Vulkanik Dalam dan Tremor Harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan," jelas Eko.
Aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava (lidah lava) dengan panjang aliran 2 km dari pusat erupsi. Aliran lava tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru," jelas Eko.
Didukung data dari BMKG diperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama 3 bulan kedepan. Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas yang terjadi masuk/kontak dengan air sungai. (OL-13)
Baca Juga: Banjir Lahar Gunung Semeru
Pro player Mobile Legends, Bangduk, membagikan sejumlah tips untuk meningkatkan level dalam bermain game tersebut.
Meski potensi erupsi level II lebih kecil jika dibandingkan dengan level III, bukan berarti gunung api itu tidak berbahaya.
Ganjar menjelaskan, pemerintah terus mengevaluasi persiapan dalam menghadapi peningkatan kasus
KANTOR Staf Presiden membantah isu pengetatan level penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dikaitkan dengan potensi kenaikan kasus Covid-19 saat bulan suci Ramadan
Menurut dia, asesmen level dari Kemenkes itu merupakan standar WHO dalam memonitor penyebaran covid-19
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved