Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Berantas Tikus, Kuningan Kembangkan Konservasi Burung Hantu

Nurul Hidayah
15/7/2024 19:12
Berantas Tikus, Kuningan Kembangkan Konservasi Burung Hantu
Rumah burung hantu dibangun di tengah sawah(DOK/MI)

DINAS Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan mengembangkan konservasi burung hantu untuk pemberantasan alami
hama tikus.

"Kuningan bukan wilayah endemik tikus, serangan masih wajar. Namun,  saat ini perlu digalakkan pengendalian hama yang mengganggu tanaman padi dengan cara ramah lingkungan," tutur kepala Diskatan Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah, Senin (15/7).

Untuk itu, lanjut dia, Diskatan Kabupaten Kuningan mengembangkan
pemberantasan hama melalui konservasi burung hantu. Sebanyak 25 lokasi pengembangan sudah dibangun di 10 desa.

Baca juga : Sambut Musim Liburan di Seluruh Jaringan Sapa Raja Hotels Unit Cirebon dan Kuningan

"Serangan tikus pernah terjadi di areal blok Sawah Karuhun Desa Sakerta Timur Kecamatan Darma, dengan luas serangan mencapai 3 hektare," tuturnya.

Untuk areal seluas 5 hektare, menurut Wahyu, ditempatkan paling sedikit 1 rubuha. Sementaran untuk burung hantunya merupakan burung hantu liar yang ada di sekitar lokasi.

"Kita bangun rubuha untuk tempat singgah, bertengger dan rumah burung hantu, sehingga burung hantu yang dikenal sebagai burung yang tidak bisa membuat rumah bisa menetap di rumah yang disediakan. Diharapkan melalui rumah yang disediakan ada proses perkembangbiakan," lanjutnya.

Dia menambahkan banyak manfaat yang didapatkan dengan pemasangan
rubuha. Tidak hanya mengurangi kerusakan lingkungan akibat pestisida
tetapi juga meningkatkan hasil pertanian. "Melalui rubuha maka serangan
tikus dapat terkendali secara maksimal, murah, mudah, efisien dan ramah
lingkungan."

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya