Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PADA hari ini, upacara bendera merah putih secara serentak dilakukan seluruh rakyat Indonesia untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-78 tahun. Cara berbeda dilakukan oleh warga dari Kota Bogor, Jawa Barat.
Warga dari RW 07 Kelurahan Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara, melaksanakan upacara bendera di tengah Sungai Ciliwung yang saat ini kondisinya mengering karena terdampak musim kemarau, cuaca ekstrem el nino. Upacara bendera di tengah Sungai Ciliwung itu diinisiasi Komunitas Peduli Ciliwung (KPC).
Seperti diungkapkan Suparno Jumar, sang penggagas, anggota KPC yang juga River Defender, bahwa saat masih sangat sedikit yang memperingati apa pun dari sungai.
Baca juga : Kemendikbudristek Kibarkan Merah Putih di Bawah Laut
Alasannya karena mungkin hari ini sungai sudah ditinggalkan. Orang lebih banyak suka di tempat yang dari sisi jangkauan lebih mudah, dari tempat yang kemudian mungkin lebih nyaman.
"Secara spirit, mudah-mudahan spirit kemerdekaan disuarakan, disampaikan, dari banyak titik,"katanya menyampaikan alasan kenapa memilih sungai.
Baca juga : Freeport Pecahkan Rekor Dunia Pembentangan Bendera Merah Putih
Pria yang akrab disapa Mas Parno ini mengatakan, pihaknya ingin membangun semangat bahwa apa yang dilakukan hari ini, upacara di tengah sungai, mengajak semua unsur masyarakat untuk lebih perhatian, pada keberadaan dan fungsi sungai.
Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan pendapatnya bahwa lingkungan Indonesia saat inu belum merdeka.
Saat ini, Indonesia di tengah persoalan global, karena krisis iklim. Karena bumi ini sudah sangat panas yang disebabkan banyak aspek.
Banyak pohon yang ditebang, pembangunan tidak dapat dikontrol, polusi kendaraan bermotor yang kemudian terjadi setiap hari, industri, limbah masuk sungai, sampah masuk sungai, dan itu terjadi di mana-mana. Sehingga menurutnya, hari ini kita seperti masuk era baru, era penjajahan lingkungan.
"Hari ini kita mungkin sama-sama rasakan bahwa hampir tiga pekan terakhir kita merasakan bumi ini seperti mendidih,"ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya memanfaatkan momen berharga, Hari Kemerdekaan RI ini untuk menyuarakan, mengajak, menyebarkan virus mencintai lingkungan, menjaga sungai dengan melakukan upacara di tengah Sungai Ciliwung.
Saat itu, dia mengajak warga RW 07, Kelurahan Kedung Halang, dan teman-teman Katar, Kesbangpol dan peserta KKN UIKA (Universitas Ibn Khaldun) dan warga Bogor, Jakarta dan unsur masyarakat sekitar termasuk pemulung dan Satgas Naturalisasi Ciliwung dan komunitas.
Merdeka sampah
Selain upacara, Mas Parno menjelaskan ada upaya lain yang bisa dilakukan seperti aksi memungut sampah, di sekitar sungai ini.
"Mudah-mudahan bisa memberikan spirit baru bahwa ternyata kita memang betul apa adanya. Bahwa sungai kita masih dijajah sampah, lingkungan kita masih banyak sampah yang perlu ditangani, pemerintah perlu masukan yang konstruktif,"ungkapnya.
Sementara itu, bicara kondisi Cilieung saat ini, Mas Parno menjelaskan, secara umum tata kelola sampah jika dibandingkan dengan daerah lain, karena di Kota Bogor ada Satgas, bisa dikatakan lebih baik. Walau pun belum dikatakan sepenuhnya baik.
Adapun harapan naturalisasi Ciliwung, menurutnya bisa saja terjadi, terwujud jika ada komitmen. Dalam hal ini, bagaimana Pemkot Bogor saat ini berkomitmen dengan membentuk Satgas Naturalisasi Sungai. Kemudian bagaimana juga mengajak peran perguruan tinggi, lembaga riset, dunia usaha, masyarakat, serta media.
"Masih optimis, tapi dengan catatan harus berkomitmen tadi".
Lebih jauh soal kondisi Sungai Ciliwung kini, terutama dalam keadaan mengering, membuat jumlah sampah yang mengalir mungkin berkurang. Namun demikian, justru ini yang harus diantisipasi lebih, karena sesungguhnya sampah ini tertunda terbawa arus sungai.
Karena, lanjutnya, bisa saja ketika ada masyarakat yang membuang di sub das atau mikro das, belum terbawa air karena bersamaan dengan air hujan yang masuk ke selokan, saluran air.
"Saat ini dipastikan sampah itu kondisinya direm, dicegah. Karena populasi masyarakat bertambah, produksi sampah pasti meningkat. Berbanding lurus,"jelasnya.
Pada kesempatan itu, Mas Parno menyebutkan, dengan melihat kondisi yang ada, bahwa saat ini belum merdeka dari sampah.
"Belum merdeka. Kita bisa lihat bagaimana tata kelola sampah yang akhirnya bisa mencemari tanah, sungai, dan tata kelola kita. Sampah yang dibakar mencemari udara,".
Dia mengatakan, tata kelola transportasi kita masih banyak mencemari lingkungan. Sehingga banyak daerah yang saat ini, terutama Jakarta, terbebani polusi udara.
Kemudian di daerah lain tata kelola sampah yang buruk membuat kepala daerah dan dinas terkait kewalahan menangani pengelolaan sampah.(Z-4)
Pada Agustus 2024, KPU akan melakukan rapat pleno di tingkat kelurahan, kecamatan, hingga ke tingkat kota untuk menetapkan Daftar Pemilih Sementara (DPS).
David mendukung jika Rena dipasangkan dengan bakal calon Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Nangka memiliki kemampuan besar untuk menyerap karbondioksida (CO2) hingga 126,51 kg/tahun.
Hotel Swiss-Belcourt Bogor menghadirkan Tropical Corner di area kolam renang dan lobby lounge, dengan berbagai menu minuman baru yang siap memanjakan lidah para penikmat kuliner.
Kirab Merah Putih menjadi ikon dari Festival Merah Putih (FMP) yang digelar setiap tahun di Kota Bogor, jawa Barat, sejak 2015 silam.
Ada yang baru pada Festival Merah Putih (FMP), gelaran akbar yang rutin digelar setiao tahun di Kota Bogor, Jawa Barat, dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI.
SEBANYAK 10.001 bendera merah putih dipasang di Museum Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat, untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Saat ini kondisi yang dialami para pengusaha tekstil adalah import dari negara luar yang tak terkendali. Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah untuk membantu pengusaha dalam negeri.
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
SAMPAI 2023, total rumah tidak layak huni di Jawa Barat mencapai 45,83%. Kabupaten Sukabumi menjadi daerah dengan jumlah rumah tidak layak huni terbanyak.
Nilai rapor dimanipulasi pihak sekolah agar masuk ke delapan sekolah menengah atas (SMA) negeri di Depok
Dukungan itu menguat karena Ono Surono dinilai sebagai sosok pluralisme, sehingga perubahan bisa terjadi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved