Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KELANGKAAN APD (Alat Pelindung Diri) bagi para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, menjadi perhatian seorang Guru Besar Universitas Islam Indonesia. Tak ingin hanya sampai pada tingkat prihatin, Prof. Fathul Wahid, MSc. Ph.D, mencari peluang menciptakan alat pelindung diri yang dapat dibuat dan kemudian dimanfaatkan oleh tenaga medis baik di pusat layanan kesehatan, rumah sakit maupun tempat lainnya yang memerlukan.
"Mau membuat coverall, tidak ada mesin jahit. Jadi harus memilih jenis APD yang tidak memerlukan mesin jahit," kata Prof. Fathul Wahid, Minggu (29/3).
Akhirnya, tertuju pada pelindung wajah atau face shield. Jenis face shield medis yang dipilih ini relatif sederhana dan mudah pembuatannya. Face shield atau alat pelindung wajah ini, dibuat dari mika bening.
"Ada beberapa pilihan ketebalan. Namun, saya mendapat saran, yang kami pakai yang ketebalannya 0,3 milimeter, namun bisa juga menggunakan yang berukuran lebih tebal, 0,5 milimeter," terangnya.
Fathul Wahid menjelaskan, untuk mengefisienkan penggunaan mika, maka potongan dibuat berukuran 28 X 28 centimeter.Selain mika, bahan lainnya adalah busa ketebalan 2 centimeter, elastik lebar 3 centimeter, keling kancing. Bersama isteri, anak dan kemenakan, Fathul Wahid setiap hari mengisi waktu-waktu luangnya membuat alat pelindung wajah.
"Sehari, rata-rata kami bisa menghasilkan 100 alat pelindung wajah atau face shield," katanya.
Dikatakan, mika dan bahan lainnya sudah siap, peralatan sudah ada untuk merangkai face shield ini hanya membutuhkan waktu paling lama lima menit. Jika dihitung, imbuhnya, harga bahan untuk pembuatan satu face shield atau alat pelindung wajah ini ternyata hanya sekitar Rp5.000 per unit. Meski di luar alat pelindung wajah ini dijual dengan harga yang lebih tinggi lagi.
Alat pelindung wajah atau face shield ini, dimaksudkan untuk melindungi wajah khususnya masuknya percikan droplet lawan bicara dengan tenaga medis. Sebab selama ini diyakini penyebaran virus korona dari orang ke orang melalui percikan droplet. Fathul Wahid yang sehari-harinya adalah Rektor Universitas Islam Indonesia lebih lanjut memastikan, pembuatan alat pelindung wajah ini tidak sulit. Bahkan Fathul Wahid kemudian membagikan video tutorial cara membuat alat pelindung wajah melalui akun youtube.com https://youtu.be/sPTzuEOKGyo.
Alat pelindung wajah buatan Fathul Wahid bersama keluarga ini kemudian diberi label Tim57 ini, kini sudah banyak dipakai oleh tenaga medis di sejumlah puskesmas dan rumah sakit tidak hanya di Yogyakarta tetapi juga di luar DIY.Berapa harga per unit? Fathul Wahid menegaskan, sama sekali tidak diperjual belikan.
baca juga: Blora Tambah Ruang Karantina dan Siapkan Anggaran Rp16 Miliar
"Kami donasikan kepada rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya yang memerlukan," terang Fachrul,
Ia juga berharap, dengan membagikan video tutorial ini, akan lebih banyak lagi masyarakat yang ikut peduli terhadap upaya pencegahan penyebaran virus korona. (OL-3)
Pemberian berbagai bansos diperlukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Saya beserta jajaran anggota DPRD DKI Jakarta turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulang ke Rahmatullah sahabat, rekan kerja kami Hj. Umi Kulsum."
Para peneliti melengkapi setiap relawan dengan pelacak kontak untuk merekam rute mereka di arena dan melacak jalur aerosol, partikel kecil yang dapat membawa virus.
Mensos Juliari berharap bantuan ini berdampak signifikan terhadap perputaran perekonomian lokal.
Di kepemimpinan Ketua KPK Komjen Firli Bahuri, komisi antirasywah itu berkomitmen lebih mengendepankan pencegahan ketimbang penindakan
Pemain berusia 31 tahun itu telah mencetak 53 gol di semua kompetisi musim ini untuk Bayern
Berdasarkan pedoman yang ada, covid-19 baru dianggap sebagai ancaman jika jumlah atlet yang tertular mencapai 5% dari total seluruh atlet dalam periode tujuh hari.
Sebanyak enam atlet dinyatakan positif Covid-19 dalam waktu kurang dari satu minggu penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024.
Lima dari enam atlet di Olimpiade Paris 2024 yang dinyatakan positif covid-19 merupakan atlet polo air Australia, dan satu merupakan atlet renang Inggris.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Sejulah atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 terjangkit Covid-19. Terbaru, perenang Inggris Adam Peaty dinyatakan positif setelah lima atlet polo air Australia.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved