Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BUNDA, berencana umrah atau liburan ke Arab Saudi bersama si kecil? Selain menyiapkan akomodasi dan rencana perjalanan, persiapan mencegah tertular meningitis juga penting dilakukan. Mengingat, Arab Saudi termasuk negara endemis meningitis. Penyakit radang selaput otak ini bisa menyerang usia berapa pun, tapi bayi, balita, dan anak-anak termasuk kelompok yang berisiko lebih tinggi karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa.
Apa saja dampak meningitis pada anak dan bagaimana pencegahannya? Berikut penjelasan dokter konsultan neurologi anak, dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K), dalam diskusi “Umrah Sehat, Aman, dan Nyaman melalui Vaksinasi”, yang diselenggarakan Kalbe Farma bersama anak usahanya, Kalventis, serta Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, di Jakarta, baru-baru ini.
Meningitis adalah infeksi susunan saraf pusat yang ditandai dengan peradangan pada selaput meninges otak. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis patogen, termasuk bakteri, jamur, parasit, dan beberapa faktor noninfeksius. Namun, meningitis terparah umumnya disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae tipe b (Hib).
Baca juga : Meski tidak Diwajibkan, Jemaah Umrah Disarankan Tetap Vaksin Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis secara khusus disebut meningitis meningokokus. Inilah jenis meningitis yang bersifat endemis di Saudi Arabia. Pada Januari 2023, terdapat dua kasus meningitis meningokokus dilaporkan terjadi di Riyadh. Pada tahun sebelumnya, terdapat total 12 kasus meningitis meningokokus yang dilaporkan terjadi di seluruh Arab Saudi.
“Meski jumlah kasusnya kecil, tapi kewaspadaan harus tetap tinggi karena meningitis meningokokus pada anak dapat menyebabkan kematian. Jika sembuh pun dapat menyisakan disabilitas seperti kelumpuhan, gangguan pendengaran, dan disabilitas intelektual,” ujar dokter yang akrab disapa dr. Handry ini.
Penularan meningitis meningokokus dapat terjadi ketika seseorang menghirup droplet (percikan ludah) dari orang yang terinfeksi bakteri Neisseria meningitidis. Droplet biasanya terpercik ke udara saat seseorang batuk, bersin, bahkan saat bicara.
Baca juga : Stoknya Kosong, Mengapa Vaksinasi Meningitis Penting untuk Jemaah Umrah?
Masa inkubasi atau periode masuknya kuman hingga timbul gejala awal rata-rata 3-4 hari. Gejala awal meningitis meningokokus tidak spesifik, membuat penyakit ini sulit dideteksi dini. Antara lain, demam, sakit kepala, mual, muntah, dan sakit tenggorokan.
Lalu, dalam 12-15 jam akan muncul gejala yang lebih berat, seperti ruam merah atau biru, nyeri leher, dan fotofobia, yaitu nyeri kepala terasa makin hebat ketika melihat cahaya. Kemudian, dalam waktu 15-24 jam muncul gejala gangguan saraf pusat seperti kebingungan, mengigau, kejang, penurunan kesadaran, hingga kematian.
“Jadi, perkembangannya sangat cepat, dari gejala nonspesifik sampai menyebabkan kefatalan bisa terjadi hanya dalam waktu 24 jam,” kata dr. Handry.
Baca juga : Meningitis pada Anak Sulit Didiagnosis
Pencegahan spesifik terhadap penyakit ini dilakukan melalui vaksinasi meningitis. Saat ini, sudah ada vaksin meningitis yang bisa diberikan pada anak, bahkan bayi dengan usia minimal 9 bulan. Vaksinasi idealnya dilakukan minimal 10 hari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi agar tubuh mendapat kesempatan cukup untuk membangun imunitas.
Tentu saja, imunisasi-imunisasi dasar seperti polio, DPT-Hib, dan PCV juga perlu dilengkapi. Dokter Handry mengatakan, vaksinasi meningitis tidak ‘mengganggu’ jadwal imunisasi rutin karena bisa diberikan bersamaan dengan vaksinasi lain atau selang sehari.
Bagaimana dengan bayi yang usianya kurang dari 9 bulan? “Sebaiknya jangan dibawa umrah, liburan, atau perjalanan apa pun ke Arab Saudi dan negara-negara lain yang termasuk dalam meningitis belt (negara dengan insiden meningitis tinggi),” saran dr. Handry. (X-8)
Kemenkes RI menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/A/3717/2024 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Meningitis Bagi Jamaah Haji dan Umrah.
Persiapan penting yang tidak boleh dilewatkan sebelum berlibur ke luar negeri, yaitu vaksinasi. Berikut ini jenis-jenis vaksin yang perlu didapatkan sebelum berwisata ke luar negeri.
“Hal ini selaras dengan visi Satu Sehat Mobile sebagai aplikasi kesehatan masyarakat, sekaligus langkah awal digitalisasi seluruh sertifikat vaksin non-covid-19 dan imunisasi anak.:
SEBANYAK 537 orang calon jemaah haji asal Kota Tasikmalaya menjadi sasaran target vaksin meningitis sebagai syarat untuk menunaikan rukun Islam kelima.
SEBANYAK 55 Calon Jemaah Haji (CJH) yang dipastikan berangkat musim haji tahun ini wajib melakukan vaksinasi Meningitis. Simak tiga alasan pentingnya vaksinasi meningitis.
Seorang asisten rumah tangga GM (19) diamankan polisi karena membawa bayi dalam keadaan meninggal di Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan, Gambir, Jakarta Pusat
Sebuah tindakan sederhana, seperti memberikan aspirin, dapat mencegah kematian jutaan bayi atau meninggal sebelum lahir di negara berkembang.
Bayi 38 hari di Gresik meninggal diduga karena kaget dengar petasan. Apa bahayanya membuat bayi terkejut dan terhentak? Ini penjelasannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved