Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kritik Kebijakan 45 Tahun ke Bawah, Faisal Basri: Konyol

Suryani Wandari Putri Pertiwi
18/5/2020 14:44
Kritik Kebijakan 45 Tahun ke Bawah, Faisal Basri: Konyol
Pekerja melewati trotoar selepas jam kantor di kawasan Sudirman, Jakarta.(MI/RAMDANI)

EKONOM senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyatakan rencana pemerintah untuk melonggrkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan memperbolehkan masyarakat dibawah 45 tahun untuk bekerja merupakan kekonyolan.

“Jadi ini kan konyol. Orang yang berusia di bawah 45 tahun punya daya tahan yang lebih baik, kemudian dia bergaul dengan masyarakat banyak diluar, mereka pulang bertemu dengan ibunya yang sudah tua dan bertemu saudaranya yang sudah tua, ya ditularkan lah oleh dia itu ke orang-orang yang rentan di rumahnya,” kata Faisal dalam kuliah umum ISPE Lecture secara online, Senin (18/5)

Ia mengatakan kebijakan itu harusnya dirumuskan berdasarkan keilmuan dan data yang akurat, terlebih saaat ini kurva kasus Covid-19 di Indonesia masih fluktuatif bahkan jumlah orang yang positif teridap covid-19 bertambah setiap harinya.

Pada kemarin saja terdapat 489 kasus baru menjadi 17.514 kasus dengan kematian bertambah 59 orang menjadi 1.148 jiwa.

Ia mengatakan jika tren kasus aktif turun secara konsisten maka pelonggaran bisa dilakukan namun tetap harus dilakukan dengan hati-hati.

“Setidaknya seminggu tapi bagusnya dua minggu turun terus, ayo kita lawan pandemi ini dengan melakukan tes semaksimal mungkin," kata Faisal.

Ia juga mengatakan perlu dilakukan tes untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya. "Lawan pandemi ini dengan melakukan tes semaksimal mungkin, tes supaya kita tau kondisinya seperti apa, sudah tes, tracing, tracking baru treatment, ini kan engga bisa dilongkap," ungkapnya.

Fasisal pun berharap Presiden Joko Widodo bisa menangani pandemi covid-19 ini dengan maksimal dengan cara menunjuk satu komandan. "Kita tidak punya komandan perang karena setiap orang punya komando sendiri untuk menghadapi musuh. Kita akan kalah makanya komandan harus jelas. Pak jokowi tolong tunjuk komandan yang beneran komanadan agar yang lain tutup mulut," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya