Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KINI pelajar di Jakarta bisa menabung dengan sampah. Ini terwujud berkat kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang menginisiasi Gerakan Ayo Menabung dengan Sampah (GAMDS).
Penandatanganan perjanjian kerja sama ini berlangsung di Balai Kota Jakarta, Senin (14/10), yang dihadiri Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, jajaran OJK, dan PT BNI.
“Saya garis bawahi, budaya menabung butuh pembelajar-an dan pembiasaan. Begitu seseorang memiliki kebiasaan, akan tumbuh budaya dan selanjutnya akan membentuk karakter anak-anak,” ujarnya.
Langkah untuk memberikan insentif berupa tabungan kepada anak-anak yang mengumpulkan sampah plastiknya, dirasa sangat tepat karena secara tak langsung akan merangsang proses pembiasaan agar anak-anak mencintai lingkungannya sekaligus menumbuhkan kebiasaan menabung.
“Langkah memberikan insentif pada anak-anak yang mengumpulkan sampah kemudian ditabung ini merangsang proses pembiasaan. Kebiasaan menabung dapat, kebiasaan hidup bersihnya juga dapat,” lanjutnya.
GAMDS sudah dilakukan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, setelah melihat respons positif dari pilot project yang melibatkan lebih dari 160 ribu siswa penabung sampah.
Gerakan ini menjadi program yang mendorong kebiasaan menabung sejak usia dini dan menabung dengan cara yang mandiri melalui pemilahan sampah dari sumbernya dan menyetornya ke bank sampah.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih, mekanismenya, siswa memilah sampah anorganik di rumah masing-masing.
Selanjutnya, sampah dibawa ke sekolah untuk ditimbang petugas.
Hari penimbangan pun disepakati petugas dan sekolah.
Akan ada truk sampah anorganik yang mengangkut sampah dari para siswa untuk ditimbang di bank sampah induk (BSI).
Dari BSI, sampah dibawa ke RBU (Recycle Business Unit) dan pembayaran langsung ditransfer ke rekening BSI. Selanjutnya, BSI mentransfer uang ke agen bank yang tersebar di seluruh BSU di sekolah yang bisa langsung diterima nasabah bank sampah unit.
Andono menjelaskan, tiap sampah anorganik memiliki harga yang berbeda-beda bergantung dari jenis bahannya.
“Berapa yang didapat oleh pelajar nantinya ditentukan dari jenis sampah yang dikumpulkan dan beratnya,” papar Andono.
Anies mengharapkan, GAMDS akan diperluas pada sekolah-sekolah di wilayah selain Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Bahkan, ditambah kelompok-kelompok masyarakat dan gedung-gedung perkantoran serta pemerintahan di DKI Jakarta. “Berikan reward kepada siswa atau guru yang mencapai target tinggi. Jadikan kegiatan ini sebagai keceriaan,” tandasnya. (Put/Ssr/J-2)
Dia mengunjungi tempat pengolahan sampah yang dilakukan Bank Sampah Great Bandung yang dilakukan salah satu gereja.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kementerian Koperasi dan UKM mendorong lembaga pengelola bank sampah di seluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan legalitas atau badan hukum seperti koperasi.
Berkat tangan dinginnya, setidaknya 97 anak dari Yayasan Kumala kini sukses memberikan training bagi 13 ribu orang dari instansi pemerintah, komunitas, dan perusahaan swasta.
Masyarakat perlu paham dan peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup, khususnya pengelolaan limbah B3.
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved